• Cold Prince #24

27.6K 1.5K 79
                                    

"Apa?" suara melengking seseorang. Membuat semua mata tertuju pada nya yang terlihat sangat shock.

Bukan itu bukan suara Juan yang melengking, suara itu berasal dari ujung koridor.

🍒🍒🍒

D

erap langkah begitu terdengar, suasana hening seketika. Dia begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan Arsal, sesak, kenyataan dia sudah punya pacar. Alis Arsal mengkerut melihatnya yang baru sampai, di mata itu tersirat kekecewaan dan kesedihan, entah apa yang terjadi, Arsal tidak tau.

Arsal mengatur nafasnya yang memburu pasca kejadian tadi, dia menarik tangan Nissa agar mereka berdekatan. Lalu matanya beralih pada Juan yang masih bungkam.

"Jauhin Nissa! Jangan pernah ngehadang kaya tadi, inget status gue saat lo coba deketin dia!" tekan Arsal menatapnya tajam. Arsal segera menarik tangan Nissa, pergi menjauh dari tempat itu.

Wanita itu melihat kepergian Arsal dengan tatapan sedih, kecewa menjadi satu. Dia meremas roknya kuat, tak kuasa menahan air matanya, dia pergi saat itu juga. Ya, suara lengkingan tadi milik Rere, dia benar-benar terkejut.

Gue pikir, gue pindah kesini gue bisa deket sama lo, Sal. Tapi dugaan gue salah, justru lo udah punya pacar tanpa sepengetahuan gue. Batin Rere sedih.

....

Nissa menarik kuat tangan yang dicekal olehnya, dia mengusap-ngusap bekas cekalannya. Kesal, yang dia rasakan saat ini. Nissa menatap Arsal dengan tatapan sulit diartikan. Hatinya sakit, jika kata-kata itu keluar dari bibirnya. Untuk kedua kalinya Arsal mengucapkan dia adalah kekasihnya, sakit lah gila, kalau diantara kita gak ada hubungan apa-apa dan hanya status teman. Kenapa responnya sampai seperti tadi, kenapa dia selalu mengucapkan kalimat itu. Harusnya respon dia biasa saja kan? Tidak kaya tadi sampai tersulut emosi segala.

Nissa tertunduk, hatinya benar-benar hancur. Kalau Arsal tidak ingin membalas perasaannya, setidaknya jangan mengucapkan kalimat itu yang membuat hatinya sakit. Kalau faktanya saja kita sama sekali tidak pacaran.

"Kenapa." lirih Nissa menatapnya sendu. Arsal maju selangkah, tapi tangan Nissa merentang memintanya untuk tidak mendekat. "Untuk kedua kalinya Arsal mengucapkan itu, sebelumnya sama Qaqa dan sekarang sama Juan. Kita disini gak ada hubungan apa-apa, justru Arsal yang bilang kaya tadi buat hati Nissa sakit. Kalau kenyataannya aja kita sama sekali gak pacaran! Buat apa Arsal mengucapkan itu? Yang Nissa tau Arsal gak suka kan sama Nissa, lantas kenapa Arsal bilang kaya tadi."

"Arsal tau, Nissa seneng Arsal bilang kaya tadi. Tapi rasa seneng itu gak berlangsung lama, Nissa sadar bahwa apa yang Arsal katakan itu bohong! Arsal sama aja permainin perasaan Nissa!"

Arsal memejamkan matanya, tangannya terkepal kuat karna mendengar tangisannya. Jujur Arsal tidak ada niatan untuk mempermainkan perasaannya, hanya saja...

Dia tidak suka jika ada yang mendekatinya termasuk kedua temannya. Mengenai kalimat itu, Arsal mengucapkan itu reflek, pokoknya disaat itu pikiran dan hati keinti yang sama, yaitu hanya ada kata 'pacar'.

Arsal membuka kembali matanya, dia tatap Nissa yang sudah sesenggukkan pelan. Hatinya tidak rela melihat Nissa menangis di depannya, apalagi dia menangis karna ulah dirinya sendiri. Arsal benar-benar meruntukkan dirinya sendiri.

Perlahan Nissa mendongak menatap pria di hadapannya dengan air mata yang berlinang, Arsal membalas tatapan itu hangat, mencoba menyalurkan perasaannya. Dia maju selangkah dan menangkup wajah manisnya. Diusap air mata yang berlinang di pipinya dengan kedua jempolnya.

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang