EXTRA PART (4)

26.6K 1K 30
                                    

Dokter itu mengelap peluh keringat yang membanjiri wajahnya. Menghela nafas lega saat tugasnya sudah terselesaikan. Beliau tersenyum tipis, saat melihat perjuangannya yang begitu dasyat.

Di serahkan lah bayi mungil itu pada suster. Dokter itu membuka masker yang menutupi mulutnya, serta membuka jas khususnya. Lalu ia berjalan keluar.

Arsal yang melihat pintu terbuka, dengan sigap menghampirinya langsung dengan wajah cemasnya.

"Gimana, dok?" ucap Arsal panik.

Dokter yang di ketahui bernama Hendra itupun tersenyum simpul.
"Prosesnya berjalan lancar,"

Sudut bibir Arsal berkedut, dan menghela nafas lega. Dalam hatinya Arsal tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih.

"Anak anda di ketahui berjenis kelamin perempuan. Semua organ-organ tubuhnya sudah nampak jelas, namun untuk waktu beberapa bulan anak anda akan kami taruh di inkubator." jelasnya.

Arsal tersenyum sumringah. Dengan bahagianya Arsal spontan memeluk sang dokter. Dr. Hendra pun memaklumi tingkah Arsal ini. Dia juga bisa merasakan apa yang di rasakan oleh Arsal.

"Terus gimana keadaan istri saya, dok?" tanya Arsal tiba-tiba membuat Dr. Hendra itu memudarkan senyuman tipisnya.

Beliau menghela nafas panjang, sebelum mengatakannya."Baru kali ini saya menemukan pasien yang hebat seperti istri anda. Dia berjuang mati-matian hanya untuk menyelamatkan anak kalian, tapi anda harus bersyukur istri anda tidak termasuk dengan pasien yang lain, yang dimana kasusnya sama. Kalau pasien yang lain akan koma bahkan tidak tertolong nyawanya, istri anda tidak. Istri anda hanya kekurangan darah yang membuat kondisi tubuhnya lemas. Namun, untuk dua hari ini istri anda tidak sadarkan diri. Itu semua untuk menstabilkan kondisinya."

Namun nyatanya tidak sesuai apa yang ia harapkan, Arsal tetap bersyukur dengan kondisi Nissa. Ia bersyukur Nissa tidak koma seperti yang lain. Mungkin ini balasan apa yang menimpa istrinya. Tuhan tidak akan menguji makhluknya terlalu lama dan bertubi-tubi bukan?

"Terima kasih, dok."

"Sama-sama. Anda boleh menjenguk istri anda di dalam, tapi hanya lima belas menit saja. Itu pun tidak boleh ramai yang ingin mengunjunginya."

Arsal mengangguk semangat,"Baik, dok."

Perlahan Arsal membuka pintu ruangannya. Kepalanya menyembul dan membuka lebar pintu itu. Pertama kali ia lihat adalah istrinya yang terbaring lemah di atas brankar. Arsal berjalan mendekati brankar itu.

"Kamu hebat, sayang." kata Arsal sambil mengecup kening Nissa lama. Senyuman lebarnya pun sama sekali belum pudar dari wajahnya itu.

Lalu di raihlah tangannya, menggengam dengan erat dan di tatap wajahnya yang terlihat begitu pucat.

"Kamu tau anak kita perempuan. Dan kamu harus cepet bangun biar liat anak kita," oceh Arsal sendiri.

"Makasih karna kamu udah perjuangin ini semua." Arsal tersenyum manis dan mengecup kembali keningnya. Rasa haru pun menyeruak di benaknya.

"Kamu tau sebenernya aku gak setuju sama keputusan kamu. Tapi kamu membuktikan itu semua,"

#FlashbackOn

"Arsal harus selamatin bayi kita." suara yang keluar dari mulutnya terdengar lemah dan pelan. Sesekali Nissa meringis sambil memegang bagian perutnya yang terasa nyeri.

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang