• Cold Prince #57

19.3K 894 13
                                    

Hari demi hari, bulan demi bulan, kini sudah mereka lewatkan berdua. Menghabiskan waktu berdua, kemana-mana hanya berdua, melakukan tugas berdua, dan masih banyak yang mereka lakukan bersama. Segala kenangan tersimpan di otak mereka, sebuah senyuman kebahagiaan mereka membuktikan bahwa tidak ada yang lebih indah selain pasangan kita, sendiri.

Mereka kini lebih terbuka dari sebelumnya. Setiap ada masalah, entah itu masalah besar maupun kecil, pasti mereka langsung bilang. Semakin lama, mereka lebih dewasa, berpikir panjang sebelum menindak suatu hal.

Dan semakin itu pula, rasa posesif Arsal semakin besar. Ia melarang ini itu, hanya demi keselamatan gadisnya.

Sebentar lagi mereka akan lulus dari sekolahnya. Mendekati Ujian Nasional membuat mereka semua merasakan takut. Takut bila mereka tidak lulus, walaupun merasakan hal itu demikian, pihak sekolah pasti akan meluluskan mereka semua, hanya saja Nem mereka rendah.

Arsal sesekali tertawa pelan karna melihat Nissa yang sedari tadi menggerutu terus menerus. Dia mendumel karna tidak menemukan hasil soal dari Fisika. Sudah melakukan cara apapun, hasilnya malah gak jelas.

"Masih keukeh gak mau di bantuin? Kamu udah pusing gitu, loh, nyari hasilnya doang. Segini kamu baru nomer sebelas, gimana nanti yang empat puluh soal?" ucap Arsal di iringi kekehan pelan.

Nissa berdecak,"Nissa kan udah bilang, Nissa pasti bisa kok."

Arsal menahan senyumnya,"Bener? Kalau otak kamu ngebul gimana?"

Nissa memutar matanya, "Ck! Udah deh, Nissa bisa kok selesaiin soal ini."

"Oke oke." sahut Arsal tertawa pelan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Nissa bisa menyelesaikan soal tersebut. Ia memekik kesenangan dan tersenyum puas kearah Arsal yang kini menatapnya geli.

"Udah selesai?"

Nissa mengangguk antusias, "Udah dong! Nissa kan udah bilang, Nissa pasti bisa."

Arsal tertawa singkat,"Iya iya. Maafin aku deh yang beranggapan kalau kamu itu gak bisa selesaiin soal itu."

Nissa menyengir,"Gimana kalau Nissa traktir Arsal." usul Nissa dengan intonasi ceria.

Arsal menaikkan sebelah alisnya,"Traktir?"

"Iya, gimana mau gak?"

"Tapi kan sekarang masih jam pelajaran." sahut Arsal menyerngit bingung.

Nissa diam. Ia berpikir sejenak, lalu sebuah ide langsung menyala di otaknya. Ia tersenyum lebar membuat Arsal yang melihatnya langsung penasaran.

"Kita cabut,"

Mata Arsal membelalak. Ia terkejut mendengar ucapannya yang sangat jarang keluar dari mulutnya. Arsal menegakkan tubuhnya, dengan mata yang masih menatapnya tidak percaya.

"Kamu serius?" sahut Arsal memastikan.

Nissa mengangguk, "Iya, Nissa serius. Arsal gak mau ya?"

Arsal berdehem pelan, "Bukan gitu.. Tapi aku gak percaya sama yang kamu omongin."

Kini gantian Nissa yang menyerngit,"Maksudnya?"

"Kan gak biasanya kamu tiba-tiba minta cabut." jawab Arsal membuat Nissa mengangguk mengerti.

"Nggak papalah, sebentar lagi kan kita lulus, ya jadi, sekarang cabut terakhir di sekolah. Sekarang Arsal mau ikut cabut apa nggak?"

"Yaudah deh."

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang