"Woyyy, jangan ngalangin jalan!! Gue mau lewat, anjing!!" teriakkan itu membuat mereka dan sosok itu di buat terkejut.
Semua orang yang telah menghalangi jalannya langsung minggir ke samping. Dan terlihat ada mobil disana, dan...
"Arsalllllll"
Suara yang begitu ceria saat melihat sosok Arsal yang sedang terkejut karna kehadirannya disini. Tubuh Arsal menegang saat melihatnya. Benarkah ini?
......
"Arsalllllll."
Arsal menegang mendengar seruannya yang terdengar ceria, seperti biasanya. Seperti mimpi, Arsal bertemunya lagi. Tubuhnya kaku tidak bisa ia gerakkan, arah pandangannya terlalu fokus melihatnya disana. Sosok itu, berjalan menghampiri Arsal dengan senyuman yang tercetak jelas di wajahnya. Tidak berubah, Arsal sangat menyukai senyuman itu, senyuman yang telah lama Arsal tidak lihat lagi. Hatinya menghangat saat melihat senyuman manisnya.
Saat di hadapannya sosok itu tanpa ragu langsung memeluknya. Arsal hampir saja terjatuh, untung saja kakinya menahan motornya agar tidak terjatuh.
"Nissa kangen." Nissa memejamkan matanya saat menghirup aromanya yang sudah lama tidak ia hirup lagi. Begitu memamabukkan. Arsal diam, tidak membalas pelukannya, yang membuat Nissa langsung tersadar karna kekasihnya hanya diam saja tidak merespon atau apapun itu. Nissa mengurai pelukannya dan menatap Arsal dengan tatapan yang sulit diartikan.
Perlahan, Nissa mulai berkaca-kaca. Ia sesak melihat Arsal diam saja karna kehadirannya disini. Ia mengguncangkan bahunya pelan, membuat mata tajam miliknya teralih padanya.
"Arsal ini Nissa. Kenapa Arsal diem aja?" ucap Nissa menahan tangisannya. Datar. Arsal begitu datar melihat Nissa. Ia masih tidak percaya bahwa gadisnya telah ada di hadapannya.
Arsal menggeleng pelan. "Nggak! Lo bukan Nissa. Lo nyamar kan jadi Nissa?!"
Nissa menatapnya tidak percaya. Akhirnya air matanya luruh karna sikap Arsal yang berubah. Dan dia merubah menjadi 'lo' tanpa embel-embelan 'kamu' lagi.
"Ini Nissa Arsal. Nissa pacar Arsal." Nissa meyakinkannya dan meraih tangannya dan ia genggam begitu erat. Responnya masih sama, Arsal masih diam, seolah masih tidak yakin dengan apa yang ia ucapkan.
Arsal melepas tangannya yang ia dia pegang. Ia membuang wajahnya, tidak ingin melihatnya yang mengaku bahwa ia adalah Nissa—kekasihnya.
"Awas. Gue pengen pergi. Jangan halangin jalan gue!" tekan Arsal sedikit mendorongnya agar menyingkir. Saat itu Arsal langsung me-gas motornya. Melihat motor itu berjalan, dengan cepat Nissa berlari mengejarnya yang sudah jauh itu.
"ARSALLLL JANGAN PERGI!! INI NISSAAAAAA." teriak Nissa begitu kencang dan menggelegar. Punggungnya semakin lama semakin tidak terlihat lagi. Nissa jatuh, ia lemas menerima kenyataan bahwa Arsal menganggapnya bukan Nissa, jelas-jelas Nissa berniat bertemu Arsal saat bel pulang tiba. Tapi balasanya adalah seperti ini. Nissa menangis sejadi-jadinya.
....
Motornya berhenti di tengah-tengah hutan. Ia menekan tombol 'buka' yang seketika gerbang menjulang tinggi itu terbuka lebar. Arsal berjalan masuk ke dalam, melihat rumah pohonnya yang sudah lama tidak di kunjungi lagi. Saat Arsal membuka pagar putih, ia langsung di sambut beberapa kelinci. Arsal jongkok dan mengelus bulu-bulu halus mereka satu persatu. Arsal mengingat saat dirinya menyatakan perasaannya disini. Alam, serta beberapa hewan disini menjadi saksi pada saat itu.
Arsal tersenyum masam. Ia sangat merindukan moment itu. Ia mengingat saat kejadian tadi, melihat ada seorang gadis yang mengaku Nissa dan mengaku kalau dia adalah pacarnya. Arsal tidak percaya, jelas-jelas kekasihnya ada di negara luar, entah negara mana, Arsal sendiripun tidak mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Prince ✔
Teen Fiction(N) : CERITA INI DALAM MODE REVISI , APABILA ADA TYPO MOHON DI MAAFKAN. [COMPLETE] • PART MASIH LENGKAP • Mewarisi gen papanya. Dingin, datar, cuek nan acuh, itulah kesehariannya. Sampai-sampai dia dijuluki 'Cold Prince' di sekolahnya. Akan tetapi d...