• Cold Prince #18

33.2K 1.7K 19
                                    

Arsal turun dari mobilnya yang di susul oleh Nissa. Saat keluar Nissa menghirup udara pagi ini yang begitu menyegarkan. Nissa menatap Arsal yang sibuk dengan tasnya, dia masih tidak percaya bahwa Arsal kini telah berubah. Tanpa sadar Nissa menyinggungkan senyuman manisnya. Arsal menaikkan sebelah alisnya merasa bingung melihat Nissa menatap dirinya sambil tersenyum. Arsal melambaikan tangannya di depan wajahnya.

"Niss," ucapnya tidak di gubris olehnya."Woyy, Nissa." Arsal menyentil jidatnya dan sukses membuatnya mengerjapkan kedua matanya.

"Eh? Iya apa."

Arsal mendengus menatapnya,"Lo masih sehat kan?"

Nissa menyerngit bingung,"Maksud? Iya Nissa masih sehat wal'afiat kok."

"Oh," Arsal pun tidak menanggapi ucapannya di memilih berjalan dahulu meninggalkan Nissa yang menganga lebar melihat sikapnya.

"Arsal tungguin Nissa," teriaknya berlari memasuki gerbang pertama. Nissa berusaha menyamakan langkahnya, saat sudah di sampingnya Nissa berdecak sebal.

"DANNISA REFALLIA!!" teriak seseorang begitu menggelengar. Nissa maupun Arsal menoleh mencari sumber suara itu. Dari kejauhan Dara berlari kecil menghampirinya, Nissa hanya meringis mendengar suara cempreng miliknya.

"Katanya lo masuk rumah sakit, kenapa lo gak kasih tau gue? Apa yang sakit, Ck lo Kebiasaan banget si gak bilang-bilang gue. Gue itu temen lo Niss, astaga!!" cerocosnya tanpa menyadari sosok Arsal yang di samping Nissa. Nissa tersenyum tipis padanya.

"Nissa nggak papa, Dara. Maafin Nissa juga gak bilang ke Dara. Nissa gak inget, hehe maaf ya." Nissa menyengir lebar padanya, Dara mendengus sebal padanya.

Dara melipatkan tangannya didada, dia menatap Nissa dengan kesal."Kebiasaan lo harus di buang Nissa! Lo tau gue khawatir sama lo, jangan di ulangin lagi. Kalau ada apa-apa bilang sama gue."

Kedua mata Dara bergeser ke samping, dia tertegun melihat Arsal yang melipatkan tangannya didada sambil menatapnya dan Nissa secara bergantian. Dara menyikut lengan Nissa seraya berbisik.

"Arsal ngapain di samping lo?" tanyanya membuat Nissa tersenyum. Dara memincingkan kedua matanya merasa curiga dengannya. Arsal hanya menyerngit melihat Dara berbisik setelah melihat dirinya, entah apa yang di ucapkan pada Nissa.

"Panjang ceritanya," balas Nissa tersenyum dan menoleh menatap Arsal yang menatapnya bingung.

"Nissa duluan ya, dadah Dara." pamit Nissa sambil menggenggam tangan Arsal dan berlalu begitu saja. Dara dibuat terkejut melihat tingkah temannya itu, benarkah Nissa menggenggam tangan Arsal? Dan kenapa respon Arsal hanya diam saja? Dan sekilas Dara melihat senyuman tipis di wajah pria itu. Sebenernya apa yang terjadi?

"Nissa lo hutang cerita sama gue," teriaknya kemudian. Membuat pasang mata menatapnya aneh, Dara melotot ke arah mereka sambil berkacak pinggang."Ngapain pada ngeliatin gue? Pengen gue colok mata kalian, hah?" bentaknya sambil melotot.

Percayalah Adara Fredelle yang terkenal di panggil Dara, adalah badgirl di sekolah ini. Walaupun dia seorang badgirl, Nissa sama sekali tidak terpangaruh dengan sikapnya. Di sisi lain Dara memiliki hati yang lembut pada siapa saja, dia terkenal badgirl karna setiap tiga sehari dia akan mengganti warna rambutnya.

....

Arsal menghembuskan nafasnya melihat soal-soal fisika yang membuatnya kalang kabut. Hari ini entah kenapa dirinya tidak konsen di saat belajar, di pikirannya selalu terbayang dengan tingkahnya yang membuat darahnya mendesir jika mengingatnya kembali. Ilham yang duduk bersebrangan dengannya bingung melihat Arsal yang sedari tadi hanya melamun, bahkan soal-soal fisika yang disukai olehnya di acuhkan olehnya. Ilham menggelung beberapa kertas untuk berbentuk lingkaran, setelahnya dia melempar gelungan itu di kepalanya. Arsal menoleh menatapnya bertanya.

Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang