• Cold Prince #4

42.1K 2.2K 100
                                    

Arsal yang tengah memasuki kantin dengan seketika tubuhnya menegang karna seseorang yang memeluk sebelah tangannya dengan erat. Dia segera menoleh mendapati Nissa sedang tersenyum manis padanya.

"Hi calon pacar," serunya. Arsal segera mendorong tubuhnya pelan, dia melotot padanya. Justru yang di pelototkan memberikan senyuman terbaiknya.

"Pergi lo jangan ganggu gue," usir Arsal menatapnya jengah. Nissa memanyunkan bibirnya, dia berdecak gemas pada Arsal."Ih Arsal kok ngusir Nissa sih? Jadi cowok jangan jutek-jutek napa!!"

Arsal memutar kedua matanya,"Suka-suka gue, kenapa lo yang ribet."

Nissa semakin memanyunkan bibirnya, dia berpikir bagaimana dia bisa saling berbicara padanya, ya walaupun dalam pembicaraan itu mereka saling berdebat.

"Arsal mau gak? Ini Nissa beliin buat Arsal, enak loh." Nissa menyodorkan permen lolipop padanya, dia tersenyum yang memperlihatkan deretan giginya yang tersusun rapih. Arsal menaikkan sebelah alisnya,"Emang lo pikir gue masih bocah apa?"

Perlahan senyuman itu memudar, Nissa tertunduk memandang permen lolipop itu dengan sendu. Dia berjalan mendekati tempat sampah, setelahnya Nissa buang permen tersebut.

"Ngapain di buang? Kan sayang." ucap Arsal bingung, Nissa menoleh menatapnya,"Kan Arsal gak mau, yaudah Nissa buang aja." cibirnya.

Arsal mendengus,"Lo beli pake duit kan? Sama aja lo buang-buang duit, Niss. Sayang mending di tabung."

Nissa memincingkan kedua matanya,"Coba ulangin kata terakhir." pintanya tidak sabar. Arsal menyerngit,"Sayang mending di tabung."

Nissa menyengir sangat lebar, Arsal dibuat bingung dengan sikapnya. Nissa mendekat kearahnya yang membuat Arsal was-was seketika.

"Iya sayang, Nissa tabung kok duitnya" kekehnya. Arsal melebarkan matanya terkejut mendengar ucapannya. Nissa melambaikan tangannya di depan wajahnya, Arsal mengerjap-ngerjapkan matanya, dia kembali seperti semula.

"Udah awas, jangan ganggu gue lagi." ketusnya meninggalkan Nissa yang tertawa. Mana mungkin seorang Arsal dengan mudah terperangkap oleh ucapan Nissa. Dia menghembuskan nafasnya berat.

"SAYANG ARSAL, TUNGGUIN NISSA!!" teriaknya membuat siapa pun yang mendengarnya menganga lebar. Nissa segera lari kearahnya,"ARSAL IH!! TUNGGUIN NISSA NAPA!!" lanjutnya kembali.

Arsal mempercepat langkahnya, dia sedikit menoleh ke belakang melihat Nissa yang lari kearahnya.

"Aduh, Arsal kepala Nissa sakit." ringis Nissa setengah berteriak. Arsal memberhentikan langkahnya seraya menoleh kearahnya. Dia segera berjalan kearahnya dengan wajah yang... Panik?

"Mana yang sakit?" ucap Arsal panik.

"Ini kepala Nissa sakit." tunjuknya pada kepalannya sendiri, mengingat penyakit Nissa membuat Arsal entah kenapa panik seketika. Dengan sigap Arsal merangkul Nissa untuk menuju ke ruang UKS. Dalam hati Nissa tersenyum puas apa yang dia lakukan.

Dengan bohong, Nissa sesekali meringis agar kebohongannya ini tidak terlihat. Sesampainya di UKS, Arsal segera mendudukkan Nissa di sofa. Arsal menuangkan air putih untuknya, lalu dia kasih minum itu untuknya. Dengan senang hati Nissa menerima minum tersebut.

"Tunggu sebentar," Ucap Arsal setelahnya mencari obat di kotak-kotak yang sudah disediakan. Matanya dengan teliti mencari obat pusing. Setelah dapat Arsal dengan cepat mengasihnya pada Nissa."Nih minum obatnya buruan."

Nissa mengangguk menerima perintahnya.

"Masih sakit Arsal." rengek Nissa setelah minum obatnya, Arsal menggaruk kepalanya bingung harus melakukan apa."Tunggu sebentar, obatnya belum beraksi kali."

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang