Iqbaal sudah menjelaskan pada (namakamu) tapi (namakamu) masih belum bisa kembali percaya pada Iqbaal, (namakamu) masih enggan untuk berbicara banyak pada Iqbaal walaupun ia sudah bilang kalau ia memaafkan Iqbaal
"Aku pergi ke kantor dulu ya, kamu sama Jie hati-hati dirumah," ucap Iqbaal sambil mengecup puncak kepala (namakamu), mereka sedang berada di ruang makan
(Namakamu) hanya mengangguk dan setelah itu menyalimi tangan Iqbaal, "aku anter ke kamar dulu ya?" Ucap Iqbaal
"Aku bisa sendiri," ucap (namakamu)
Iqbaal menggeleng, "ayo aku bantu"
(Namakamu) hanya bisa menuruti kata Iqbaal, ia tidak mau beradu mulut pagi-pagi seperti ini. Iqbaal memutuskan untuk menggendong (namakamu) ke lantai dua menggunakan lift karena kalau menaiki tangga Iqbaal akan lumayan capek
Setelah sampai di kamar, Iqbaal membaringkan (namakamu) di kasur dan setelah itu kembali mengecup pipi (namakamu)
"Aku kerja dulu ya, assalamualaikum" ucap Iqbaal
(Namakamu) mengangguk sambil menyalimi tangan Iqbaal, Iqbaal pergi keluar kamar dan menutup pintu kamar
*
(Namakamu) sedang duduk di sofa ruang tamu, Adlan mengunjungi rumah nya karena (namakamu) meminta Adlan untuk memeriksa kondisi kaki nya. Hari ini memang (namakamu) harus memeriksakan kaki nya tapi berhubung Iqbaal sedang kerja jadi (namakamu) meminta Adlan untuk ke rumahnya dan Adlan menyetujui nya dengan senang hati
"Jadi, kapan kaki aku sembuh total?" Tanya (namakamu)
"Kalau kamu rutin ke rumah sakit untuk periksa, mungkin 2 bulan ke depan kamu udah bisa beraktivitas seperti biasa" ucap Adlan
(Namakamu) mengangguk, "aku ambil cemilan dulu ya,"
"Eh gak usah (nam), kamu di sini aja kaki nya kan juga masih sakit" ucap Adlan
"Gapapa, aku bisa kok Dlan" ucap (namakamu) dan Adlan hanya bisa membiarkan (namakamu)
(Namakamu) berjalan menuju dapur namun baru setengah perjalanan (namakamu) hampir terjatuh membuat Adlan berjalan mendekat ke arah (namakamu) untuk membantu (namakamu)
"Kan udah aku bilang (namakamu) kamu duduk aja, kamu gak apa-apa kan?" Tanya Adlan sambil menahan pinggang (namakamu) agar tidak terjauh
"Aku ga--"
Srettt
Bruk!
"Iqbaal!!" Pekik (namakamu) saat Adlan sudah tersungkur di lantai
Tiba-tiba Iqbaal sudah berada di rumah dan memukul Adlan sampai pria itu tersungkur. Wajah Iqbaal sudah memerah menahan amarahnya
"Anjing Lo!" Pekik Iqbaal sambil memukul wajah Adlan lagi dan (namakamu) mencoba menahan Iqbaal sampai akhirnya pria itu mengontrol emosi nya
Adlan meringis sambil memegang pipi nya di pukul oleh Iqbaal, darah segar sudah mengalir di sudut bibir Adlan
"Kamu apa-apa sih?!" Sentak (namakamu) pada Iqbaal
"Kamu yang apa-apaan! Kamu ngapain peluk-pelukan sama dia!" Balas Iqbaal dengan suara nya yang tak kalah tinggi
"Aku gak pelukkan sama Adlan! Adlan bantu aku karena aku mau jatuh!" Ucap (namakamu)