• Cold Prince #7

34.4K 1.8K 53
                                    

Nissa menatap pantulan dirinya di cermin dengan nanar, sungguh saat ini penampilannya sangat berbeda. Tangannya gatal untuk mengelap semua make up yang tertumpuk di wajahnya. Nissa menatap dirinya dengan jijik, pakaian ini sangat terbuka untuknya. Diusianya sekarang sangat tidak cocok mengenakan pakaian seperti itu. Nissa memejamkan matanya, menahan untuk tidak mengeluarkan air matanya.

"Sayang." panggilnya membuat kedua mata Nissa terbuka, Nissa menoleh mencari sumber suara itu. Nampak Refa dengan pakaian formalnya menatap anaknya dengan kagum, dilihat penampilannya dari ujung rambut sampah bawah kaki.

"Kamu cantik, Niss." decaknya sambil menghampiri anaknya. Nissa tersenyum samar,"Baiklah, sesi pemotretan akan segera di mulai."

Nissa diam, dia tertunduk."Ma, pakaian ini sangat terbuka. Nissa gak suka."

Mama menoleh,"Itu gak terbuka sayang, percayalah sama mama."

Nissa menggeleng pelan,"Nissa gak suka, apa gak ada pakaian lain?"

Mama menggeleng, lalu dia membenarkan rambutnya,"Gak ada, udah ayo pemotretan akan segera dimulai."

Nissa menghembuskan nafasnya berat. Setelahnya Refa menuntun anaknya ke tempat pemotretannya. Saat diluar banyak yang terpesona dengan penampilan Nissa, apalagi saat ini dia jadi pusat perhatian. Pengen saat itu juga Nissa lari dari tempat terkutuk ini.

"Deny, ini anak saya. Gimana? Cantik bukan." ucap Refa. Orang yang bernama Deny pun langsung mengangguk mantap, dia menatap Nissa seolah dia adalah mangsanya. Nissa bergidik menerima tatapan tersebut.

"Anda sangat cantik, nona." ucapnya menyeringai menggoda. Nissa tertunduk, tubuhnya lemas seketika.

"Jangan anda goda anak saya, Den." peringat Refa menatapnya tajam. Deny tampak terkekeh,"Anak anda sangat cantik, Ny. Refa. Dia sangat cocok dijadikan model."

"Lupakan soal itu, lebih baik anda mengambil gambarnya sekarang. Jangan membuang waktu." tegas Refa, Deny menghembuskan nafasnya,"Baiklah kita mulai."

Nissa berjalan ke tengah, dia malu karna banyak orang yang menatapnya. Dia tertunduk bingung harus melakukan apa.

"Nona ikuti intruksi gaya teman saya." tunjuk Deny pada salah satu temannya. Nissa mengangguk pelan setelahnya dia mengikuti intruksi gayanya.

"Tahan, satu dua.."

Cekrek

Nissa spontan mengerjap-ngerjapkan matanya, merasa ada cahaya terang yang masuk kedalam matanya.

"Okay, satu potret udah. Tinggal dua potret lagi.

Nissa mengangguk pasrah, batinnya sedari tadi menjerit tidak terima lekat tubuhnya akan tercetak di setiap majalah yang ada.

Arsal tolong Nissa!!!!

*****

Saat ini Arsal berjalan sambil menggendong Dirga, anak kecil itu nampak senang jika Arsal yang menggendongnya. Arsal menuju ke halaman rumahnya berniat bermain bersama dengan keponakannya. Ternyata disana sudah ada Shafaa yang sedang melihat dan membaca majalah terbarunya.

"Mamaaa," seru Dirga ceria, dia berontak ingin segera diturunkan. Arsal jongkok dan menurunkan anak ini. Dirga langsung berlari kearah Shafaa. Shafaa merentangkan tangannya dan langsung memeluk tubuh Dirga yang mungil ini.

"Dirga kayanya seneng gitu, kenapa?" tanya Shafaa mendudukkan Dirga di pangkuannya.

"Dilga tadi naik kuda, mamaaa." ucapnya senang. Shafaa menyerngit,"Siapa kudanya?"

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang