• Cold Prince #14

33.3K 1.8K 25
                                    

Arsal menggigit jempolnya sendiri menyalurkan rasa khawatirnya, dia terus berjalan mondar-mandir dengan wajah yang kusut. Ilham dan Bobi sudah menegurnya agar dia duduk sambil menunggu pintu itu terbuka, tapi pada dasarnya Arsal memiliki sifat keras kepala jadi susah dibilanginnya.

"Sal, duduk napa gue cape liat lo jalan bolak-balik mulu." protes Bobi sekian kalinya. Arsal melirik menatapnya sambil berdecak sebal.

"Gue gak akan tenang sampai pintu itu kebuka,"

Bobi mendesah pelan, sudah hampir satu jam mereka menunggu pintu itu terbuka. Ilham dan Bobi baru kali ini melihat aura kecemasan Arsal yang meledak-ledak. Mereka tercengang saat tiba di rumah sakit, Arsal teriak dengan lantangnya supaya Nissa dengan cepat di periksa oleh sang dokter.

"Lo boleh cemasin si Nissa tapi lo juga harus duduk, tenang dan berdoa supaya gak terjadi apa-apa sama dia. Tingkah lo yang mondar-mandir buat kita pusing tau gak?!" timpal Ilham dengan tegas. Arsal yang mendengar penuturannya langsung duduk, kedua tangannya mengacak rambutnya frustasi. Jantungnya berdetak begitu kencang sampai sekarang, entah ini perasaan apa? Arsal sendiri tidak tau. Yang Arsal rasakan hanya khawatir dan panik yang dasyat pada dirinya.

Tiba-tiba pintu itu terbuka nampak beberapa suster mendorong brankar yang Nissa tiduri, Arsal segera berlari kecil menghampirinya. Arsal mengelus puncak rambutnya sekilas lalu beralih pada sang dokter.

"Apa yang terjadi? Mau di bawa kemana dia, dok?" tanya Arsal menggebu-gebu. Sang dokter tersenyum tipis lalu membenarkan kacamatanya yang sedikit miring.

"Pasien harus di rawat untuk beberapa hari. Dia kekurangan asupan makanan dan vitamin C pada tubuhnya dan dia begitu tertekan dengan suatu hal. Saat ini kondisi tubuhnya begitu melemah, saya harap anda menjaganya dengan baik." jelas sang dokter akhirnya. Arsal meneguk salivanya dengan susah, kekurangan asupan? Vitamin C? Apa dia tidak makan? Dan apa yang membuatnya begitu tertekan?

"Baiklah saya permisi dulu," lanjutnya melenggang pergi.

Arsal masih diam tak berkutik, saat ini dia masih tertegun apa yang dikatakan sang dokter tadi. Ilham dan Bobi menghampiri Arsal, mereka bisa melihat wajah sedih darinya.

"Sal.." panggil Ilham.

"Pulang."

Ilham menyerngit,"Maksud lo?"

"Lo berdua pulang sana, biar gue aja yang jagain Nissa." ucap Arsal tanpa menatap mereka berdua. Ilham menatapnya tidak percaya, apa dia tidak salah dengar? 

"Lo ngusir kita, Sal." delik Bobi tidak suka. Arsal menatap mereka satu persatu, dia menghembuskan nafasnya berat.

"Gue bukannya ngusir kalian, tapi ini udah malem. Pulang atau gue hajar dulu baru kalian pada balik." ancam Arsal sudah mengancang-ngancang tangan kanannya seolah siap untuk menghajar kedua temannya.

Ilham memutar kedua matanya,"Yee setan!! Bilang aja lo mau duaan sama si Nissa." ucapnya jeda dua menit."Ayo, Bob. Mending balik." Ilham pun menarik tangan Bobi begitu saja. Dari kejauhan Bobi berucap 'fuck' tanpa suara dan Arsal tau itu. Setelahnya Arsal menghembuskan nafasnya lelah, lalu dia berjalan menuju ruangannya yang dia tempati.

Arsal membuka pelan pintu ruangannya, perlahan kepalanya menyembul untuk melihat keadaan di dalam. Dan ternyata tidak ada siapa-siapa, hanya Nissa yang terbaring lemah di atas brankar itu. Arsal berjalan mendekatinya, ruangan ini sangat nyaman membuat siapa saja akan betah berlama-lama disini.

 Arsal berjalan mendekatinya, ruangan ini sangat nyaman membuat siapa saja akan betah berlama-lama disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang