Malam ini, malam terakhir untuk kedua insan itu. Rasanya berat bagi seorang Arsal meninggalkan pacarnya, tapi di sisi lain, impiannya selama ini akan segera terwujud. Sekarang, mereka berjalan-jalan menyusuri taman Kencana, lampu-lampu malam membuat setiap malam akan terlihat cantik. Disana ada air mancur melingkar besar, dan di sisi sebrang terdapat gedung-gedung besar. Banyak orang yang berlalu lalang, Nissa dengan senang menggengam tangan Arsal sambil berbicara ria. Mereka berdua ingin menghabiskan waktu sampai tengah malam. Apalagi, sudah rutinitas di jalan Sudirman, kalau tengah malam bakal diadakan kembang api dan petasan besar. Di khususkan acara tersebut setiap malam sabtu dan malam minggu.
Tidak hanya sepasang kekasih yang berdiri menyaksikan petasan itu meledak kelangit, tapi, sebuah keluaraga, anak remaja, sampai kakek-nenek berada disitu. Dan sekarang, Nissa berada di air mancur yang berada di tengah-tengah jalan. Lebih tepatnya, Nissa dan Arsal nongkrong disitu.
Arsal menyodorkan jus alpukat kearahnya, Nissa menerimanya dan langsung meminumnya. Lalu Arsal duduk di sebelah Nissa.
"Niss.." panggil Arsal menatapnya.
Nissa menoleh,"Iya?"
Arsal menghela nafasnya,"Maaf ya, aku gak bisa beliin kamu boneka sapi. Tadi waktu aku mau beli, ternyata boneka sapinya udah abis. Jadi aku beliin kamu boneka Panda, nggak papa kan? Aku gak enak sama kamu, kamu maunya boneka sapi kan?"
Nissa tersenyum tipis, lalu dia melirik kearah boneka Panda yang masih terbungkus plastik bening. Boneka itu lumayan besar, dan bisa Nissa peluk-peluk.
"Nggak papa, apapun yang Arsal kasih ke Nissa. Nissa bakal terima, walaupun Arsal gak kasih permintaan Nissa, tapi Nissa tetep suka. Nissa hargai pemberian Arsal."
Arsal menarik sudut bibirnya, dia memperdekat jaraknya dengannya.
"Oh gitu, syukur deh. Aku kira kamu marah, gara-gara aku gak bisa kasih permintaan kamu."
Nissa menggeleng,"Nissa gak marah sama Arsal kok. Udah ah! Jangan bahas itu."
Arsal terkekeh pelan. Setelahnya mereka dilanda keheningan, keduanya saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
Nissa yang gak suka keheningan, tiba-tiba saja bertanya membuat Arsal sedikit terlonjak kaget.
"Berangkat jam berapa?"
Alis Arsal mengkerut.
"Maksudnya?" bingung Arsal.
"Besok berangkat jam berapa?" ulangnya.
"Emang kenapa?" tanya balik Arsal, membuat Nissa memutar kedua matanya.
"Kalau Arsal berangkatnya sore, Nissa bisa ketemu Arsal buat terahkir kalinya. Besok Nissa cuma ada pengumuman doang, kemungkinan gak sampe siang, jadi Nissa bisa temenin Arsal packing dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...