VkookZy 27

1.1K 152 19
                                    

Cahaya matahari berhasil menyilaukan mata Jungkook hingga menyipit, ia menutup sebagian wajahnya dengan telapak tangannya. Masih terlihat jelas matanya bengkak, merah mungkin akibat ia menangis tersedu-sedu karena merasa bersalah pada Sejeong.

Ia menarik tangannya turun lalu bangkit melihat wajah gadis di depannya lebih jelas.

"Sejeong?" Jungkook begitu terlihat senang dan memeluk gadis di depannya. Menumpahkan segala emosinya dalam pelukan yang semakin erat itu.

Tetapi dahi gadis itu justru berkerut penuh tanda tanya besar. Melihat kepala Jungkook lalu mendorong tubuh Jungkook pelan. Membiarkan kedua manik Jungkook menatapnya lebih dalam.

Gadis itu mengukir senyuman simpul di bibirnya, "Aku ... Suzy, bukan Sejeong!"

Jungkook hanya terdiam kikuk, ia matanya mulai menatap lebih dalam. Itu bukanlah Sejeong, melainkan Suzy. Lalu Jungkook menghembuskan napasnya, membiarkan lelah pergi sejenak. Menjatuhkan pantatnya kembali di rumput hijau di bawah pohon rindang ini. Menarik kedua kakinya lalu memeluknya seperti sebelum ia bangkit. Ada penyesalan di matanya ketika yang ia dapati bukanlah sosok yang ia tunggu.

Suzy memainkan jemari tangannya, lalu membungkukkan badannya sedikit melihat Jungkook. Tak lama Suzy melangkah maju lalu duduk di samping Jungkook dengan kedua kaki yang menyilang. Ia meletakkan buku di tangannya di sampingnya.

Ia bingung harus bicara apa, ia tak biasanya harus berpikir jika bicara dengan Jungkook. Karena setiap bicara dengannya pasti penuh dengan ujaran-ujaran kebencian masing-masing dari mereka. Suzy mengambil napas panjang lalu membuangnya perlahan. Ia menoleh melihat keadaan Jungkook di sampingnya. Masih menunduk seperti tadi. Baiklah, sekarang giliran bertanya dengan agak lembut.

"Kau sedang sedih ya?" Suzy memiringkan wajahnya berusaha melihat wajah Jungkook dibalik tangan pria itu. "Kau menangis? Ceritalah padaku. Begini-begini aku ini sering jadi tempat curhat orang-orang," gumam Suzy seraya menutup mulutnya malu.

Jungkook tak menjawab. Masih menunduk seperti semula.

"Kau tahu, kadang diri sendiri saja tidak pernah tahu seperti apa kita. Kau akan tahu saat dapat penilaian dari orang lain. Kalau kau terus begini, tentu orang akan menganggapmu remeh." kedua manik Suzy menangkap kepala Jungkook yang bergerak dan memunculkan wajah tampannya.

Jungkook terdiam beberapa saat sebelum dia akhirnya menoleh ke Suzy dan mulai membuka mulutnya.

"Aku menyakitinya ... mencintainya tapi aku malah membuatnya terluka. Aku membuatnya semakin membenciku, Sejeong tidak mau bertemu denganku lagi, Suzy... hiiks" kedua sudut mata Jungkook mulai berair, menitihkan air matanya yang sedari tadi mengalir.

Suzy hanya mengerutkan dahinya, iba dan kasihan melihat wajah murung Jungkook. "Ah, Jungkook. Kau tidak seharusnya menangis begini, membuatku heran."

Suzy menarik kepala Jungkook dan membiarkan bahunya menjadi sandaran kesedihannya. Kini air mata Jungkook merembes ke baju Suzy. Ia benar-benar bersedih. Suzy mengusap rambut Jungkook lembut, meskipun ragu. Tetapi ia yakinkan dalam hatinya bahwa Jungkook butuh teman curhat. Tenanglah, ini hanya sebentar. Setelah ini semuanya akan normal lagi. ucap Suzy pada dirinya sendiri.

"Memangnya ada apa dengan Sejeong? Apa kau begitu mencintainya, sampai menganggapku Sejeong?" Suzy melirik wajah Jungkook.

"Maaf," lirihnya kecil. Suzy terkerjap dan langsung sedikit melihat wajah Jungkook yang tengah berada di bahunya. "aku membuat kesalahan yang teramat besar. Aku dulu begitu mencintainya, tidak mau kehilangan dia. Ada banyak rasaku untuknya, aku menyesal membuatnya seperti itu."

Jungkook sepertinya belum berani bercerita kalau Sejeong dan Suzy dijadikan bahan taruhan.

"Aku tidak tahu cinta itu seperti apa. Kata orang cinta itu banyak rasanya, aku pikir cinta itu seperti permen nano-nano... hehe" celetuk Suzy.

Let Go {VKookZy} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang