• Cold Prince #20b

31.1K 1.5K 44
                                    

Arsal tertegun, dia tidak mampu mengeluarkan satu kata pun. Tubuhnya dengan seketika menjadi kaku, dan bibirnya mendadak keluh. Darahnya mendesir hebat dan detak jantungnya berdetak begitu kencang. Apa yang dikatanya membuat Arsal terhenyuh, apa dia harus membalas Perasaannya? Jujur kali ini baru ada rasa nyaman bila berdekatan dengannya. Cinta? Belum ada perasaan itu dibenaknya. Hanya kenyamanan yang menggila jika berduan dengannya.

••••••

"Hey, kenapa bengong? Nissa gak maksa Arsal buat bales perasaan Nissa, biarin rasa itu dengan sendirinya muncul di diri Arsal." ucap Nissa jeda dua menit."Samperin Ilham yuk, kayanya dia lagi ribet bakar jagungnya." Nissa menarik tangan Arsal mendekati Ilham yang nampak kesusahan membakar jagung.

"Ham, perlu Nissa bantu?" tanya Nissa membuat Ilham menegok ke samping. Ilham melotot melihat penampilannya yang bikin tercengang. Ilham mengerjapkan matanya, dia menatap Nissa dengan senyuman di wajahnya.

"Malem ini lo cantik, Niss." ucap Ilham begitu saja, Nissa hanya tersenyum mendengar ucapannya. Di banding Arsal, dia memutar kedua matanya.

"Kapan lo bakar jagungnya, Ham? Gue laper!" ketus Arsal menatap Ilham tajam. Ilham beralih menatapnya dengan cengiran lebar di wajahnya.

"Sabar kali, Sal."

Arsal mendengus melihat tingkahnya. Detik demi detik, menit demi menit kini sudah ramai di halaman belakang. Teman-temannya kini sudah hadir semua, suasana begitu riuh sekarang. Banyak yang sibuk menyiapkan atau membakar jagung. Arsal yang menyiapkan arang, sedangkan Nissa mengoleskan mentega ke jagung itu.

Ilham dan Bobi bertugas menyiapkan minuman di meja sudut kanan, sedangkan Aziz dan Shafaa membantu beberapa orang yang membakar jagung. Arsya dan Irene bertugas memisahkan jagung itu ke piring yang sudah di sediakan.

"Sal, kamar mandi dimana?" tanya Nissa yang sudah menyelesaikan kegiatannya. Arsal menoleh dan mengibaskan kedua tangannya membersihkan arang yang menempel di tangannya.

"Deket dapur, lo mau kesana?" jawabnya, Nissa mengangguk membalasnya."Bareng sama gue." lanjut Arsal berdiri dari duduknya.

Saat Arsal melihat wajahnya dengan jarak dekat, dia terkekeh melihat ada noda mentega di wajahnya. Nissa menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa ketawa?"

Arsal diam, lalu dia menunjuk pipinya yang terkena noda itu."Pipi lo ada apaan tuh."

Nissa meraba-raba pipinya,"Mana? Nggak ada apa-apa."

Arsal maju selangkah, lalu kedua tangannya terangkat menghapus bekas noda itu. Nissa tertegun menerima perilakunya. Arsal menghapusnya dengan ibu jari miliknya. Gerakannya begitu pelan membuat jantung Nissa berdegup  begitu kencang.

"Udah. Tadi ada mentega di pipi lo Niss," ucap Arsal memberitahu. Nissa mangut-mangut pelan."Udah ayo katanya mau ke kamar mandi."

Dengan sekali lagi Nissa mangut-mangut. Arsal mengulum senyuman tipis lalu tangannya menyisir rambutnya ke belakang di sela-sela jarinya. Saat ingin berbelok ke kanan, Nissa menabrak seseorang membuat tubuhnya oleng, dengan sigap Arsal menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.

Saat ingin menegurnya, Arsal melebarkan kedua matanya. Terkejut melihatnya disini dengan raut tak kalah terkejutnya. Senyuman lebar menghiasi kedua pria itu. Arsal dan dia menjabat tangan dan berpelukan ala pria.

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang