9. Knock Knock

11.5K 497 4
                                    

Bryan terbangun akibat dering ponselnya yang tidak.berhenti berbunyi. Bryan meraba kasurnya dan mengambil ponselnya. Dengan mata masih terpejam dia mengangkat panggilan itu.

"Michael speaking" ujar Bryan lantaran orang agensi sering memanggilnya Michael karena mereka tahu nama panjang Bryan yang sebenarnya.

"Kak Rex kecelakaan kak!"

Mata Bryan langsung terbuka lebar. Dia langsung bangkit dan melihat ayahnya sudah tidak ada disana.

"Lalu, bagaimana keadaannya sekarang?"

"Entahlah. Aku dan Mom dalam perjalanan menuju ke Kanzpia National Hospital."

"Aku menyusul. Kabari aku kalau ada berita terbaru tentang Rex."

Bryan langsung berlari ke kamar mandi. Dia membersihkan dirinya dan mengambil kemeja hitamnya juga celana jeans hitam. Bryan juga menghubungi Kanato untuk datang ke tempat Rex dirawat. Bryan segera mengambil ponsel, dompet dan kunci mobilnya. Sebelum pergi, dia menggeser lemari buku dan mengetuk pintu penghubung disana.

"Jess... Jessie..." panggil Bryan.

Jessica membuka pintu dan menguap kecil. Bryan memeluk gadis itu sejenak dengan erat.

"Aku ke rumah sakit national dulu. Adik sepupuku mengalami kecelakaan. Sepertinya aku tidak bisa sering pulang kesini. Tidak apa-apa kan?"

Jessica mengangguk dalam pelukan Bryan. Dia melepaskan pelukan Bryan dan dia mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Bryan.

"Adikmu pasti baik-baik saja. Kamu juga tidak perlu khawatir tentangku. Semua kebutuhan sudah aku beli kemarin. Aku tidak apa-apa disini."

Bryan mengangguk. Dia pamit pada Jessica dan segera menutup pintu penghubung itu. Dia juga menggeser lemari bukunya dan segera berangkat ke rumah sakit. Sesampainya disana, Bryan langsung berlari masuk ke dalam.

"Permisi suster. Pasien atas nama Rex Ardlan ada dimana?"

"Rex Dimitry Ardlan? Beliau dibawa ke ruang operasi."

"Ruang operasi..."

"Ruangnya ada di lantai tiga lorong sebelah kiri dari lift."

"Terima kasih."

Bryan langsung berlari menuju lift. Menunggu lift yang tidak kunjung turun, Bryan memutuskan melewati tangga darurat. Dia menaiki tangga sampai ke lantai tiga dan berlari menuju ke ruang operasi. Begitu kakinya menginjak lorong ruangan itu, dia disambut oleh keluarga besarnya yang sedang menunggu disana. Termasuk semua uncle dan kakeknya.

"Dad..." Bryan memanggil Dario bernaksud menanyakan keadaan Rex. Dia melihat ayahnya menggelengkan kepala tanda mereka yang sejak tadi disana belum mendapat kabar. Bryan meremat tangannya erat

"Uncle Kanato sedang dalam perjalanan kesini" ujar Bryan memberitahi ayah dan pamannya

Daverick mengangguk. Mata Bryan mencari ibu dan adiknya yang tidak ada disana.

"Mana Mom dan Chea?"

"Sedang mencari siapa pelakunya" ujar Dario.

Bryan diam dan tak lama kedua orang yang dicarinya datang. Mereka menggeleng saat tahu Dario dan Daverick menanyakan siapa pelakunya. Bryan berjalan menghampiri ibunya.

"Berikan pada Ryan, Mom" ujar Bryan sambil meminta laptopnya.

"Kamu mau apa?"

"Mencari sekali lagi. Mom dan Chea sedang sama kalutnya dengan yang lain. Kalian bisa saja melewatkan sesuatu. Biar Ryan yang cari."

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang