"Niss liat gue," pintanya sambil menatapnya dalam. Nissa menyeka air matanya lalu beralih menatap Arsal dengan tatapan sendu. Lalu Arsal mengamit kedua tangannya, dia genggam dengan erat. Nissa hanya diam melihat sikapnya, entah apa yang ingin Arsal sampaikan?
"Lo gak sendiri disini, ada gue. Gue yang akan jagain lo, lo jangan berpikir gak ada yang peduliin lo. Buktinya sekarang gue peduli sama lo, mulai detik ini lo gue yang jagain sampai kapan pun!!" tegasnya menatap manik mata coklat Nissa dengan intens. Nissa diam, dia sedang mencerna kata demi kata yang Arsal lontarkan. Apa dia mengucapkannya dengan sungguh-sungguh? Terbesit perasaan senang dilubuk hatinya.
Arsal mengulum senyumannya lalu mengacak rambutnya pelan,"Lebih baik sekarang lo makan jangan sampai nggak lagi." perintahnya yang dibalas anggukkan olehnya. Arsal terkekeh pelan melihat sikapnya, dia tau kini Nissa terkejut mendengar ucapannya tadi.
Suapan demi suapan yang Arsal berikan padanya, dari tadi juga Nissa mengeluh rasanya pahit dan bla bla bla. Dengan paksaan Arsal makanan itupun habis tak tersisa. Arsal memang sengaja meminta bubur ayam tadi pada suster yang tidak sengaja bertemu di koridor rumah sakit. Dengan senang hati suster itu mengambilnya.
"Kenyang?"
Nissa menenguk air putih sampai habis, lalu dia mendengus padanya."Banget." ketusnya. Arsal tertawa pelan melihatnya.
Arsal berdehem pelan, lalu berkata."Niss, gue boleh nanya?"
"Nanya apaan?"
"Emm.. Keluarga lo kemana emang? Terakhir belakangan ini gue anterin lo pulang kayanya rumah lo sepi." ucap Arsal terheran-heran. Walaupun lancang menanyakan itu tapi batinnya keukeuh ingin tau menau tentangnya. Nissa yang paham dengan topik yang dia bicarakan langsung terdiam.
"Kalau lo gak mau kasih tau nggak papa," lanjut Arsal cepat melihatnya yang diam saja. Nissa menggeleng cepat, lalu menghela nafas panjang untuk mengatakannya.
"Mereka sibuk dengan dunianya masing-masing." kata Nissa tersenyum miris. Arsal menyerngit merasa bingung dengan ucapannya.
"Maksud lo?"
"Mereka kerja, Sal. Mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dari mereka gak ada yang peduliin Nissa, mereka lebih mementingkan pekerjaannya daripada anaknya sendiri. Nissa sakit gini emang mereka tau? Nggak Sal. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaannya, mereka gak tau kalau disini Nissa membutuhkan mereka." jelasnya menghembuskan nafasnya lelah. Arsal diam, dia masih setia mendengar ucapannya.
"Hari ini seharusnya kakak Nissa pulang, tapi dia udah mengingkari janjinya sendiri. Nissa tau dia juga disana sibuk harus mengurus perusahaan jayanya di California, tapi cuman dia yang Nissa harapin. Jadi Nissa mulai tau, keluarga Nissa sama sekali gak ada yang peduliin Nissa. Mungkin aja saat Nissa sekarat nanti mereka masih gak peduli."
Kalimat terakhir membuat Arsal melotot sempurna. Dalam hati Arsal terus mengumpat pada keluarganya. Tekad menjaganya semakin menjadi-jadi. Dia mati-matian menahan amarahnya, entahlah mendengar Nissa di perlakukan seperti itu dengan seketika amarahnya mudah terpancing.
"Terus orang tua lo dimana?" desis Arsal tertahan. Mimik wajahnya berubah menjadi datar, Nissa tersenyum tipis.
"Toronto,"
Arsal mangut-mangut, dia mendekat padanya lalu menariknya ke dalam dekapannya. Mencoba menyalurkan perasaannya bahwa dia disini tidak sendiri, masih ada dirinya yang siap kapan pun menjaganya. Nissa memeluk Arsal erat, dia membenamkan kepalanya di dada bidang miliknya. Arsal menekan pelan dagunya pada puncak kepalanya, kedua tangannya mengusap rambutnya dengan kasih sayang.
"Denger! Lo gak sendirian. Masih ada gue, jangan bertindak bodoh lagi karna gue gak suka. Lo harus makan teratur karna gue gak mau liat lo terbaring lemah di rumah sakit lagi. Lo paham?" ucap Arsal masih merengkuh Nissa dengan erat. Nissa menggangguk pelan di dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...