Arsal Rean Fernando

116K 3.5K 53
                                    

Hari ini entah kenapa begitu melelahkan baginya, Arsal mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu. Sesekali dia memijit pelipisnya yang berdenyut-denyut.

Brakk.. Pranggg

Arsal menyerngit mendengar suara gaduhan itu, dia mengitari pandangannya mencari suara gaduhan tersebut. Mau tak mau Arsal beranjak dan menghampiri sumber suara itu. Matanya melebar melihat barang kesayangannya pecah menjadi dua, dia berdesis melihat itu.

"S-sorry, Sal."

Arsal mendelik kesal padanya, rahangnya mengeras melihat tampang bego miliknya. Dia menghampirinya dan berjongkok mengambil benda kesayangannya.

"Lo apain barang gue, Sya!!" desisnya menatap pria dihadapannya dengan tajam. Pria itu bergidik ngeri karna mendapatkan tatapan maut miliknya.

"Yaelah gitu aja marah sih." sahutnya berjalan mendekati kasur miliknya. Rahang Arsal semakin mengeras mendengar ucapannya yang kelewat santai itu.

"Gimana gue gak marah, lo matahin barang gue, Sya!!" bentaknya. Pria itu terlonjak kaget mendengar bentakannya. Arsya Dean Fernando, adalah kembarannya, lebih tepatnya dia adalah anak pertama yang keluar dari rahim mamanya - Shafaa.

"Maaf gue gak sengaja, nanti gue gantiin. Gak usah bentak-bentak gue, gue ini abang lo. Dasar adik laknat lo!!"

Arsal mengacak rambutnya kesal, dia menghembuskan nafasnya berat. Arsal menatap benda kesayangannya dengan sendu. Skateboard, barang yang patah menjadi dua bagian.

"Pergi lo dari kamar gue." usir Arsal menatapnya datar. Bukannya beranjak Arsya malah bertiduran dikasur, Arsal menganga melihat sikapnya.

"Gue mager, gak usah maksa gue buat keluar. Gue udah betah."

Seolah kekesalannya sudah diubun-ubun, Arsal membanting skateboard yang ada ditangannya ke lantai.

"DASAR SETAN!! keluar lo."

Ucapan Arsal sama sekali tidak digubris oleh kembarannya, karna kesal melihatnya diam saja. Arsal lebih mengalah untuk keluar dari kamarnya sendiri, dia menutup pintu dengan sangat kasar dan menimbulkan suara yang sangat kencang.

"Astagfirullah, kamu kenapa sayang? Kenapa nutup pintunya gak pelan-pelan." tanya mamanya- Shafaa. Arsal mencoba menetralkan rasa emosinya ini, dia langsung merubah ekspresi wajahnya menjadi lembut menatap mamanya.

"Gak, ma. Nggak papa kok." jawabnya sambil tersenyum tipis. Shafaa memincingkan kedua matanya, menatap dalam-dalam manik mata anaknya.

" Arsya lagi?"

Arsal menghembuskan nafasnya berat, membuat Shafaa tau penyebab anaknya seperti ini.

"Kenapa lagi?"

"Tanya aja sama orangnya sendiri, Arsal pengen ke halaman dulu." ucap Arsal mengecup pipi mamanya. Setelahnya dia melenggang pergi meninggalkan Shafaa yang ke bingungan.

"Ngidam apa aku selama hamil mereka tuhan? Kenapa mereka tidak akur begini sih, sedikit-sedikit bertengkar mulu." gumam Shafaa menghembuskan nafasnya.

Shafaa menarik nafasnya, lalu"ARSYA DEAN FERNANDO, TURUN KAMU SINI." teriak Shafaa sambil berkacak pinggang. Arsya dengan gelagapan turun menemui mamanya yang dia sayangi, tetapi saat melihatnya yang melotot sambil berkacak pinggang, dirinya tau penyebab mamanya seperti sekarang.

Diam-diam Arsal mengintip, dia terkekeh melihat kembarannya sedang dijewer oleh mamanya. Lihatlah wajahnya itu, sungguh Arsal ingin tertawa berbahak melihatnya.

"Lo udah bangunin induk macan sih!?" ucapnya sambil terkekeh.

"Siapa yang kamu maksud induk macan itu?" Arsal segera menoleh kebelakang.

"E—eh, papa." ucap Arsal kikuk. Terlihat papanya ini baru pulang dari kantornya. Aziz menatap anaknya bingung.

"Di dalam kenapa ribut gitu, Sal?" tanya Aziz. Arsal merubah ekspresi wajahnya menjadi santai,"Itu Arsya lagi dijewer sama mama."

Aziz semakin menyerngit,"Kenapa bisa?"

Arsal mengendikkan bahunya, acuh."Tanya aja sama anak papa yang tengil itu." sahutnya, setelahnya dia melenggang pergi entah kemana.

Aziz menghembuskan nafasnya, dia menjadi tau penyebab suara keributan didalam sana. Pasti mereka bertengkar lagi. Kadang Aziz bingung dengan mereka berdua, sedikit-sedikit akur, sedikit-sedikit gak akur membuat dia dan Shafaa menjadi pusing melihat tingkah anak kembarnya ini. Aziz mendesah berat, setelahnya dia masuk kedalam dengan wajah yang kusut.

Tbc

Arsal Rean Fernando

Arsya Dean Fernando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsya Dean Fernando

Arsya Dean Fernando

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvaro's

Ok, see you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ok, see you.

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang