Nissa mengganti seragamnya dengan seragam olahraga, dia menyisir rambutnya dengan tangannya. Dia melihat pantulan dirinya di cermin, Nissa mengulas senyumannya. Lalu dia mengikat rambutnya dengan asal, merasa sudah rapih Nissa keluar dari kamar mandi.
"Eh Niss, nanti malem lo dateng ya ke rumah gue."
Nissa menoleh mendapati kakak kelasnya yang sedang menyisir rambutnya ke belakang. Nissa menyerngit bingung.
"Nissa gak tau rumah kak Juan," jawab Nissa.
Pria itu terkekeh,"Nanti malem gue jemput lo Niss."
Nissa mengangguk pelan,"Iya, kabarin aja jam berapanya."
Pria itu tersenyum,"Iya, dandan yang cantik ya." ucapnya mengedipkan sebelah matanya. Nissa mendengus lalu melenggang pergi.
Nissa berjalan menuju lapangan, matanya menyipit mencari Dara, dari sana Dara melambaikan tangannya seolah meminta Nissa menghampirinya.
"Lama banget sih?" dengusnya setelah Nissa duduk di sampingnya.
"Tadi ngobrol dulu sama kak Juan," ucap Nissa sambil meniup-niup anak rambutnya yang menghalangi matanya.
Dara melotot,"Hah? Kak Juan? Ngobrol apaan?"
"Dia ngajakin Nissa ke rumahnya nanti malem."
Dara melebarkan kedua matanya,"Serius? Atas dasar apa dia ngajakin lo ke rumahnya."
Nissa mengendikkan bahunya,"Gak tau, Nissa gak nanya."
"Dasar ogeb, lo kaya gak tau sifat kak Juan aja Niss, dia itu mesum orangnya! Gue takut lo di apa-apain." ucap Dara menoyor jidat Nissa pelan.
Nissa mendengus sambil menggosok pelan jidatnya,"Jangan berprasangka buruk dulu sama orang, Dar. Kak Juan baik tau orangnya."
Dara memutar kedua bola matanya,"Dih, ngeyel banget sih kalau di bilangin."
Nissa berdecak,"Udah diem! Tuh liat kita di panggil sama pak Ridwan, udah ayo samperin." ujar Nissa sambil menarik lengan Dara.
*****
Arsal meneguk air putih dengan pelan, kini di pos tongkrongannya sangat ramai dengan temannya. Arsal mengelap kasar peluh keringatnya, dia mengibas-ngibaskan tangannya ke udara mencari angin.
"Eh Ham, lo tau Nissa gak?" ucap Bobi pada Ilham.
Ilham nampak berpikir sejenak,"Nissa siapa?"
Bobi berdecak,"Danissa Refallia,"
"Oh, iya iya gue kenal. Kenapa emang?"
Arsal yang di samping Ilham hanya menyerngit mendengar nama Nissa yang di sebut-sebut. Arsal diam, dia penasaran topik apa yang Bobi sampaikan ke Ilham.
"Poto dia ada di majalah, ahh gila mata gue ternodai liat pakaian dia." serunya mengibas-ngibaskan tangannya. Arsal yang paham dengan ucapan Bobi, seketika dia menatapnya tajam.
"Masa sih? Kok gue penasaran ya jadi pengen liat gue." ucap Ilham.
"Di ig udah ada potonya, buka aja." suruh Bobi menyodorkan handphonenya. Dengan cepat Arsal mengambilnya, Bobi dan Ilham menatapnya bingung.
"Siniin handphone gue, Sal." pinta Bobi.
Arsal menggeleng sambil menatap mereka tajam,"Sampai lo liat, abis lo sama gue!!"
Ilham menyerngit,"Lah? Lo kenapa sih? Itu hak kita mau liat apa nggaknya! Lo udah liat poto Nissa kek gimana?"
Arsal menatap mereka datar,"Jangan, baju dia terbuka! Gak bagus buat kita liat kek gituan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...