Dengan sarung tangan hitam yang membungkus kedua tangannya, Sejeong memeluk buku-bukunya seraya berjalan ke kelas. Hari ini ia tak bersemangat, dia mengajukan surat permohonan pindah. Sepertinya dia akan kembali ke London, seberapa keras ibunya melarang.
Ia melewati lorong, koridor dan sampai di kelasnya. Ada seseorang yang duduk di kursinya. Ia mengenakan kemeja hitam, sepatu kets, dan jangan lupakan rambutnya yang dibelah dua.
"Kris?" Sejeong mengerutkan keningnya, menyipitkan matanya lalu memilih memutar tubuhnya pergi.
Ia sudah muak, tak mau bertemu dengan pria itu. Tapi mata Kris menangkap kedatangan Sejeong dan ia secepat kilat berlari menahan lengan Sejeong.
"Lepaskan aku!" Kris mengalah dan melepaskan tangan Sejeong. "Jangan pernah menyentuhku lagi. Aku tidak mau bertemu denganmu ataupun Jungkook. Kalian berdua jahat!"
"Aku mohon maafkan aku," Kris susah payah menahan Sejeong agar tak menghindar. "Kau kan tahu aku dalam keadaan mabuk. Siapapun bisa berbuat macam-macam saat mabuk. Tolong dengarkan penjelasanku."
Seperti kata Jungkook, Sejeong tidak seperti Suzy. Ia terlalu lemah dan baik. Ia duduk di bangku panjang di dekat pintu kelasnya.
Beberapa detik, Kris mengawali pembicaraan dengan cepat. Ia mulai menjelaskan kenapa ia bisa dijadikan taruhan oleh Jungkook.
"Jungkook memaksaku menjadikan dirimu taruhan," adunya tak sesuai fakta, "aku menolak. Tapi dia memaksaku. Lalu saat itu dia hampir menang, tapi ban mobilnya tiba-tiba meledak. Jadi dia kalah. Dia bilang, aku bebas denganmu, bebas mengajakmu kemanapun aku mau."
Saat mendengar penjelasan palsu Kris, Sejeong menumpahkan air matanya. Apa aku tidak salah dengar? Sebegitu bencinya Jungkook padaku?
Inilah kesempatan Kris untuk mengambil hati wanita itu kembali. Memakai nama Jungkook untuk menutupi keburukannya. Dia tak seharusnya memakai topeng wajah kalem dan otak cerdasnya, padahal aslinya dia tak lebih dari seorang penjahat bermuka dua.
"Aku mohon maafkan aku, aku benar-benar menyesal."
Kris menarik bahu Sejeong, wanita itu tersedu-sedu. Air matanya merembes ke baju Kris. "Kenapa Jungkook sejahat itu padaku. Padahal aku tidak pernah membuatnya sakit."
Sejeong lupa, saat dirinya lebih memilih Kris, bukankah itu menyakiti hati Jungkook? Iya, itu juga salah Jungkook, karena saat itu Jungkook juga bersembunyi dibalik wajah dingin dan rasa ego nya yang lebih besar dari rasa dihatinya.
Ia menepuk bahu Sejeong dalam rangkulannya. Menarik sudut bibirnya, tersenyum penuh kemenangan. Entah apa yang membuat pria itu begitu membenci Jungkook dan mau menghancurkannya.
Dari lorong ini, sekitar kurang lebih lima meter dari Kris dan Sejeong, sepasang mata menatap pilu keduanya. Sementara yang berdiri du sampingnya hanya menoleh dan melihat sepasang mata menyedihkan itu.
Jungkook sudah mendengar ucapan Kris pada Sejeong, fitnah yang begitu kejam. Membuat kedua tangannya mengepal seperti bola. Dengan rasa marah dan ingin membunuh, Jungkook mengambil napas terburu-buru lewat hidungnya. Berjalan dan meneriakkan nama Kris begitu menggema.
"KRIS!"
Pekikan itu membuat Kris menoleh dan Sejeong menarik kepalanya dari pundak Kris. Dengan sekali pukulan keras, Kris terjatuh ke lantai dari tempatnya semula di atas bangku.
Sejeong hanya berteriak dan mendorong Jungkook keras. Tapi Jungkook mengabaikannya, ia terlalu benci.
"Jungkook hentikan!" Sejeong mendorong tubuh Jungkook. "JEON JUNGKOOK HENTIKAN!"
Jungkook terdiam lalu melirik Sejeong yang tengah menangis. Dan Kris, ia menyentuh sudut bibirnya yang terluka sampai melihat darah di telunjuknya saat menyentuh sudut bibirnya.
"Sejeong, jangan dengarkan dia. Dia berbohong, yang sebenarnya dia yang menjadikanmu taruhan."
Penjelasan apapun sudah tidak berarti baginya. Sejeong sudah termakan hasutan jahat Kris.
"Lebih baik kau diam! Aku membencimu, benar-benar membencimu sekarang. Aku menyesal pernah menjadi bagian hidupmu," gumamnya seraya menunjukki Jungkook.
"Kau sungguh tidak percaya padaku?" Lirihnya. "Apa kau pernah melihatku berbohong padamu selama kita bersama?" Sejeong terdiam, menundukkan kepalanya.
Jungkook mengalihkan wajahnya dari Sejeong, lalu mengusap air matanya sebelum lebih banyak mengalir. "Jika benar, aku menyerah. Jika kau menganggapku jahat, silahkan. Jika kau mau membunuhku, silahkan. Aku benar-benar tidak pernah mau menjadikanmu bahan taruhan, bagaimana bisa orang yang paling aku cintai aku jadikan taruhan, itu terlalu jahat," Sejeong tak menggubris sama sekali, ia hanya terdiam. "Sekarang biarkan aku menghajar Kris."
Pandangannya langsung berpindah pada Kris yang sekarang susah payah sedang berusaha berdiri.
"Jangan, Jung!"
BUGG!
itu sangat keras, pukulan dari tangan Jungkook mengenai pipi Suzy hingga tertoleng ke samping. Bodohnya, Suzy malah melindungi si bangsat Kris!
Jungkook panik, ia menghampiri Suzy yang sekarang merengek kesakitan seraya memegangi pipinya.
"Aaa ... eomma!"
"Suzy maafkan aku! Aku tidak sengaja," Jungkook melihat pipi Suzy yang sekarang sudah lebam. "Lagi pula siapa suruh menghalangiku."
Suzy memukul keras bahu belakang Jungkook. "Aku tidak mau kau melukainya. Dia sudah mendaoat pukulan, aku tidak mau membuatmu masuk penjara."
Kris hanya kikuk disana, melihat keadaan Suzy cepat-cepat. Wajahnya berubah cemas.
"Suzy kau tidak apa-apa? Maaf karena aku kau terluka," sekarang dua pria mencemaskan keadaan Suzy. Disisi lain, Sejeong hanya terdiam melihat dua pria itu mencemaskan wanita di hadapan mereka yang ia sama sekali tak kenal.
"Jangan menyentuhnya!" Jungkook menangkis tangan Kris yang hendak memegang pipi Suzy.
Ada apa ini, siapa dia? Kenapa mereka berdua begitu mencemaskan gadis bernama Suzy itu?. Mau tak mau Sejeong hanya bisa berumpat dalam hati.
"Ini semua gara-gara kau!" Seru Kris menyalahkan Jungkook.
"Ini salahmu. Kalau kau tidak membuatku marah aku tidak akan melakukan semua ini." Gerutunya.
Mereka benar-benar keras kepala, di saat Suzy menahan rasa sakit karena pukulan Jungkook, mereka justru ribut kembali. Dari sana, Sejeong memilih pergi. Kris melihat ke belakang Jungkook, mendapati gadis itu sudah pergi jauh dan segera mengejarnya.
"Sejeong," pandangan Jungkook mengikuti kepergian Kris.
Jungkook berjalan menghampiri Suzy yang sekarang masih berdiri dengan wajah pucat. Ia menggaruk tengkuknya.
"Maaf ya. Ayo pulang, biar kau di obati ibumu," ucapnya.
Baru selangkah Suzy mengangkat kakinya pergi. Tiba-tiba ia pingsan, menjatuhkan dirinya dan membuat Jungkook semakin cemas.
"Suzy!" Jungkook menepuki pipi Suzy. Benar-benar panik. Seperti -sudah jatuh ditimpa tangga pula.
Jungkook membopong tubuh Suzy cepat, membawa langkahnya terburu-buru. Ada rasa sakit yang berbeda saat melihat Suzy terluka karenanya dan melihat Sejeong yang juga terluka karenanya. Ia tak tahu rasa apa, yang jelas begitu sakit melihat Suzy sakit karenanya. Dan Suzy masih tak sadarkan diri. Mungkin pukulan Jungkook sebegitu kerasnya hingga membuat kepala Suzy pusing, atau mungkin Suzy memikirkan hal lainnya.
Tbc.
Ulululu JK kalo mukul gak pake hati sih 😥😥😅😂
Semoga Suzy baik yah...
Sesuai janji, fast kan? Jdi komen dah wkwk 😆😅😂😂
Tunggu lagi aja siapa tahu masih ada lgi partnya...
Makasih yang udah baca,
![](https://img.wattpad.com/cover/146945497-288-k144226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go {VKookZy}
أدب الهواة"aku bukan kakakmu!" Jungkook mendorong seorang gadis cantik di depannya itu. "tapi kita sudah terikat," Suzy terkeukeuh. "aku akan memutuskannya dengan segera!" -Taehyung. jika sebuah keluarga adalah sebuah kesalahan, lalu kenapa harus ada sebuah k...