Juan mengacak rambutnya kasar. Wajahnya terlihat begitu lelah. Saat tiba di Negara kelahirannya Juan pulang untuk membawa motornya. Lalu ia langsung ke rumah sakit yang dimana Papanya di rawat disana. Juan tidak kuat melihat Mama dan Kakaknya yang saling menangis satu sama lain. Lelah, Juan lelah melihat itu. Ia tidak bisa berbuat apalagi, selain diam. Juan menyalakan mesin motornya dan melaju begitu cepat. Sempat Juan mendengar cacian makian yang di lontarkan oleh mereka yang sedang berjalan kaki.
Juan mengumpat dalam hati karna tiba-tiba saja ban motornya kempes. Ia menyesal membawa motor klasik daripada motor ninjanya. Ia membuka helmnya dan menendang ban bagian belakang yang kempes.
"Shit!"
Dengan amat terpaksa Juan menepi ke samping jalan. Ia duduk sambil memainkan ponselnya, berniat menghubungkan temannya agar menjemput dirinya. Saat sedang serius memainkan ponselnya, ada motor ninja yang melaju begitu cepat sampai mengenai genangan air di jalan, yang mengakibatkan Juan terkena cipratan genangan air itu.
"Bangsat! Lo bisa bawa motor gak?" seru Juan terkejut dan marah. Rahangnya mengeras melihat motor ninja itu yang berhenti agak jauh dari tempat Juan. Dengan langkah tegas, Juan menghampiri orang tersebut dengan kedua tangan yang terkepal kuat.
"Lo bisa bawa motor gak sih? Ada genangan air aja di lewatin!!" kata Juan setelah sampai di samping orang tersebut. Merasa ada orang di sampingnya, orang tersebut menoleh sambil membuka helmnya.
"Arsal." Juan sempat kaget saat helm itu terlepas dari wajahnya. Ia sampai mundur satu langkah. Arsal yang kenal dengan orang itu, menatapnya tajam.
Juan tersenyum sinis padanya. Ia mengangkat dagunya seolah menantang dengannya.
"Dimana Nissa!!" suara berat dan tegas telah keluar dari bibirnya. Arsal menatapnya dengan kobaran kebencian yang begitu mendalam.
"Buat apa lo nanyain dia?" sahut Juan ngegas, membuat Arsal terpancing emosi dan mengahajar rahangnya dengan keras.
"Gue berhak nanya. Yang ada lo! Buat apa lo deketin Nissa yang lo sendiri tau Nissa punya gue."
Juan mengelap sudut bibirnya yang keluar darah. Ia tersenyum miring, dan melayangkan tangannya untuk membalasnya. Tapi Arsal lebih cepat, ia memegang tangan Juan yang ingin menghajar dirinya.
Arsal berdiri dari duduknya di jok motornya. Ia menyeretnya dan memukul membabi buta untuknya. Arsal tidak memberi ampun untuknya yang sekedar menghirup udara. Juan sudah terlihat mengenaskan. Darah segar sudah memunuhi wajah tampannya.
"Anjing!! Dimana Nissa!! Gue gak akan biarin lo hidup, bangsat!!" Arsal terus menghajarnya tanpa ampun. Beruntungnya jalanan ini sepi, jadi memberikan akses untuk Arsal meluapkan emosinya yang terpendam beberapa hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Roman pour Adolescents(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...