Sorry for typo and sorry for gak nyambung wkwkw 😆😅😂😂
♡♡♡
"Aku sedang berpikir bagaimana caranya membuat Suzy semakin dekat denganku." Jungkook mengaduk juice di gelasnya dengan tatapan kosong sementara Sejeong ada di depannya tengah memikirkan sesuatu.
"Beberapa hari lagi aku pulang," gumamnya. Jungkook menarik wajahnya lurus melihat ke Sejeong. "Ibuku akan mengenalkanku dengan anak temannya di London," Jungkook hanya bersikap datar lalu menatap lurus ke depan dan menghela napas pendek.
"Di percepat? Jadi siapa yang akan membantuku nanti?" Jungkook memiringkan kepalanya lalu menjatuhkan wajahnya ke meja.
Sejeong hanya tertawa kecil.
"Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu dan Suzy. Mungkin sebelum kepulanganku akan secepatnya selesai. Aku rasa dia juga menyukaimu, dia mungkin terlalu malu untuk mengatakannya padamu atau memperlihatkan perhatiannya padamu," kata Sejeong pelan, melirih.
Jungkook hanya terdiam membisu, bingung harus menjawab apa lagi. Seumur hidupnya ia tak pernah serumit ini dalam bercinta. Mudah baginya untuk mendapatkan hati seorang wanita. Tapi kali ini begitu rumit, ia harus berpikir seribu kali takut itu hanyalah perasaan sesaat yang muncul karena Suzy yang dulu sering perhatian padanya ketika Jungkook terpuruk karena Sejeong. Tapi sebelum itu, Jungkook harus pastikan Suzy benar-benar menyukainya. Kalimat "kau bukan adikku, sampai kapanpun akan selalu seperti itu" hanyalah kalimat yang menutupi perasaannya, tepatnya rasa ego yang membuatnya menjadi batu. Ia tak berharap Suzy jadi adiknya, ia mengharap lebih saat Suzy mulai memperhatikannya. Rasanya tidak adil saja bagi Jungkook jikalau Suzy jadi adiknya, itu terlalu disayangkan. Mengingat sikap rendah hati yang Suzy punya, semua kelakuan yang dia miliki membuat Jungkook malah ingin memilikinya sendiri.
.
.Sekarang Jungkook mulai bingung harus berbuat apa, padahal ayahnya sudah ada dihadapannya. Rencananya kemarin Jungkook akan memastikan bahwa tidak akan ada sesuatu yang menghalangi Jungkook memiliki Suzy karena mereka terikat yang namanya tali persaudaraan. Dia harus memastikan tidak akan ada hal yang salah dalam perasaannya kelak.
Hari ini, tepatnya pukul lima sore. Jungkook dan Yang lainnya tiba-tiba saja berkumpul bersama di ruangan keluarga yang di dalamnya ada TV, sofa besar, dan hiasan mewah lainnya berharga puluhan juta. Jungkook yang duduk di dekat Taehyung langsung menarik pantatnya bergeser lebih dekat dengan ayahnya. Ia berdehem agar tak canggung.
"Ayah!" Serunya membuat fokus tuan Jeon terpecah menjadi dua.
"Kenapa?"
Jungkook terdiam, menggigit bibir bawahnya lalu menggaruk tengkuknya lembut.
"Ayah tahu bibinya Suga?" tuan Jeon mengangguk tanpa melihat wajah putranya. "Dia menikah lagi dengan wanita dari Busan, dan dia memiliki putra."
Tuan Jeon hanya menatap layar TV tajam dan hanya bergumam singkat, "hm."
Astaga! Apa yang mau aku katakan. Salah tidak yah kalau aku bicara begitu?
Sekarang Jungkook sibuk menggerutu di dalam benaknya.
Jungkook berdehem menetralkan jantungnya yang tengah memompa tak karuan. "Dan putra tirinya menyukai putri bibi Suga. Dan bulan depan mereka akan menikah,"
Tuan Jeon menatap putranya heran. Mengangkat sebelah alis kanannya, lalu memukul kening Jungkook dengan remote TV ditangannya.
PLAKK!
"Aww! ... ayah memukulku?" seringai Jungkook dengan nada cukup tinggi karena kesal.
"Ada apa denganmu? Itu bukanlah hal yang salah. Mereka tidak sedarah jadi tidak apa kalau mau menikah pun." Tuan Jeon menatap layar televisinya kembali setelah menegur Jungkook yang sedari tadi mengganggu ketenangannya ketika pekerjaan di kantor sedang senggang dan ingin menghabiskan waktu dirumah berkumpul bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Go {VKookZy}
Fanfiction"aku bukan kakakmu!" Jungkook mendorong seorang gadis cantik di depannya itu. "tapi kita sudah terikat," Suzy terkeukeuh. "aku akan memutuskannya dengan segera!" -Taehyung. jika sebuah keluarga adalah sebuah kesalahan, lalu kenapa harus ada sebuah k...