Dengan segala kekuatan yang ia punya, segala rasa cemas berkalut takut. Suzy mencoba mengikuti langkah kakinya pergi.
"Jungkook sialan!" umpatnya ketika menemukan sebuah kaleng kosong yang menghalangi jalannya- hanya tergeletak dijalannya.
Kaleng kosong yang terdengar nyaring ketika berhasil dia tendang dengan sepatu yang membungkus kakinya. Dan melayang hampir mengenai kepala Jimin jika saja pria itu tidak segera menghalau.
"Suzy, hati-hati dengan kakimu." Jimin menatap Suzy heran lalu ke kaleng yang sekarang tergeletak dijalanan.
Suzy hanya menutup mulutnya dengan tatapan melas.
"Maaf, maaf!" Suzy mengangkat tangannya tepat ke hadapan Jimin lalu melangkah mendekati pria itu.
"Tidak apa. Untungnya aku bisa menghindar dari tendangan kalengmu tadi," katanya dengan tawa kecil.
Suzy hanya menghela napas lalu melirik Jimin kesal.
"Kau sedang apa di sini?" tanya Suzy.
"Tidak sengaja lewat. Kau sendiri, kenapa jalan kaki sendirian. Jungkook yang mengaku pacarmu itu mana?" Hampir lupa kalau Jiminlah yang membantu Suzy dan Jungkook malam itu. Jimin pikir Jungkook masih terbaring lemah dirumah sakit.
"Dia meninggalkanku sendirian," ucapan Suzy belum selesai dan Jimin tiba-tiba memotong perkataannya.
"Jungkook meninggal?" Terkanya tanpa tahu lebih jelas. Salahnya Jimin menerka lebih dalam, karena dia pikir Jungkook terluka parah. Jadi jangan salahkan Jimin juga.
Suzy memasang wajah geram lalu mengentakkan kepalanya dan memukul lengan kanan Jimin.
"HEY! Dia masih hidup," jawabnya dengan nada tinggi ketika menyahut. Suzy menghela napas, "dia pergi duluan dan meninggalkanku di kampus."
Begitu, ya! Pikirnya lalu menyunggingkan senyumannya.
"Maaf, aku pikir ... ya sudahlah, lupakan!" Jimin hendak cerita kalau dia melihat Jungkook dan Suzy malam itu tapi ia pikir akan membuat Suzy tak enak, "mau aku antar?"
Suzy sempat berpikir hingga beberapa detik kemudian. Tidak!
Tapi Suzy takut dihadang orang jahat lagi, bagaimana?
"Baiklah. Kau boleh mengantarkanku pulang." Suzy dengan segala kerendahan hatinya mengizinkan pria di depannya mengantar pulang.
Mereka berjalan ke mobil Jimin yang berada tak jauh dari jalanan sana. Kebetulan Jimin tengah menunggu kliennya. Tapi tak kunjung datang, jadi ia putuskan untuk membatalkannya dan memilih mengantarkan Suzy pulang. Usia mereka tak jauh berbeda, hanya saja Jimin lebih menyukai bisnis ketimbang berkutik dengan mata kuliah. Jika tak salah, Jimin dan Suzy berbeda dua tahun.
"Kau tidak bekerja ya?" pertanyaan Jimin memecah kesunyian di dalam mobilnya.
Suzy menoleh sekejap lalu kembali pada jalanan di depannya, "tidak. Entah kenapa aku sedang malas bekerja."
"Pantas saja aku tidak pernah melihat bidadari di restoran lagi," celetuknya sesekali menoleh ke Suzy lalu kembali fokus pada jalanan.
"Bisa saja," kata Suzy malu-malu.
Keduanya sampai di komplek perumahan keluarga Jeon. Hanya tinggal satu belokkan lagi dan terdapat rumah mewah yang tak jauh berbeda seperti istana. Itulah kediaman Suzy. Jimin hanya mencoba mendongak dan melihat keluar kaca mobilnya. Rumah yang sama mewahnya dengan rumahnya. Jimin menghentikkan mesin mobilnya, membuka pintu mobilnya terlebih dahulu lalu berjalan mengitari depan mobilnya menuju pintu tempat Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go {VKookZy}
Fanfiction"aku bukan kakakmu!" Jungkook mendorong seorang gadis cantik di depannya itu. "tapi kita sudah terikat," Suzy terkeukeuh. "aku akan memutuskannya dengan segera!" -Taehyung. jika sebuah keluarga adalah sebuah kesalahan, lalu kenapa harus ada sebuah k...