hari ini (namkamu) dijadwalkan untuk operasi, tapi dokter menawarkan untuk (namakamu) bisa mencoba lahir normal jadi dokter meng-induksi (namakamu) agar (namakamu) dapat kontraksi dan bisa melahirkan normal
(namakamu) mulai merasakan kontraksi setiap 5 menit sekali dan dokter menyarankan untuk banyak-banyak berjalan, dan latihan dengan birthball
(namakamu) sedang latihan dengan birthball, kalau (namakamu) tidak kuat untuk bersalin secara normal mereka kembali memutuskan ke rencana awal yaitu operasi caesar
Iqbaal berdiri di hadapan (namakamu) yang sedang duduk di birthball ia memegangi tangan (namakamu) yang mengalung di pinggangnya
(namkamu) meringis saat perutnya kembali merasakan sakit, Iqbaal dengan sayangnya mengelus lengan (namakamu) dan sesekali mengecup puncak kepala (namakamu). Hanya itu yang bisa Iqbaal lakukan saat melihat (namakamu) merasakan sakit selain berdoa dan memberinya semangat
"huhh... sakit Bang" eluh (namakamu) sambil terus membuang napas panjang
"iya sayang.. mau udahan dulu gak? istirahat dulu, kamu capek" ucap Iqbaal
(namakamu) mengangguk setelah itu Iqbaal membantunya berdiri dan memtitah (namakamu) untuk duduk di atas ranjang, Bunda memberikan air minum pada (namakamu) dan (namakamu) menerimanya dengan bantuan Iqbaal yang memegang gelas
"makan dulu ya?" ucap Iqbaal
"ga napsu aku" ucap (namakamu) lemas
"kalo kamu gak mau makan nanti gak ada tenaganya dong, makan aja sedikit-sedikit ya?" ucap Iqbaal dan akhirnya (namakamu) mengangguk menyetujui ucapan Iqbaal
Iqbaal mengambil makanan khusus untuk (namakamu) yang diberikan oleh perawat rumah sakit, ia mulai menyuapkan makanan kedalam mulut (namakamu) dan (namakamu) menerimanya dengan pelan
"udah ya? aku kenyang" ucap (namakamu), padahal baru 5 suapan makanan yang masuk kedalam mulutnya
"baru 5 suap sayang, ayo 5 lagi deh" ucap Iqbaal
(namakamu) menggeleng, "gak mau aku udah kenyang"
"tapi kamu harus makan banyak sayang" ucap Iqbaal
"ya tapi aku udah kenyang! gamauu" rengek (namakamu) membuat Iqbaal menghela napas kasar
"udah Baal gak usah di paksa, taro aja dulu makanannya nanti di makan lagi" ucap Bunda menengahi mereka
Iqbaal mengangguk, "iya Bun," ucap Iqbaal sambil meletakkan makanan (namakamu) ke atas nakas
"ajak (namakamu) jalan-jalan aja gih, jangan jauh-jauh tapi" ucap Bunda
"mau jalan-jalan?" tanya Iqbaal pada (namakamu) dan (namakamu) mengangguk
Iqbaal membantu (namakamu) untuk berdiri dan setelah itu membantunya berjalan kecil di depan ruangan, sampai beberapa menit (namakamu) sudah tidak sanggup
"balik ke kamar lagi aja Bang, gak kuat aku... huhh.." ucap (namakamu) sambil menggenggam erat tangan Iqbaal
"mau digendong?" tanya Iqbaal
(namakamu) menggeleng, "gak usah, aku jalan aja"
Iqbaal dan (namakamu) kembali ke kamar dan (namakamu) langsung membaringkan badannya di kasur
"huh.. aku hamil 7 bulan aja udah kayak gini, gimana kalo sampe 9 bulan" eluh (namakamu)
"nikmatin aja (nam), eh iya kok belum di periksa ya kamu udah pembukaan berapa?" ucap bunda
"gak tau nih, dokter nya belum dateng" ucap (namakamu)
Iqbaal duduk di pinggir ranjang (namakamu) sambil mengelus rambut (namakamu) yang sudah lepek karena keringet, "masih mau coba lahir normal?" tanya Iqbaa;