Warn!
Chapter ini mengandung unsur kesinetronan, bagi yang gak kuat dengan adegan alay silahkan di skip. Trims.*
Iqbaal mematung saat (namakamu) melihat (namakamu) berdiri tak jauh dari nya, Iqbaal dengan cepat melepaskan pelukannya
"Kenapa?" Tanya Kania menatap Iqbaal, Kania membalikkan tubuhnya menatap (namakamu) yang masih berdiri disana
"(Namakamu) aku--" ucapan Iqbaal terhenti karena (namakamu) sudah pergi terlebih dahulu
Teman-teman nya dan juga Kania hanya memasang wajah bingung mereka, Iqbaal pergi menyusul (namakamu) dan mengabaikan panggilan Kania
"Woi Iqbaal! Maneh mau kemana?!" Pekik Samuel, ia melihat (namakamu) berlari keluar gedung setelah itu ia juga melihat Iqbaal yang sepertinya sedang mengejar (namakamu)
Iqbaal mengabaikan panggilan Samuel dan tetap mengejar (namakamu)
"Di kacangin Mulu aing kayak martabak :)" gumam Samuel
Kembali ke Iqbaal dan (namakamu), (namakamu) berlari ke luar gedung tapi ia terjatuh karena heels yang ia pakai patah
"(Namakamu)!" Pekik Iqbaal ia berlari mendekat kearah (namakamu)
"Kamu kenapa?!" Tanya Iqbaal panik
(Namakamu) meringis sambil menepis kasar tangan Iqbaal yang memegang lengannya, "kamu ngapain disini?! Hiks.."
"(Nam).. aku bisa jelasin.." ucap Iqbaal
(Namakamu) menatap Iqbaal dengan tatapan benci nya dan setelah itu menampar keras pipi Iqbaal. Baru pertama kalinya (namamkamu) menampar Iqbaal seperti ini
Iqbaal memegang pipi nya yang terasa perih, (namakamu) menangis sambil mencoba berdiri walaupun kaki nya terasa sangat sakit
"Kamu pikir aku bakal diem aja ngeliat kamu pelukkan sama perempuan lain?! Kamu pikir aku baik-baik aja liat kamu yang udah dua kali aku temuin lagi pelukkan sama perempuan lain?! Kamu punya otak gak sih?! Semua orang yang ada di dalam tau kalau kamu suami aku!! Hiks.." (namakamu) mengeluarkan semua emosi nya pada Iqbaal
Iqbaal menatap (namakamu) sendu dan langsung membawa (namakamu) kedalam pelukannya, (namakamu) memberontak namun tenaga Iqbaal lebih kuat
"Sayang.. maaf, aku bisa jelasin" ucap Iqbaal
(Namakamu) menggeleng sambil terus memberontak, Iqbaal semakin mengeratkan pelukannya pada (namakamu)
"Aku benci kamu.. hiks.." gumam (namakamu) dengan tangisannya
"Jangan sayang jangan.. aku bisa jelasin.." ucap Iqbaal yang juga sudah menangis
"Lepas!!" (Namakamu) memberontak kembali sampai akhirnya ia terlepas dari pelukkan Iqbaal
(Namakamu) menghapus air mata nya dan menatap Iqbaal dengan tatapan kecewa setelah itu berjalan meninggalkan Iqbaal dengan kaki nya yang pincang
Iqbaal mengejar (namakamu) tapi..
Brukkk
"(Namakamu)!!"
*
Iqbaal mengecup punggung tangan (namakamu) yang sudah penuh darah. (Namakamu) tertabrak oleh mobil saat ia berusaha meninggalkan gedung tadi
Iqbaal terus menggenggam tangan (namakamu) sambil mengecup nya dengan air mata yang terus mengalir. Felix keluar gedung tadi karena ia memang sedang berada di pintu masuk dan mendengar teriakan Iqbaal, jadi mereka menuju rumah sakit menggunakan mobil Felix
"Sayang.. maaf" desis Iqbaal sambil terus mengecup punggung tangan (namakamu)
"Lix buruan!" Pekik Iqbaal pada Felix
"Sabar Baal, Lo jangan kayak gini" ucap Samuel namun Iqbaal mengabaikannya
Akhirnya mereka sampai di rumah sakit dan dengan cepat Iqbaal menggendong (namakamu) menuju IGD
"(Namakamu) kenapa?" Adlan yang memang sedang berjaga di IGD langsung menghampiri Iqbaal
"Di..dia ketabrak mobil.. Dlan pliss bantu gue.. selamatin (namakamu).." ucap Iqbaal pada Adlan
Adlan mengangguk, "pasti Baal, kalau gitu gue lihat keadaan nya dulu"
Iqbaal mengangguk dan Adlan berjalan menghampiri (namakamu) dan mulai memeriksa keadaannya, Iqbaal duduk di kursi yang ada di IGD, baju nya sudah berlumuran darah, Felix dan Samuel menghampiri Iqbaal
"Kenapasih Baal? Kenapa bisa kayak gini?" Tanya Felix dengan wajah khawatir nya
"Lix.. maaf.. semua salah gue," ucap Iqbaal sambil memberantaki rambutnya
Felix marah, ia sangat ingin memukul Iqbaal sekarang tapi Samuel menahannya
"Kan gue udah bilang! Jangan pernah Lo sakitin (namakamu)!" Bentak Felix
"Maaf.."
*
Iqbaal duduk di kursi samping (namakamu), ia menatap sendu (namakamu) yang belum juga mau membuka matanya
"(Namakamu).. ayo bangun.. aku mau jelasin semua nya" gumam Iqbaal dengan air mata nya yang mengalir
Adlan bilang kaki sebelah kiri (namakamu) patah dan (namakamu) harus benar-benar istirahat, Iqbaal kembali merutuki perbuatan nya tadi, tidak seharusnya ia memeluk Kania
"Mending Lo pulang dulu Baal, baju Lo ganti" ucap Samuel
Iqbaal menggeleng, "gue mau jagain (namakamu) Meng, gue mau minta maaf"
"Lo bisa minta maaf nanti, sekarang Lo pulang" suruh Felix, ia memang marah dengan Iqbaal tapi setelah mendengar penjelasan Iqbaal ia mencoba mengerti
"Gue temenin Lo pulang, biar (namakamu) dijaga sama Felix disini" ucap Samuel
"Gak bisa, gue gak bisa tinggalin (namakamu)," ucap Iqbaal tetap tidak ingin meninggalkan (namakamu)
Felix dan Samuel hanya bisa pasrah, mereka akhirnya membiarkan Iqbaal seperti itu. Felix memejamkan matanya karena jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan ia sudah sangat mengantuk begitu juga dengan Samuel, ia melakukan hal yang sama dengan Felix
"(Namakamu).. maaf.. hiks.."
*
(Namakamu) membuka matanya dan melihat Iqbaal tertidur di kursi samping ranjangnya sambil memeluk lengan (namakamu)
(Namakamu) kembali merasakan sakit pada dada nya saat melihat Iqbaal yang memeluk perempuan lain dan perempuan itu mencium pipi Iqbaal, air mata (namakamu) mengalir tapi dengan cepat ia menghapus nya
Iqbaal membuka matanya karena ia merasakan pergerakan pada (namakamu), Iqbaal melihat (namakamu) yang sedang menghapus air matanya
"(Namakamu).." panggil Iqbaal
(Namakamu) mengabaikannya sambil terus menghapus air matanya, "aku butuh waktu sendiri," jawab (namakamu) dingin
"Aku mau jelasin semuanya.." lirih Iqbaal
"Aku belum mau dengar apa-apa! Aku bilang aku butuh waktu sendiri!" Bentak (namakamu)
Dan Iqbaal hanya menatap sendu (namakamu), "maaf,"
*
Sinetron kan wkwkw
