• Cold Prince #32

27.5K 1.2K 7
                                    

Seperti yang dikatakan Arsal beberapa hari yang lalu, hari ini Nissa sudah di perbolehkan untuk pulang oleh pihak rumah sakit. Yang Nissa rasakan, dia begitu bahagia telah meninggalkan tempat terkutuk itu, baginya tempat itu bagaikan neraka, berbagai bau obat sangat menyengat di indera penciumannya. Semua orang ikut mengantarkan Nissa ke rumahnya, ada Kedua orang tua Nissa, Kedua orang tua Arsal dan beberapa temannya yang ikut.

Melihat ada mereka membuat Arsal jadi kesal, moodnya langsung hancur berkeping-keping. Entahlah dia jadi tidak suka Nissa di dekat mereka, ya walaupun mereka adalah orang tua Nissa, Arsal tetaplah Arsal, dia tetap dengan pendiriannya. Arsal tidak ingin Nissa merasa sedih lagi cuma gara-gara mereka, cukup saat ini aja Arsal merasakan ketepurukkan karna penyakit Nissa yang kembali kambuh.

Dengan wajahnya yang ia tekuk, Arsal berkata."Inget pesen dokter tadi, di minum obatnya jangan sampai nggak."

Nissa mengangguk sambil mengulas senyumnya, "Iya, Nissa inget kok. Arsal tenang aja."

Arsal mengangguk samar. Lalu dia membuang muka karna melihat Danis yang datang ke ruang tamu, dia mendelik padanya.

Danis menatap anak atasannya dengan perasaan campur aduk, malu? Tentu saja. Dia telah di marah-marahi oleh anak atasannya karna perbuatan dirinya sendiri. Ya, Danis benar-benar menyesal, dan bersiap akan meminta maaf padanya. Sesaat Danis menghela nafas.

"Maafkan saya, saya dan istri saya mengaku salah. Maafkan saya karna tidak becus mengurus anak saya sendiri. Terima kasih karna kamu sudah menjaga anak saya dengan baik, karna kamu anak saya terlihat bahagia dari sebelumnya yang saya lihat. Apa kamu memaafkan saya?"

Arsal mendengus, lalu matanya beralih menatap papanya yang melotot padanya. Arsal semakin mendengus kasar.

"Kalian gak perlu minta maaf sama saya, seharusnya kalian bilang itu ke Nissa, bukan ke saya! Emang kalian punya salah apa ke saya? Perasaan nggak kan? Yang bikin saya marah adalah perilaku kalian sama Nissa, kalian terlihat sangat gak peduli sama anaknya sendiri. Jadi, minta maaf sama Nissa bukan sama saya!" ketus Arsal sedikit mendelik padanya. Danis menunduk, dia merasa malu pada dirinya sendiri, apalagi masalah keluarganya di ketahui oleh anak atasannya yaitu Aziz Alvaro Fernando, si pengusaha terkenal sejagat raya, perusahaannya ada di mana-mana.

Nissa memejamkan matanya rapat, mendengar ucapan Arsal membuat Nissa degdegan gak karuan. Apalagi dia melihat papanya mendekat kearahnya, membuat Nissa tidak bisa lagi berkutik sama sekali. Mulutnya menjadi keluh.

Terdengar hembusan nafas berat dari papanya, lalu dia mendongak melihat anakya dengan teliti. Rambut yang dulunya panjang dan lebat, kini sudah menipis karna faktor pusing yang luar biasa. Danis mengulas senyum tipisnya.

"Maafin papa Niss! Papa egois, papa lebih mementingkan dunia kerjaan papa di banding kamu, anak papa, darah daging papa sendiri. Udah banyak air mata yang keluar dari mata kamu cuma gara-gara papa, kamu tersiksa batin maupun fisik, tapi papa gak ada di samping kamu di saat kamu sedang membutuhkan kami. Maafin papa ya..." Danis tersenyum getir melihat wajah anaknya yang tidak ada ekspresi sama sekali, raut wajahnya menjadi datar setelah Danis mengatakan ucapan itu. Danis pasrah, dia sangat pasrah Nissa memaafkannya atau tidak, lagian ini kesalahannya kan? Lalu buat apa Danis harus marah karna tidak di maafkan oleh anaknya sendiri.

Suasana menjadi hening dan tegang, anak dan bapaknya itu membuat mereka semua yang melihatnya bisa merasakan di posisi Danis dan juga Nissa. Refa yang tidak bisa menahan tangisannya akhirnya pecah begitu saja, Darrel yang kebetulan di samping Refa langsung memeluk mama tersayangnya. Refa menangis sejadi-jadinya, dia merasa menjadi ibu yang tidak berguna untuk anaknya sendiri. Darrel terus mengucapkan kata-kata penenang untuk mamanya, di sebrang mereka Aziz dan Shafaa hanya melihat dengan tatapan yang sulit di artikan, Aziz tersenyum bangga pada anaknya, anaknya bisa membuat bapak dan anaknya menjadi keluarga yang saling menyayangi satu sama lain, tidak ada penghalang lagi antara mereka untuk bisa menghabiskan waktu bersama. Dan Shafaa mengangis haru, dia melihat Arsal dengan tatapan sayang.

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang