• Cold Prince #16

34.5K 1.7K 34
                                    

Arsal mengayun-ngayunkan kakinya di kolam renang, dia membiarkan kedua kakinya tenggelam sampai siku. Kedua matanya nampak kosong menatap air yang begitu tenang. Batinnya sedari tadi gelisah tak menentu, ada perasaan tidak tenang karna dia meninggalkan Nissa di rumah sakit seorang diri. Semua ini kemauan Nissa, dia yang menyuruh dirinya untuk pulang. Karna tidak mau membuatnya marah, Arsal pasrah mengiyakan ucapannya.

Arsal menghela nafas panjang, kepalanya mengadah keatas melihat beberapa bintang yang nampak keliatan jelas. Tiba-tiba dipikirannya terbayang senyuman Nissa yang entah kapan Arsal menyukainya. Cara dia cemberut, teriak-teriak karna memanggilnya, menggodanya terngiang-ngiang diotaknya. Arsal tanpa sadar tersenyum dengan sendirinya.

"Kamu ngapain senyum-senyum sendiri?" celetuknya membuat Arsal langsung tersadar dari lamunannya. Dia segera menoleh dan terkejut melihat papanya yang ikut duduk di sampingnya.

"Papa," ucap Arsal kaget."Ngapain disini?"

"Liatnya," tanya balik Aziz.

Arsal mendengus,"Iya papa lagi duduk, tapi ngapain kesini. "

Aziz terkekeh,"Tadi papa pengen ke gudang, eh liat kamu disini. Yaudah papa samperin lah."

Arsal mangut-mangut tanda mengerti. Aziz menatap anaknya dengan curiga, pasalnya dia melihat anaknya tersenyum-senyum sendiri. Entah apa yang dipikirkannya.

"Tadi ngapain senyum-senyum sendiri? Lagi jatuh cinta ya?" tebaknya tertawa pelan.

Arsal tertegun,"Ah nggak. Siapa lagi yang senyum-senyum sendiri, papa salah liat kali." elak Arsal sambil menggeleng. Mana mungkin dia berkata jujur sama papanya kan?

Aziz dengan sekali lagi terkekeh,"Gak usah ngelak, papa ngeliat sendiri kalau kamu senyum-senyum sendiri. Apa susahnya sih ngomong jujur sama papa."

Arsal diam untuk beberapa detik, dia sedang merancang sebuah pertanyaan agar tidak terlalu di curigakan.

"Pa, boleh nanya?" tanya Arsal kemudian. Aziz menengok lalu mengangguk kecil."Pertama papa liat mama gimana?"

Aziz menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan pertanyaan yang anaknya."Maksud kamu,"

"Waktu pertama kali papa liat mama, ada perasaan aneh gak sama diri papa sendiri?"

Aziz tersenyum, dia tersenyum karna mengingat masa dulunya."Iya papa ngerasin perasaan aneh di diri papa, perasaan aneh yang akhirnya papa nyatain cinta ke mamamu."

Arsal dengan sekali lagi terdiam, mendengar ucapan papanya membuat jantungnya langsung berdetak begitu cepat. Sebelah tangannya langsung memegang dadanya, merasakan detakan jantungnya yang begitu cepat.

"Apa setelah itu hubungan papa berjalan baik? Maksudnya, kan papa notebonenya Most Wanted disekolah, apa ada konflik dari hubungan papa? Apalagi papa dengan mudahnya langsung jatuh hati sama mama." tanya Arsal terdengar serius di telinga Aziz.

Aziz menatapnya dalam, mengingat konfliknya dulu membuat dia tersenyum miris. Walau gimanapun gara-gara konflik tersebut membuat dirinya hampir kehilangan nyawanya sendiri. Dan Shafaa hampir kehilangan nyawanya juga karna tingkah bodohnya.

"Tentu, bahkan papa sama mama hampir kehilangan nyawanya sendiri. Walaupun beda akibatnya tapi sama aja insiden itu gara-gara konflik hubungan kami." ucapnya jeda dua menit."Kunci hubungan harus saling percaya satu sama lain. Kita harus bisa menjaga hubungan kita, jangan sampai hubungan itu sedikit goyah. Memang tanpa konflik hubungan akan terasa hambar, karna konflik kita bisa lebih belajar apa itu perjuangan."

....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cold Prince ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang