Mereka sudah berada di Kurfürstendamm seperti biasa mereka akan membeli sesuatu yang akan diberikan pada orang-orang di Jakarta nanti
Mereka sedang ada di sebuah restoran Italia, tadi pagi mereka tidak sempat sarapan terlebih dahulu di apartemen karena Iqbaal yang terburu-buru
Ponsel Iqbaal belum ditemukan dari semalam dan Iqbaal terus meminta (namakamu) untuk membeli nya yang baru
"Sayang, besok aku ada meeting di sekitaran apartment. Gimana?" Tanya Iqbaal
"Harus banget pas kita lagi liburan?" Tanya (namakamu)
"Kalo kamu gak bolehin gapapa, aku tunda sampe kita pulang ke Jakarta" ucap Iqbaal
"Terserah kamu, aku mah gak apa-apa sama Jie di apartemen" ucap (namakamu)
"Beneran?" Tanya Iqbaal memastikan
(Namakamu) mengangguk, "Meeting sama siapa emang?" Tanya (namakamu)
"Sama perusahaan di Jerman, dia mau kerja sama dengan perusahaan aku," ucap Iqbaal dan (namakamu) mengangguk paham
Jadi, Iqbaal itu punya perusahaan sendiri awalnya waktu masih kuliah di Jakarta dia bantu perusahaan ayah sampai akhirnya dia pindah ke Jerman Iqbaal mulai membangun perusahaan nya sendiri, perusahaan Iqbaal pusat nya di Jakarta, tadinya Iqbaal mau menetap di Jerman dan mengembangkan semua usahanya di sini, tapi Iqbaal gak bisa di harus pulang ke rumah nya.
Harusnya perusahaan Iqbaal pusat nya ada di Jerman, tapi berhubung Iqbaal pindah ke Jakarta dia pindahin perusahaan pusat nya ke Jakarta juga. Jadi Iqbaal juga punya perusahaan di Jerman, dan dia percaya sama teman kuliah nya di Jerman untuk membantu perusahaan nya disini. Namanya Jack.
Kenapa Iqbaal tajir banget? Dia punya perusahaan di Jerman dan di Jakarta itu salah satu nya, ada sesuatu juga yang membantu nya menjadi setajir ini, Iqbaal udah nabung dari SMA. Sejak SMA Iqbaal emang udah dikasih uang jajan yang bisa dibilang banyak sama orang tuanya, Iqbaal nyisihin uang yang diberikan orang tuanya untuk jajan, ditabung sama di sedekahkan. Tabungan Iqbaal bisa menghasilkan satu masjid yang terbilang cukup besar, Iqbaal bangun masjid itu pakai uangnya sendiri, masih ada sisa sedikit dari tabungannya, Iqbaal bekerja dengan giat untuk membangun perusahaan nya sampai akhirnya ia membeli rumah yang sekarang ia dan keluarga kecil nya tempati
Tidak hanya itu, Iqbaal memberangkatkan kedua orang tua nya umroh bersama dengan Kakak perempuan nya itu, jadi kemarin adalah umroh Iqbaal yang kedua kalinya.
Satu fakta tentang Iqbaal, dia bakal lakuin apa aja untuk orang yang dia sayang. Contoh nya kemarin waktu Iqbaal berbelanja banyak, Iqbaal tidak memikirkan uang nya akan habis atau bagaimana, yang ia pikir hanya keluarganya harus bahagia dan keperluan mereka harus tercukupi. Iqbaal harus membuat mereka bahagia.
Iqbaal punya caranya sendiri buat nunjukin sama orang yang dia sayang kalau dia benar-benar cinta sama orang itu, contoh nya waktu (namakamu) masih SMA dan Iqbaal masih kuliah di Jakarta, Iqbaal ngeselin karena itu cara dia untuk bilang kalau dia sayang dan cinta sama (namakamu).
Ah sudahlah.. Iqbaal itu suami dan ayah yang idaman..
"Mau kemana habis ini?" Tanya Iqbaal
"Kamu mau kemana? Aku gak tau tempat yang bagus disini" ucap (namakamu)
"Mau belanja lagi? Katanya kamu mau beli tas?" Ucap Iqbaal
"Yaudah, aku juga mau beliin Jie baju tapi pakai uang aku aja" ucap (namakamu)
"Apaan? Udah ah gausah pakai uang aku aja yang" ucap Iqbaal
"Masa pakai uang kamu terus? Sekali-kali aku mau beliin baju untuk Jie pakai uang aku" ucap (namakamu)
"Tapi nanti kalau mau sesuatu lagi pakai uang aku aja ya?" Ucap Iqbaal dan (namakamu) mengangguk
"Kita habis dari Jerman ke Paris ya? Terakhir kita ke Turki" ucap Iqbaal lagi
"Nanti di Turki aku mau coba pakai turban gitu, lucu kali ya?" Ucap (namakamu)
Iqbaal tertawa kecil, "kamu mah pakai apa aja juga lucu, cantik"
"Halah! Gombal terus!" Ucap (namakamu) diakhiri kekehan
"Ke Dubai aja yuk?" Ajak Iqbaal
"Nanti aja lah kapan-kapan, nanti kita bisa liburan lagi kok" ucap (namakamu)
"Kalau kita udah punya adik buat Jie ya?" Ledek Iqbaal
"Tau ah! Kamu tuh gak kasian sama Jie? Dia masih kecil juga!" Omel (namakamu)
"Cuma bercanda kali Bun" kekeh Iqbaal
"Tapi kalo mau beneran gapapa" lanjut Iqbaal
"Bodo amat!"
*
Setelah lelah berjalan-jalan Iqbaal dan (namakamu) juga Kenzie sedang berada di taman kota, banyak anak-anak kecil yang berlarian dengan riang disana dan Iqbaal yang memang suka anak kecil jadi gemas sendiri
"Jie bangun dong Jie, ayo kita main" ucap Iqbaal sambil menggoyangkan kaki Kenzie yang ada di gendongan (namakamu)
"Bang! Kasian ah di bangunin terus! Semalem dia baru tidur jam 3 pagi" ucap (namakamu)
"Kenapa emang? Kamu juga dong?" Tanya Iqbaal
"Dia haus tapi pas aku susuin masih terus nangis, aku gendong dia deh di ruang tv" ucap (namakamu)
"Kenapa gak bangunin aku?" Tanya Iqbaal
"Kamu bobo nya pules banget, aku gak tega" ucap (namakamu)
"Nanti kalo Jie nangis lagi malam-malam kamu harus bangunin aku ya? Aku gak apa-apa kok kalo disuruh bantuin kamu," ucap Iqbaal
(Namakamu) mengangguk, "eh tapi besok kamu gimana? Kan gak bawa baju formal?"
"Gapapa kok gapakai baju formal, baju biasa aja" ucap Iqbaal
"Pulang jam berapa?" Tanya (namakamu)
"Aku dari jam 7 pagi, kayaknya sampai jam 9 pagi deh" ucap Iqbaal
"Sarapan dulu ya tapi?" Ucap (namakamu) dan Iqbaal mengangguk
Iqbaal berbaring di rumput kepalanya ada di paha (namakamu), (namakamu) menggendong Kenzie dengan gendongannya
"Aku bahagia punya kalian, i love u so much"
*
Akan kah cerita ini tembus 500k pembaca? Sudah pasti tidak wkwkw, kalo tembus 500k enak nya ngapain? Wkwkwk ya walaupun masih lama banget hahahaha
#RichAlesequat.