• Cold Prince #62

19.8K 904 29
                                    

Nissa berdecak dan menggerutu kesal. Sudah 15 menit lebih, ia terus menunggu Arsal di pos kampusnya ini. Siang ini begitu terik membuat Nissa mengibaskan tangannya hanya ingin mendapatkan angin. Nissa mengikat rambutnya asal-asalan. Bibirnya maju beberapa centi, layaknya seperti bebek.

"Arsal mana, sih?!" gerutunya sekian kali dan melirik ke arah jam tangannya. Lagi-lagi ia berdecak.

Tin!!!

Nissa menoleh dan melihat motor ninja hitamnya yang ia kenali. Setelah tiba, sang pengendara tersebut membuka helmnya, dan tersenyum lebar menatap gadisnya yang menatapnya kesal.

"Maaf aku lama," Arsal membuka suaranya dengan intonasi lembut. Nissa mengangguk walaupun masih terbesit rasa kesalnya.

"Ayo naik," suruhnya. Nissa mulai menaiki motornya dan memeluknya erat. Dan menyenderkan kepalanya di punggungnya.

Arsal mulai me-gas motornya dengan kecepatan rata-rata. Di sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara. Tujuannya saat ini ke Butik terkenal di Jakarta. Terkenal karna desainnya begitu bagus dan indah. Saat tiba, Arsal segera mematikan deruh mesin motornya.

"Kamu udah telpon Mama kan?" tanya Arsal padanya yang nampak sibuk sedang merapihkan bajunya.

Nissa mengangguk, "Udah. Kata Mama tinggal di ambil aja,"

"Ayo kita masuk," Arsal menarik tangan Nissa memasuki Butik Caramel. Saat di dalam, mereka berdua langsung mendengar seruan lantang.

"Alsallllllllll," seruan dari seorang anak kecil itu berlari kearah yang dia panggil. Arsal segera berjongkok dan merentangkan tangannya.

"Dilga kangen sama Alsal," ucapnya memeluk Arsal begitu erat.

"Arsal juga kangen sama Dirga," sahut Arsal mengelus rambutnya yang halus dan wangi sampo baby.

"Alsal nyali Mama, ya?" tanya Dirga membuat Arsal mengangguk.

"Dimana Mama kamu?"

Dirga kecil menunjuk ke salah satu ruangan dengan telunjuk kecilnya. Lalu ia beralih menatap sosok yang berdiri di samping Arsal yang sedang tersenyum ke arahnya.

"Eh, ada Kak Nissa." Dirga menyengir memperlihatkan giginya yang masih kecil. Nissa segera berjongkok dan mencium pipi gembul miliknya dengan gemas.

"Ihhh, geli tau." ucap Dirga menghindari ciuman dari Nissa.

"Abis Dirga lucu, sih. Bikin Nissa gemes." sahut Nissa di akhiri cubitan gemas di kedua pipinya.

Arsal hanya tersenyum-senyum melihatnya. Ia merasa kalau ia begitu nyaman saat Nissa sedang berinteraksi dengan anak kecil. Ia berpikir Nissa sudah cocok menjadi Ibu dari anak-anaknya.

"Yuk, kita samperin Mama kamu." ucap Arsal dan menggendong tubuh kecil Dirga yang terlihat begitu antusias saat di gendong oleh orang yang begitu special baginya.

Arsal maupun Nissa berjalan ke ruangan yang di tunjuk oleh Dirga tadi. Nissa mengetuk-ngetuk pintu ruangannya dan terdengar suara 'Masuk' dari dalam ruangan tersebut.

Perlahan pintu terbuka menampilkan seseorang yang sibuk men-desain baju. Merasa ada orang yang ingin masuk, Reina menoleh dan langsung mengulum senyumnya saat di lihat siapa yang datang.

"Arsal, Nissa." panggilnya menaruh pensil yang ia pegang dan berjalan cepat menghampiri mereka.

Reina langsung memeluk Nissa.
"Pasti kalian mau ambil gaun pernikahan kalian, kan?" tebak Reina sambil terkekeh renyah.

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang