Rasa bahagia Nissa tidak bisa di deskripsikan sama sekali, rasa bahagia yang akhir-akhir ini menerpa di dirinya. Dia sangat terima kasih pada tuhan yang akhirnya mengabulkan doanya ini. Sekarang Nissa dan Dara sedang menikmati hidangan makanan yang begitu menggiurkan untuk keduanya. Niat mereka hari ini akan menghabiskan waktu berdua, dan mereka sangat menikmati masa-masa waktu yang ada. Nissa yang merasa perutnya terus berbunyi langsung memakannya dengan lahap, Dara yang melihat itu meneguk salivanya dengan susah payah. Astaga, Nissa kalau sedang lapar tidak ingat tempat. Dia seolah melupakan dimana dia makan saat ini.
"Nissa," panggil Dara.
Nissa memberhentikan kunyahannya dan mendongak menatapnya,"Kenapa, Dar?"
"Makannya pelan-pelan napa, nanti keselek." Dara memperingatinya sambil mengancungkan garpu tepat di wajah Nissa. Nissa melotot padanya.
"Ini juga udah pelan-pelan. Dara gak makan?" tanya Nissa melahap paha ayam.
Dara meringis,"Laper gue udah ilang. "
Nissa menyerngit,"Loh, kok bisa?"
"Bisalah, liat lo makan yang udah kaya orang kesurupan buat gue kenyang sendiri. Lo abisin paha ayam gue tuh, gue makan ice cream aja." sungut Dara menatapnya. Nissa mengangguk lalu tertawa pelan.
"Nissa lagi laper, Dar." jawabnya kemudian. Dara mengangguk malas lalu melahap ice cream tersebut.
Nissa mengendikkan bahunya lalu melanjutkan kegiatan makannya yang sempat tertunda. Nissa tidak bohong, dia benar-benar sangat lapar.
Beberapa menit kemudian...
Nissa sendawa begitu kencang membuat beberapa orang menatapnya tidak percaya. Nissa menutup mulutnya spontan, kedua matanya mengitari penjuru Restorant Violet. Dara menganga lebar, dan mendengus kesal melihat tingkah temannya ini.
"Lo jorok banget si Niss," delik Dara menatapnya. Nissa terkekeh,"Wajar aja sendawa, kan abis makan kali."
Dara hanya mendengus menanggapinya,"Niss, poto duaan sini." ajaknya menyuruhnya duduk di sampingnya. Nissa menurut dan mendaratkan bokongnya di sebelahnya.
Kedua mata Dara mengedar ke segela penjuru ruangan ini, terlihat sosok dua pria yang ingin melewati mejanya.
"Woyy," panggil Dara sedikit teriak. Merasa panggilan itu mengarah pada mereka, sosok dua pria itupun memberhentikan langkahnya dan segera menoleh ke belakang.
"Kalian dua cowok sini," Dara melambaikan tangannya pada mereka, salah satu mereka pun menunjuk ke arahnya sendiri."Iya lo duaan, sini dulu bentar."
Nissa hanya diam melihat aksi Dara kali ini, tidak protes ataupun mengeluarkan satu kata pun. Kedua cowok itupun berjalan kearahnya dengan tatapan bingung.
"Kenapa?" ucap cowok yang memakai topi hitam. Dara tersenyum manis membuat pria itu terkesima beberapa saat. Dara berdehem sebelumnya.
"Gue boleh minta tolong sama kalian." tanya Dara yang masih mempertahankan senyumnya. Pria yang memakai jaket hitam mengangguk antusias.
"Boleh, minta tolong apa?"
Dara tersenyum, "Tolong potoin kami ya, mau gak?"
Kedua pria itu tercengang mendengar ucapan Dara, mereka pikir ada suatu hal yang harus mereka tolongkan. Tapi dia meminta kedua cowok itu untuk mempoto mereka. Sungguh dugaan mereka tak terduga, Nissa yang diam saja melebarkan kedua matanya mendengar ucapan Dara. Dia menatapnya dengan tatapan tidak percaya.
"Mau gak?" ulang Dara mengeluarkan puppy eyesnya berharap kedua cowok itu menerima tolongan darinya. Cowok yang memakai topi mengerjapkan matanya lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...