Sorry for typo...!!!
♡♡♡
Tak ada yang bisa dilakukan sekarang. Semuanya sudah berakhir, yah. Berakhir penyesalan ketika tuan Jeon harus terbaring di rumah sakit karena terkena serangan jantung. Semalaman anggota keluarga bergantian berjaga, dan untuk Jungkook dia hanya bisa menangis. Tak pernah Jungkook sesedih ini. Ia tak pernah menangis tersedu begitu dalam. Menyisakan bekas sayatan dihatinya. Ia menyesal. Ayahnya adalah harta berharga dirinya.
Meskipun ia sadar, bahwa tak semua hal akan berjalan sesuai rencana. Ia memejamkan matanya erat. Menarik kedua kakinya rapat lalu memeluknya dengan wajah tertunduk. Lantai dingin dirumah sakit itu bahkan tak menembus kulit tubuhnya. Malah seperti panas.
"Jung!" suara itu lembut, menenangkan.
Jungkook menengadah melihat Suzy yang berdiri di hadapannya. Wajah putih pucat Jungkook. Bibirnya yang merah terlihat memutih dan matanya yang merah. Itu yang di lihat Suzy.
Wanita itu terkesiap, dia melangkah dan terduduk di samping Jungkook. Menoleh melihat Jungkook dengan wajah murung. Lalu Suzy menarik kepala Jungkook lembut dan memeluknya dalam dekapan lembut dan hangat.
"Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja."
Tapi Jungkook hanya terdiam dan menahan tangisan yang ingin ia luapkan sekarang. Ia terlalu takut, ia takut jika benar-benar harus meninggalkan Suzy.
Jungkook menarik wajahnya dari dekapan Suzy lalu melirik wanita itu dengan tatapan melas.
"Tetap berjuang atau menyerah?"
Tak ada yang bisa menjawab pertanyaan Jungkook. Bahkan angin yang melintas sekali pun. Suzy hanya menatap tajam manik hitam pekat milik Jungkook. Hidungnya mulai memerah ditambah cairan yang keluar dari sana. Segera dia seka dengan uluman senyum dan derai air mata di sudut matanya.
"Aku menyerah," jawab Suzy. Tanpa Jungkook tahu apa yang ada di pikiran Suzy.
Membuat wajahnya yang menatap lurus tertoleng melihat Suzy refleks.
"Sungguh? Kenapa, apa kau tidak mau berjuang bersamaku?" tanyanya secepat dirinya mengusap sudut matanya.
Suzy menghela napas. Lalu mengatur posisinya menghadap ke Jungkook dengan kedua kaki menyila.
"Aku akan menyerah, ketika takdir benar-benar berkata lain. Dan aku akan berjuang, ketika nasibku berkata sebaliknya," jawabnya. Meraih lengan Jungkook dan memegangnya erat. Suzy mengulum senyuman palsu, "ayo katakan pada ayah, kita menerima keputusannya."
Tunggu?
Menerimanya?
Lipatan mulai terlihat di dahi Jungkook. Ditambah ia yang mulai mendengus kecil dengan wajah cengo.
"Tunggu, maksudmu kita menyerah? Dan kita menerima perjodohan itu?" dan tak lama kemudian Suzy mengangguk ragu.
Jungkook mendengus kecil dari hidungnya, "jangan bercanda. Tidak lucu!"
Lalu Jungkook menangkis kasar tangan Suzy di lengannya. Ia berdiri dan meninggalkan Suzy sendirian di sana. Meninggalkan semua rasa Suzy saat ini. Menangis, adalah hal pertama yang Suzy lakukan. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya lalu menunduk dengan kedua bahu yang bergetar menahan tangis.
Suzy tahu itu berat. Tapi ia tak pernah salah, ia memiliki maksud untuk itu. Hanya saja ia tak mau mengatakannya. Ia takut ia salah.
Malam ini, tuan Jeon sudah agak membaik. Sudah sadar sejak pagi hari. Suzy dengan kedua kaki jenjangnya memasuki ruang inap ayahnya. Indera penciumannya terganggu ketika bau obat dan cairan infus menusuknya. Ingin muntah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go {VKookZy}
Fanfiction"aku bukan kakakmu!" Jungkook mendorong seorang gadis cantik di depannya itu. "tapi kita sudah terikat," Suzy terkeukeuh. "aku akan memutuskannya dengan segera!" -Taehyung. jika sebuah keluarga adalah sebuah kesalahan, lalu kenapa harus ada sebuah k...