"Bisa gak jangan ngikutin Nissa terus!!" Nissa menggerutu sekian kalinya. Dia mengkerutkan keningnya, kesal dengan jalan yang dia hentakkan. Dengan tampang santai, Juan menggeleng.
Nissa mendelik, lalu melenggang pergi meninggalkannya. Kedua pipinya menggembung, dia benar-benar kesal sekaligus muak. Juan dengan gerakkan cepat, langsung menyamai langkahnya.
"Kemarin gue bilang apa, seterusnya lo sama gue." ceplos Juan santai sambil mengunyah permen karet.
Nissa mendelik sekian kalinya."Emang situ siapanya Nissa! Hah?!" dadanya naik turun, cukup sudah pria satu ini terus terusan ngintilinnya. Juan tertegun, melihat Nissa membentaknya.
Juan terkekeh membuat Nissa bingung. Dengan keadaan seperti ini, Juan masih bisa tertawa??
"Mulut lo itu pedes juga ya..." Juan mendekat, dan berjalan memutari tubuhnya. "Rasanya pengen gue cium." bisiknya tepat ditelinga Nissa.
Nissa melebarkan matanya. Dia segera mendorong tubuhnya dan rasanya rasa kekesalannya ini sudah tidak bisa dia tahan lagi.
"Pergi!! Jangan pernah munculin muka lagi dihadapan Nissa!! Ngeselin, cuma bisa bikin Nissa kesel doang. Awas aja, ngikutin Nissa lagi." ancamnya dengan mata yang melotot lebar. Bahkan saat melotot, Nissa tidak terkesan seram, tapi lucu dimata Juan.
Juan tidak mendengar ucapannya, apa yang dikatakan Nissa sudah Juan anggap angin lewat.
"Kalau gue maunya ngikutin lo gimana?" tantang Juan dengan sebelah alis yang dia naikkan. Nissa melihat Juan tidak percaya, pria seperti Juan sudah menguras tenaganya karna mendengar ucapannya saja? What the hell!!
Nissa memincingkan kedua matanya, dia maju selangkah lalu dengan keberanian yang meletup-letup, Nissa langsung menjenggut rambutnya kencang.
"Nissa bakal ngelakuin kaya gini, puas?!" ketus Nissa menatapnya tajam.
Juan menggosok-gosok rambut yang dia tarik, terasa sangat sakit. Bukan main tarikkannya itu benar-benar kencang. Juan mendengus sambil menatapnya dan melipatkan tangannya didada. Juan maju selangkah dan kurang lebih jarak mereka tinggal 3 jengkal.
Nissa diam, masih menatapnya kesal. Tapi semakin lama Juan semakin memajukkan wajahnya membuat Nissa memundurkan kepalanya kebelakang.
"Mau apa, hah?!" galak Nissa melotot padanya. Juan diam, dia menatap satu titik, yaitu manik matanya yang begitu meneduhkan, membuat Juan nyaman melihat manik mata itu."Jangan macem-macem, " lanjutnya menunjuk tepat diwajah Juan.
Juan tersenyum singkat, ekspresi seperti ini membuat Juan ketagihan untuk melihatnya lagi. Dan sekarang, Juan telah melihatnya.
Juan menghiraukan ucapan Nissa, dia semakin memajukan wajahnya sambil memiringkan kepalanya. Nissa menegang, dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain diam dan diam.
Satu detik lagi.. Juan memejamkan matanya saat bibirnya bersentuhan dengan kulit mulusnya. Juan menempelkan bibirnya dipipi milik Nissa dengan gerakkan lembut. Kecupan itu begitu lama, membuat Juan begitu menikmatinya.
Yang terjadi pada Nissa. Dia tidak bisa bertindak apa-apa, tubuhnya kaku untuk digerakkan hanya bola matanya yang bergerak kesana kemari. Juan menjauhkan wajahnya, ditatap wajahnya itu. Ekspresi yang terlihat kaget dan tidak percaya, membuat Nissa seperti orang linglung.
Juan tersenyum lebar, lalu dia memajukan wajahnya lagi berniat mengecup keningnya, tapi saat bibir miliknya ingin bersentuhan kembali, tubuhnya tiba-tiba saja melayang kebelakang dan langsung menerima hajaran keras dirahangnya.
"Bangsat!! Apa yang lo lakuin!!" geramnya menatapnya dengan penuh amarah.
Juan yang terjatuh, dengan darah yang keluar disudut bibirnya, tersenyum miring melihat siapa dihadapannya. Perlahan Juan bangkit sambil memegang rahangnya yang terkena pukulan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...