Dengan langkah perlahan, Suzy memasuki rumah mewah itu bersama Jungkook yang ia papah.
"Dimana kita?" Lirih Jungkook dengan suara sendu dan berat.
"Ssstt ...," Suzy menempelkan telunjuk di bibirnya agar pria itu berhenti bicara. "Jangan berisik. Nanti ayah mendengar suaramu. Ini sudah lewat pukul sepuluh. Kalau dia tahu pasti dia marah besar."
Tak menunggu lagi, Suzy langsung mengajak Jungkook berjalan kembali. Meskipun sesekali ia harus melihat ke kiri dan kanan ataupun ke atas lantai dua. Siapa tahu ayahnya atau ibunya tiba-tiba dihadapan mereka.
BRUKK!
Suzy menjatuhkan tubuh Jungkook di atas kasur. Tubuhnya hampir remuk memapah Jungkook hampir setengah jam. Suzy menjatuhkan pantatnya di kasur, di samping Jungkook yang sekarang tengah berbaring. Entah dia itu tidur atau tidak yang jelas masih terdengar suara bergumam dari mulutnya.
"Ya ampun kau itu berat sekali. Rasanya seperti mau patah tulangku ini." Suzy menarik otot-otot lengannya dan lehernya.
Suzy berdiri, dia berbalik dan melihat Jungkook intens. Entah kenapa sejak mendengar ocehan tidak jelas dari Jungkook, Suzy merasa Jungkook hanya bersembunyi dibalik sikap angkuhnya. Mungkin pria itu butuh teman bicara, tapi Suzy sendiri tahu pada dasarnya memang pria itu keras dan susah di atur.
Suzy menguap hingga beberapa kali, ia mengusap wajahnya kasar saat kantuk menyambut malam sunyinya, lalu menarik selimut yang tertindih kaki Jungkook. Menutupi tubuh kekar Jungkook.
Menghela napas, membuang semua beban hari ini. Ia harus tidur untuk mengistirahatkan seluruh tubuh dan otaknya.
Tetapi, ada tangan yang menahan lengan kanan Suzy saat gadis itu berbalik dan hendak berjalan.
Suzy memutar sedikit tubuhnya lalu mendapati tangan Jungkook yang memegang lengannya. Menggaruk lehernya pelan dengan kedua mata yang tak terbuka lebar sempurna.
Tangannya menepuk kasur menyuruh Suzy duduk kembali. Tak pernah menerima penolakan, Jungkook menarik Suzy sampai perempuan itu tertarik dan duduk disana karena menggelengkan kepalanya.
"Aku butuh belaian, kau mau mengusap rambutku agar aku tidur?" gumamnya.
Berhentilah Jungkook, kau membuatku semakin bingung. Pengaruh beberapa botol minuman keras itu benar-benar merepotkan.
"Tidur saja sendiri. Kau kan sudah besar, masa harus aku kelonin dulu sih?" tolaknya.
"Ahh perutku rasanya mual," gumam Jungkook seraya memegangi perutnya. "Aku merindukan ibuku, dia selalu mengusap rambutku saat akan tidur." Ia tapi bukankah itu saat Jungkook kecil?
"Baiklah. Huuff ... entah kapan kau akan sadar kembali dari mabuk seperti ini."
Tangannya mulai meraih puncak kepala Jungkook. Ia mengusapnya dari atas kebelakang. Jungkook semakin memejamkan matanya erat.
"Bukan, aku lupa." Suzy menghentikkan aktivitasnya dan mendengarkan Jungkook. "Ibuku selalu tidur di sampingku. Jadi kau juga harus tidur seperti itu."
Bodohnya, Suzy menuruti perkataan Jungkook. Seperti ada magic yang menariknya agar tertidur di atas kasur Jungkook tepat di sampingnya.
Tangan kanan Jungkook tiba-tiba saja memeluk Suzy, setengah melingkar ke perut Suzy. Damn! Jungkook benar-benar sudah gila. Yang lebih gila lagi adalah Suzy, gadis itu bahkan tak memarahi Jungkook seperti biasanya. Ada apa ini?
Tapi selang beberapa detik kemudian, Suzy menurunkan tangan Jungkook dari atas pinggangnya. Tapi tangan kekar itu kembali seperti tadi. Suzy hanya bisa memukul kepala Jungkook keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go {VKookZy}
Fanfiction"aku bukan kakakmu!" Jungkook mendorong seorang gadis cantik di depannya itu. "tapi kita sudah terikat," Suzy terkeukeuh. "aku akan memutuskannya dengan segera!" -Taehyung. jika sebuah keluarga adalah sebuah kesalahan, lalu kenapa harus ada sebuah k...