• Cold Prince #5

37.8K 1.8K 27
                                    

"Loh, Arsal belum pulang?" ucapnya, Arsal menoleh ke samping lalu dia berdecak karna bertemu dengannya terus.

"Menurut lo?!"

Nissa menggeleng,"Belum."

"Yaudah,"

Nissa menghembuskan nafasnya, lalu dia duduk di sampingnya. Arsal menyerngit melihat Nissa yang ikut-ikutan duduk."Lo belum pulang?"

"Pulang kok," jawabnya sambil mengayunkan kedua kakinya.

Arsal menyerngit bingung,"Terus ngapain disini?"

"Temenin Arsal lah mau ngapain lagi coba?"

Arsal memutar kedua matanya,"Pulang, gue gak butuh di temenin sama lo." ucapnya membuat Nissa tersenyum kecut. Kenapa disaat Nissa berdekatan dengannya, Nissa harus menghadapi perkataanya yang pedas itu. Apa Arsal tidak berpikir dulu sebelum mengucapkannya? Sakit, iya sangat sakit yang Nissa rasakan.

Nissa menghembuskan nafasnya berat,"Bener Arsal gak mau di temenin sama Nissa?"

"Iya, sana pergi." ucapnya tanpa melihat kearahnya. Nissa mengulas senyuman untuknya, sebelum melangkahkan kakinya Nissa menepuk-nepuk bahu Arsal dengan pelan."Nissa pulang dulu ya, hati-hati Sal."

Setelahnya Nissa pun meninggalkannya dengan berat hati. Mau sampai kapan Nissa seperti ini, mengejar pria yang sama sekali tidak mencintai kita. Ternyata cinta bertepuk sebelah tangan itu terasa sakit. Arsal menatap punggung Nissa yang kini semakin menjauh dengan tatapan sulit diartikan. Arsal menghembuskan nafasnya berat.

Arsal beranjak dan menyetopkan taksi, dia segera masuk dengan perasaan yang tidak bisa di deskripsikan. Sudah dua tahun ini Arsal harus menghadapi sikap Nissa, lelah tentu saja. Setiap hari Nissa mengucapkan kalimat sama yang membuat Arsal jengah.

...

"Pak tunggu sebentar saya mau ambil duit dulu," ucap Arsal pada supir taksi tersebut.

"Den kenapa taksi itu belum pergi?" tanya pak Udin tukang kebun rumahnya, Arsal menoleh menatapnya,"Saya mau ambil duit dulu."

Pak Udin menyerngit, "Emang den Arsal gak bawa duit?"

"Ketinggalan di mobil."

Pak Udin mangut-mangut."Pake duit bapak dulu den."

"Bener nggak papa?" pak Udin menggeleng sambil tersenyum."Iya den, nggak papa."

Arsal mengangguk,"makasih pak." Arsal pun masuk ke dalam rumahnya. Arsal mendesah pelan, rasa kesal belum hilang dari benaknya.

Arsal menyerngit mendengar suara seseorang yang sedang mengobrol, dia menghampiri ke sumber suara itu.

"Alsalllll." seru anak kecil tampak senang bertemu dengannya. Anak kecil itu turun dari pangkuan mamanya, dia berlari kearahnya dan memeluk kaki Arsal dengan erat.

Arsal mensejajarkan tubuhnya dengannya, dia mengelus pipi gembulnya."Dilga angen sama Alsal." ucapnya membuat Arsal menaikkan sudut bibirnya. Dia segera menggendong anak kecil itu.

"Arsal juga kangen sama Dirga." Arsal mengusap pelan rambut tipisnya. Dia menghampiri mamanya yang sedang duduk dengan istri kakaknya- Arka.

"Gimana kabar kamu, Sal?" tanya Rayna membuka suara. Arsal mendudukkan Dirga di pangkuannya, lalu dia menatap Rayna."Baik, tan."

"Sal, minggu besok Dirga untuk sementara bermalam disini. Rayna sama Arka pengen ke luar kota," ucap Shafaa sambil mengelus pipi Dirga.

Arsal mengangguk,"Iya nggak papa, lagian aku seneng ada Dirga disini."

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang