"Sampai kapan pun Nissa cinta sama Arsal, Nissa gak peduli Arsal nerimanya atau engga. Pokoknya mulai detik ini Arsal jadi milik Nissa!!" teriaknya nyaring ditengah lapangan, dadanya naik turun mencoba mengatur nafasnya yang memburu.
Arsal meremas bola basket dengan kuat, wajahnya sudah memerah padam. Apalagi ucapan Nissa tadi menimbulkan suara jeritan kaum hawa yang tidak sengaja melihat kearah mereka.
Nissa mendengus sebal karna Arsal tidak menoleh sama sekali, dengan perasaan kesal Nissa berjalan menghampirinya.
"Sial!! Mau apalagi sih." desis Arsal pelan."Arsal ihh!!" ucapnya tiba-tiba membuat Arsal terlonjak kaget melihat Nissa yang sudah di sampingnya. "Dengerin Nissa gak sih?!" lanjutnya.
Arsal menatap Nissa dengan tajam, tetapi sebaliknya Nissa menatap Arsal dengan senyuman manis di wajahnya.
"Mau lo apa sih? Jangan ganggu gue bisa gak, sehari aja!! Dasar cewek gak tau malu." sentak Arsal lantang. Nissa terkejut mendengar sentakkannya, hatinya sakit karna pria yang selama ini dia cintai membentaknya. Walaupun Arsal bersikap kasar padanya, rasa cinta Nissa tidak akan pudar.
"Mau Nissa cuma Arsal jadi milik Nissa. Apa itu susah ya? Arsal tinggal bilang 'iya' doang kok." jawabnya polos. Arsal mendesah berat, sungguh dia sangat lelah menghadapi cewek di hadapannya ini.
"Denger baik-baik, sampai kapan pun gue gak akan jadi milik lo. Jadi cewek jangan caper, karna gue benci cewek caper seperti lo!! Mulai sekarang lo jangan pernah lagi usik kehidupan gue!!?" ucap Arsal penuh penekanan. Sorot matanya memandang Nissa dengan tatapan tajam, Nissa bergidik ngeri karna mendapatkan tatapan itu. Setelah Arsal mengeluarkan uneg-unegnya, dia langsung melenggang pergi begitu saja. Nissa menatap punggungnya dengan perasaan yang beraneka ragam, kecewa, sedih, sesak menjadi satu. Nissa menghembuskan nafasnya berat.
"Nissa gak akan nyerah gitu aja, Nissa bakal ngelakuin segala cara buat ngambil perhatian Arsal. Maafin Nissa karna Nissa udah ngehancurin mood Arsal." gumamnya sambil menundukkan kepalanya.
.....
Bel sudah berdering dengan nyaringnya sekitar dua menit yang lalu, Nissa sudah bersiap untuk pulang. Dia berjalan menuju gerbang dengan senyuman seperti biasanya. Ekor matanya tidak sengaja melihat Arsal yang akan siap me-gas motor ninjanya. Nissa berlari kearahnya dan berhenti di depan motornya.
Arsal melotot padanya, hampir saja Nissa d di tabrak oleh motornya. Arsal mendengus sebal padanya.
"Sal, Nissa nebeng ya. Nggak papa kan kali-kali gitu." ucap Nissa menatapnya memelas.
"Nggak. Sana pergi mau gue tabrak lo!!"
Nissa memanyunkan bibirnya,"Pelit ih. Sekali doang Sal, boleh ya."
Arsal mendelik kesal padanya,"Gue bilang nggak ya nggak!!"
Nissa tertunduk menyembunyikan wajahnya yang akan siap menangis, Arsal menghembuskan nafasnya berat.
"Jangan nangis, gak usah cengeng!!" ucap Arsal tanpa menatapnya.
"Kalau gitu anterin Nissa pulang ya."
Arsal diam, dia bingung harus mengatakan apalagi cewek di hadapannya ini sangat batu di bilanginnya.
"Sekali ini aja, Sal. Nissa janji gak akan ngejar-ngejar Arsal lagi." Ya janji di mulut aja, batinnya melanjutkan.
Arsal berpikir sejenak, mendengarnya tidak akan mendekatinya lagi adalah kesempatan yang bagus. Dengan terpaksa Arsal mengangguk mengiyakan ucapannya. Nissa melebarkan kedua bola matanya, tidak percaya.
"Serius Arsal mau anterin Nissa pulang??" pekiknya senang.
"Udah naik sebelum gue berubah pikiran." perintahnya yang merasa mulai jengah. Nissa mengangguk antusias, ia menaiki motor ninjanya dengan perasaan senang tak karuan.
Lalu Arsal pun mulai me-gas motornya, di sepanjang jalan tanpa rasa malu Nissa memeluk tubuhnya erat. Arsal terkejut merasa perutnya di peluk dengan sangat erat. Arsal mencoba melepaskan tangannya akan tetapi Nissa memeluk dirinya sangatlah erat. Arsal mendesah berat.
Di banding Nissa, baru kali ini dia memeluk Arsal dengan erat. Jantungnya berdetak begitu kencang, sebuah senyuman lebar tercetak jelas di wajahnya. Sungguh rasa bahagianya ini tidak bisa di deskripsikan sama sekali.
Nissa makin suka sama Arsal.
Tbc
Cukup sekian, bye🙌
Mau Next lagi?Danissa Refallia
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...