50. You're Gonna Be Okey

10.1K 461 48
                                    

'Sial!'

Jessica mengerutkan keningnya saat melihat raut wajah Bryan berubah.

"Ryan?"

Bryan menoleh dan tersenyum kecil. Dia tersenyum pada gadisnya dan memeluknya dengan cukup erat.

"Ada apa?"

"Tidak ada apa-apa. Hanya orang yang salah sambung,"

Jessica mengangguk percaya. Bryan tersenyum lagi dan mengecup kening gadisnya cukup lama. Setelahnya dia pamit untuk sarapan di bawah. Bryan memang belum memakan bubur yang seharusnya dia makan tadi pagi.

"Istirahat saja yang banyak. Aku mau makan dulu lalu, aku keluar sebentar. Ada urusan yang belum selesai,"

Bryan tersenyum sekali lagi dan segera keluar dari kamarnya dengan jaket di tangannya. Dia turun ke ruang makan. Memakan makanannya dengan tenang sambil memutar otak memikirkan apa itu sebuah jebakan atau mereka memang menyandra sosok yang bahkan tidak pernah memiliki keterkaitan pada mereka. Atau ada?

Bryan berniat menemui ayahnya. Dia mendengar paman-pamannya sedang berkunjung. Jadi, dia ingin menanyakan sesuatu pada mereka semua. Bryan terdiam kaku di depan pintu ruangan yang selalu dipakai untuk berdiskusi itu ketika dia mendengar percakapan di dalam sana.

"Sejak kapan dia menghilang, Zarvel?"

Suara Dario terdengar begitu tegas di telinga Bryan. Disusul suara cukup tegas namun diliputi kekhawatiran dari seseorang yang dia tahu sejak dia kecil. Pengawal ayahnya, Zarvel. Ayah angkat Martin Ivanez.

"Kemarin sore, Sir,"

Dario mengumpat begitu pula Bryan di depan sana. Bryan langsung melangkahkan kakinya ke garasi. Mengambil kunci motornya dan segera melajukan motor itu keluar dari garasinya.

"Young master?"

Bryan mendengar panggilan itu tapi tidak berhenti. Bryan yakin Gael akan melapor pada ayahnya dengan cepat. Bryan memacu motornya melewati beberapa kendaraan dengan cepat. Dia menuju ke Galle highway seperti yang orang itu perintahkan. Sampai ponselnya kembali berdering dan membuat dia mengangkatnya melalui earphone-nya.

"Keluar dari jalur itu,"

Bryan menurutinya. Dia mengikuti semua yang diperintahkan orang di ujung panggilan itu dan dia terhenti di hutan yang ada di pinggir Kanzpia. Bryan mengirimkan lokasinya pada sang ayah. Dia mengumpat saat tahu jaringan ponselnya sudah dimatikan oleh pria yang akan dia temui. Bryan melepaskan jam tangannya dan memasukannya ke dalam saku jaketnya. Dia berjalan masuk ke dalam hutan itu.

"Ivan..." panggil Bryan. Bryan memang lebih sering memanggil Martin dengan Ivan kalau mereka ada di luar Mansion.

"Kak..." bocah kecil yang seumur dengan Michelle itu terlihat ketakutan meski dia tidak menangis.

"Kemari sayang," Ujar Bryan.

Ivan berjalan bahkan cenderung berlari namun, langkahnya terhenti saat ada tiga orang menghadangnya. Bryan menatap kesal ke arah pria di depannya. Sedikit heran dengan pria di depannya ini. Dia sudah tidak lagi menjadi DG dan dia juga tidak pernah lagi membuat onar. Okey, ralat yang satu itu. Dia membuat onar tapi, bersama dengan saudara sepupunya dengan selalu mengikuti balap liar di Kanzpia.

Tapi, tetap saja dia heran kenapa pria di depannya ini mengusiknya? Atas alasan apa? Bryan melihat Ivan kedinginan dengan pakaiannya yang tidak terlalu tebal. Bryan tidak tega pada Ivan. Dia juga menyayangi Ivan seperti adiknya sendiri.

"Kakak..." Ivan memanggilnya.

Pria di depan Ivan menarik paksa Ivan untuk menjauh dan itu bisa melukai Ivan. Jelas saja Bryan kesal melihatnya.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang