(namakamu) duduk di atas perut Iqbaal sambil memakaikan masker di wajah Iqbaal, sejak pulang dari Maldives wajah mereka sedikit kusam
"Diem-diem dong Bang! Nanti masker nya kena mulut kamu" ucap (namakamu) saat Iqbaal terus memiringkan kepalanya
"Masih lama?" Tanya Iqbaal
"Sebentar lagi" ucap (namakamu), Iqbaal memegang pinggang (namakamu) sambil sesekali mengelus perut (namakamu)
"Sudah selesai!" Pekik (namakamu) senang
(Namakamu) mengubah posisinya menjadi duduk di samping Iqbaal, dan Iqbaal juga mengubah posisinya menjadi bersandar di kepala ranjang
"Kamu gak pake?" Tanya Iqbaal
"Ini mau pake" ucap (namakamu)
"Sini aku yang pakein" ucap Iqbaal sambil mengambil mangkuk berisikan masker dari tangan (namakamu)
"Jangan berantakan ya?" Pinta (namakamu) dan Iqbaal mengangguk
Iqbaal memposisikan duduk nya berhadapan dengan (namakamu), posisi mereka sangat dekat sekarang
Iqbaal mulai memakaikan masker ke wajah (namakamu) dan (namakamu) hanya memandang wajah Iqbaal dengan jarak sedekat ini, (namakamu) meniup-niupkan wajah Iqbaal agar masker nya cepat kering
"Yang jangan di tiup-tiup, aku cium ya?" Ucap Iqbaal sambil menatap (namakamu) gemas
(Namakamu) menampakkan jejeran giginya, "biar masker kamu cepat kering"
Iqbaal mencium pipi (namakamu) yang belum terkena masker tapi itu membuat masker yang ada di wajah Iqbaal mengenai pipi (namakamu)
"Bang! Ih udah gak usah cium-cium dulu!" Ucap (namakamu)
"Nanti kalau udah selesai maskeran, aku boleh cium kamu sepuasnya, ya?" Ucap Iqbaal dan (namakamu) mengangguk
Iqbaal kembali memakaikan masker di wajah (namakamu) dengan senyum manis nya, "yang" panggil Iqbaal
"Apa?" Jawab (namakamu)
"Kapan umroh nya?" Tanya Iqbaal
"Bang, aku baru 11 bulan koas udah banyak bolosnya" ucap (namakamu)
"Makanya berhenti aja" ucap Iqbaal
"Enak aja!" Sungut (namakamu)
"Koas kamu berapa lama lagi?" Tanya Iqbaal
"Pokonya paling sebentar itu 2 tahun," ucap Iqbaal
"YaAllah yang, terus nanti kalau anak kita umur 1 tahun, kamu masih koas juga? Udah lah berhenti aja" ucap Iqbaal lemas
(Namakamu) menatap Iqbaal sambil menggigit bibir bawahnya, yang Iqbaal bilang benar juga, dan sekarang (namakamu) bingung harus bagaimana. Ia sudah sampai di tahap ini tapi dengan gampang ia melepaskan nya, tapi ia juga harus memikirkan keluarga nya
Huft, nikah muda sungguh membuat nya bingung
"Ya ya ya? Berhenti aja ya?" Bujuk Iqbaal
(Namakamu) menghembuskan napas berat, "nanti aku pikirin lagi"
"Jangan lama-lama, Minggu depan kamu bilang jawabannya ya?" Ucap Iqbaal
"Gak segampang itu Bang, jangan Minggu depan lah" ucap (namakamu) memelas
"Gabisa! Pokonya Minggu depan!" Ucap Iqbaal tidak mau di bantah membuat (namakamu) kembali menghembuskan napas berat nya
"Terserah" jawab (namakamu) sambil membuang wajahnya ke arah lain