SMAPM 12

670 38 0
                                    

Sekarang, setelah bahagia di atas biang lala, dan puas melihat keindahan Citra Raya dari ketinggian. Kini saatnya Rara turun, menghentikan kesenangannya berada di atas ketinggian dan merasakan angin yang bebas menerpa rambutnya.

"Ke toko Boneka, mau nggak?" Tanya Radit, dan Rara langsung mengangguk. Senang, Radit tahu semua tempat yang ingin Rara kunjungi.

Setelah keluar dari WOW Citra Raya, Kini Rara dan Radit pergi ke toko boneka yang masih berada di kawasan Citra Raya. Perumahan ini dilengkapi oleh seluruh fasilitas penunjang kebutuhan penghuninya. Mulai dari klinik, Apotek, Rumah sakit, Tempat makan ternama dunia, Mall, tempat ibadah umat islam, tempat ibadah umat kristen, sekolah khusus islam, dan sekah khusus kristen. Tak jauh berbeda dengan perumahan modernland tempat Rara dan Radit. tinggal.

Sesuai dengan namanya ' Toko Boneka' toko ini dipenuhi oleh berbagai jenis boneka di setiap sudutnya. Aneka warna membuat ruangan ini indah dipandang oleh mata Rara. Mungkin memang ini yang Rara butuhkan, pemandangan yang berbeda dengan pemandangan yang biasa ia lihat di dalam rumah.

"Mau boneka apa?"

"Hah? Mau dibeliin?"

"Nanya doang. Beli sendiri lah" Ucap Radit sambil menimbulkan senyum jail miliknya.

"Dikirain gitu"

Lagian Rara kenapa juga Rara berpikir seperti itu, padahal hari ini Rara sudah terlalu banyak merepotkan Radit, masuk ke WOW dan hanya naik satu wahana, itu benar-benar merugikan sebenarnya. Dan kini mau membelikan boneka, tidak, tidak. Uang Radit banyak yang terbuang untuk Rara hari ini.

"Eh ada boneka ini?" Radit menunjuk ke arah boneka ikan paus yang ada di official vidio Baby shark.

"Kenapa emangnya" Tanya Rara saat melihat Radit begitu senang dan langsung mengambil boneka itu dari tempatnya.

"Lala, dia suka banget sama boneka ini. Dan, waktu itu gue sempet nyari di Mall, tapi nggak nemu. Pasti dia seneng banget deh kalau gue beliin ini."

"Lo sayang banget sama dia ya Dit?"

"Nggak ada kakak yang nggak sayang sama adiknya Ra, walaupun Lala itu nggak seutuhnya adik kandung gue. Tapi sebagai kakak satu-satunya buat Lala gue harus tetep sayang, dan perhatian sama dia"

Ucapan Radit membuat Rara terdiam 'Nggak ada kakak yang nggak sayang sama adiknya' sekarang, kemana Kak Rani dan Kak Andri pergi saat seharusnya mereka sama-sama saling menguatkan. Rara justru sendirian.

"Ayo ke kasir. Gue mau bayar ini" Ucap Radit yang langsung menarik tangan Rara menuju kasir. Sampai di kasir, Pandangan Rara berkeliling mengitari segala sudut toko. Sampai akhirnya, pandangan mata Rara beralih kepada anak kecil perempuan yang sedang tersenyum girang sambil memeluk sebuah boneka doraemon yang ukurannya lumayan besar.

"Terima kasih ya Ayah" Saat mendengar kata itu diucapkan oleh anak perempuan itu Rara seperti merasa De javu. Persis sama seperti Rara saat masih kecil dulu, saat Rara pergi ke toko boneka dan dibelikan sebuah boneka yang besar oleh ayahnya. Dulu, semua masih indah, permasalahan belum berdatangan, bahkan senyum setiap pagi yang selalu ditampilkan oleh bibir Rara.

Kalau tahu jika menjadi anak dewasa sangat menyakitkan, Rara akan menjadi anak kecil saja. Masalah anak remaja sangat rumit, banyak dan bercabang. Tentang pendidikan, tentang keinginan, tentang pendapat yang ingin didengarkan, tentang cinta remaja yang labil dan nggak konsisten. Masalah remaja banyak, nggak bisa disebutkan satu-persatu.

"Heh, kok malah bengong. Kenapa?" Panggilan Radit yang diiringi dengan sentuhan tangan dibahu membuat Rara terkejut.

"Eh nggak, itu cuma lucu liat anak kecil"

Sahabat Mu, ATAU pacar Mu? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang