1. Tawaran

18.3K 674 2
                                    

D-A mansion, 6 years ago

Bryan duduk di depan sepupunya setelah beberapa jam yang lalu, pelayan di mansion ini menghubungi pamannya dan mengabarkan kalau putri satu-satunya sang pemilik mansion tengah dalam mode bad mood. Bukan hanya Bryan tapi, semua orang yang semalam menginap di mansion sang kakek, yakni Xavierro Malvares Dimitry, turut datang kesana.

"Lo sebenarnya kenapa Van?" Tanya Bryan santai

Gadis itu diam dan menundukan kepalanya

"Kak Vannya, kakak kenapa?" Tanya salah satu adik Vannya

Vannya masih diam dan tidak menjawab.  Yang semua orang disana tahu, Vannya tengah dalam masa marah. Bryan masih mencoba bersabar. Tapi sepertinua tingkat kesabarannya benar-benar diuji oleh sepupunya sendiri

Bryan sejak tadi hanya mendengar Vannya mendumal kesal dan tentu saja hal itu membuat Bryan dan para sepupunya yang tergabung dalam genk The Devils bingung dan heran sendiri. Bryan mengerutkan keningnya heran. Akhirnya dia melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Vannya yang masih duduk tepat  di depannya dengan lekat

"Okey, cukup Van" ujar Bryan seperti perintah setelah sejak tadi semua orang disana hanya bisa diam dan bingung dengan tingkah Vannya hari ini

Vannya tidak menjawab. Dia hanya mendelik ke arah Bryan dan semakin menekuk wajahnya

"Van... gue serius. Kalo lo pikir gue bercanda mending lo tarik lagi pemikiran lo itu. Gue serius!"

"Ish!" Desis Vannya

"Lo kayak gini tuh udah bikin uncle sama aunty khawatir tahu gak?! Rex sama Rey juga. Belum lagi Grandpa sama Grandma. Anak-anak yang lain juga" ujar Bryan mulai tidak sabaran

Vannya menghela napasnya. Dia mengusap wajahnya dan menenangkan dirinya sendiri. Semua orang di sekitar mereka hanya bisa terkejut saat Bryan membentak Vannya yang hampir tidak pernah ada yang berani membentaknya. Termasuk Daverick dan Erika yang merupakan kedua orang tua Vannya juga terdiam kaget disana

"Bryan..." rengek Vannya seraya dia berdiri dan menghampiri Bryan yang ada di depannya. Jelas saja Bryan langsung berdiri dari kursi yang dia duduki saat matanya melihat Vannya sedang berjalan ke arahnya

Vannya memeluk Bryan dan menyembunyikan wajahnya di dada Bryan. Tangan Vannya menarik erat-erat bagian belakang kemeja Bryan. Dia tidak berucap apapun. Dia hanya diam di posisi itu. Bryan sendiri memilih berdiam sampai Vannya merasa lebih baik

"Sekarang kasih tahu gue apa yang sudah dilakukan sama Giordino itu ke lo?"

Mendengar nama Giordino disebut sontak saja membuat kedua orang tua Vannya, si kembar dan Vannya sendiri terkejut. Vannya langsung menjauhkan badannya dan mendongak menatap wajah Bryan

"Dia apain lo sampe lo kayak gini?"

"Bryan..." panggil Vannya sambil terisak dan kembali memeluk Bryan dengan erat

Entah apa yang terjadi. Tetapi mereka semua disana tahu semua ini karena ulah satu orang. Giordino. Pacar Vannya. Giordino Vladmorth, cucu dari kerajaan Denspia. Anak dari Ervan Vladmorth dan juga Airin Collins. Anak yang sudah menjalin hubungan dengan Vannya sejak anak itu duduk di bangku kelas sembilan Junior High

Bryan mengusap rambut Vannya dan menenangkan adik sepupunya itu. Bagaimana pun juga, dia harus memastikan Vannya kembali seperti biasanya, baru dia akan menghajar Giordino nanti

"Sudah Van... jangan sedih lagi! Bilang sama gue, dia ngapain lo sampe lo kayak gini?" Tanya Bryan dengan nada sehalus bulu angsa

"Dia ngeselin tahu gak! Dia udah bikin gue nungguin dia satu jam kemarin. Dan lo tahu? Dia gak datang dan bahkan gak kasih tahu gue kabar apapun!"

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang