Hari ini, entah kenapa Nissa bermalas-malasan. Sekarang Hari Minggu, yang dimana Nissa ingin menghabiskan waktunya dirumahnya. Tapi hari ini tidak seperti Minggu yang lalu, Nissa terlihat tidak punya semangat hidup. Yang Nissa lakukan, menonton film yang membuatnya baper, dan dihadapannya sangat banyak makanan ringan. Sudah berapa kali, Nissa mengambil makanan didapur karna yang ini sudah abis.
Semua anggota keluarganya ada dirumah, Danis, Refa, dan Darrel. Mereka seperti biasa ada dirumah setiap minggunya. Mereka menggelengkan kepalanya melihat, Nissa yang nampak sibuk dengan dunianya. Apalagi sampah makanan ringan itu ada dimana-mana.
Nissa menghembuskan nafasnya, dia sudah merasa bosan dan jenuh. Mau pergi juga sama siapa? Kalau Dara, dia lagi jalan sama pacarnya, dan itu pasti. Ilham? Dia bilang kalau ingin kerumah neneknya. Qaqa? Entah kenapa dari pagi, Qaqa sama sekali tidak aktif nomer telponnya. Sedangkan Arsal? Dia bilang kalau hari ini, dia akan belajar full day, Arsal bilang, dia tidak bisa mengirim pesan atau menelpon Nissa. Dan Nissa memaklumin itu.
Pergerakkan disofa membuat Nissa menoleh, Darrel duduk sambil ikut memakan makanan ringan yang Nissa ambil.
Sambil mengunyah, Darrel berkata,"Kenapa? Kayanya murung banget hari ini."
"Nissa bosen, Kak."
Darrel ber-oh dan melanjutkan permainan gamenya yaitu Mobile Lagends.
Nissa mendengus melihatnya.
Lalu keadaan hening. Nissa begitu serius menonton film drama korea yang telah menguras air matanya. Ditangannya sudah ada tissue yang siap mengelap ingusnya. Darrel yang sedang serius memainkan permainan gamenya, menyerngit bingung mendengar suara yang sedang menangis. Dia menoleh dan agak terkejut melihat Nissa yang sedang menangis. Lalu matanya melihat arah mata Nissa, dan saat itu Darrel tau kenapa adiknya bisa sampai menangis.
"Dek, mending kamu weekend sana. Kaya gak ada semangat hidup aja, minggu tuh waktunya liburan, bukan nonton drakor yang ujung-ujungnya buat kamu nangis. Sayang-sayang buang air mata doang." ceplos Darrel membuat Nissa menoleh dengan kedua mata yang memerah, akibat nangis tadi.
Nissa mendesah pelan. "Mau Weekend sama siapa, kak? Temen-temen Nissa juga lagi pada sibuk." Nissa memanyunkan bibirnya, sambil merenggut.
Darrel terkekeh,"Miris banget ya hidup kamu. Ajak Qaqa atau siapa kek, sana."
"Justru Qaqa gak bisa dihubungin."
Darrel tertawa renyah."Kasian. Sebenernya Kakak pengen Weekend juga sih, tapi jam sebelas nanti Kakak harus jalan dulu. Biasalah.."
Nissa mendelik padanya sambil melipatkan tangannya didada. Dia benar-benar penat hari ini, dia ingin weekend.
Tak lama, suara bel berbunyi membuat Nissa langsung menoleh melihat pintunya. Nissa menyerngit, siapa yang datang kerumahnya. Dia bangun dan berjalan menuju pintunya. Perlahan namun pasti Nissa mulai membukanya, dan mendapati seseorang yang sedari tadi dia tunggu. Siapa lagi kalau bukan, Qaqa.
"Hayy." sapanya tersenyum sumringah. Nissa melihatnya dari atas sampai bawah entah kenapa melihat Qaqa memakai kacamata hitam, terlihat begitu manis saat kacamata itu bertengger dihidungnya. Apalagi stylenya saat ini, begitu santai tapi terlihat keren.
Qaqa yang bingung sapanya tidak dibalas, menjentikkan tangannya didepan wajahnya yang berhasil membuat Nissa mengerjapkan kedua matanya. Nissa yang salah tingkah, langsung merubah ekspresi. Dia mendelik kesal pada pria satu ini. Kedua tangannya dia lipat didada, seraya menenggakkan tubuhnya.
"Kenapa?" ketus Nissa, melihatnya sedikit gak nyelow. Qaqa menaikkan sebelah alisnya, bingung.
"Ketus amat, Neng? Masih pagi padahal mah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...