Saat jam menunjukkan pukul 4.05 pagi, Nissa sudah di sibukkan dengan ini itu yang harus ia kenakan. Rasa bahagianya sama sekali tidak bisa di deskripsikan. Hari-hari yang selalu ia tunggu, kini terwujud. Rasa tegang pun menyerang benaknya.
Entah berapa kali polesan bedak yang menumpuk di wajahnya. Walaupun ia tidak begitu suka, tapi hari ini hari bahagianya. Nissa menyingkirkan dulu rasa tidak sukanya itu, yang terpenting ia bermake-up seperti ini hanya untuk Arsal, yang akan menjadi suaminya hanya tinggal hitungan jam.
Seulasan senyum bahagia nampak terlihat jelas di wajahnya yang sudah di poles make-up itu. Ia memandang dirinya di pantulan cermin. Perfect, Ya Nissa mengakui kalau ia begitu cantik di hari ini. Gaun yang melekat di tubuhnya sangat terlihat begitu pas.
Jantungnya sedari tadi terus berpacu begitu cepat. Membuat tubuh Nissa terasa lemas. Sungguh Nissa begitu gugup, rasanya ia ingin kabur saja. Tapi itu tidak mungkin bukan, dan Nissa pun masih waras.
Nissa tersenyum kembali. Berkali-kali ia terus menarik nafas dan di hembuskan secara perlahan. Namun apa yang ia lakukan tidak berefek sama sekali, malah rasa gugupnya ini semakin menjadi.
Suara decitan pintu membuat Nissa menoleh melihat ke sumbernya. Nampak dua wanita masuk dengan seulasan senyum hangat. Nissa berdiri dan tersenyum kearah mereka berdua.
"Sebentar lagi acaranya segera di mulai, sayang." ujar Shafaa berjalan mendekat di iringi Refa yang mengikutinya di sebelahnya.
"Kamu udah siap?" timpal Refa —mamanya.
Nissa tersenyum tipis."Nggak tau. Nissa deg degan mulu, Ma."
Shafaa maupun Refa tersenyum sumringah saat mendengar jawabannya.
"Soal itu wajar. Kami juga merasakan apa yang kamu rasakan. Yang mesti kamu lakukan hanya rileks sayang." kata Shafaa menjelaskan.
"Udah Nissa coba, tapi gak bisa." sahut Nissa mendesah pelan.
Refa terkekeh mendengarnya, ia mencubit pipi anaknya dengan gemas.
"Kamu ini bisanya bikin Mama greget mulu, ya."
Nissa tersenyum malu menatapnya.
"Hari ini kamu cantik banget, Niss. Mama sampai pangling liat kamu," ungkap Shafaa dengan mata yang berbinar.
Refa mengangguk menyetujui,"Benar. Mama bangga punya anak seperti kamu,"
"Coba kamu putar tubuh kamu," perintah Shafaa yang di balas anggukkan oleh Nissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...