55. What Does She Doing?

9.3K 475 51
                                    

Xav Company, Kanzpia, present time.

"Daddy..."

Bryan berbalik dan tersenyum kecil. Dia berjongkok dan menangkap sosok kecil yang masih menggosok sebelah matanya dengan tangan mungilnya.

"Jangan digosok terus sayang, nanti matamu sakit!" Ujar Bryan sembari menjauhkan tangan mungil itu dari mata sang anak.

Bryan tersenyum kecil dan membawa sosok mungil itu ke sofa. Dia duduk disana dan anak itu menempel manja pada ayahnya. Bryan mengelus rambut panjang anak itu dengan sayang.

"Daddy..."

"Hm?"

"Aqel mau tetemu Mommy..." pinta anak itu.

Bryan mengusap rambut panjang itu dengan perlahan. Tangannya tidak berhenti mengusapi rambut putrinya.

"Raquel. Mommy tidak bisa pulang sekarang. Nanti kalau Mommy sudah datang kita jemput Mommy, okey?"

Gadis kecil itu mengangguk. Dia menyandarkan kepalanya di badan ayahnya. Bryan masih mengusapi anak perempuannya dengan perlahan dan sangat lembut.

"Kenapa Raquel sudah bangun? Harusnya Raquel masih tidur, kan?" Tanya Bryan perlahan.

"Aqel impi Mommy. Mommy atit Daddy..."

Bryan sedikit terkejut mendengar ucapan putrinya. Dia bahkan mendengar tangisan putrinya yang mulai keluar. Bryan menjauhkan sedikit putrinya dan mengusap airmata dari pipi chubby anak itu.

"Ssshh... putri Daddy jangan nangis. Nanti cantiknya hilang..."

"Aqel mau Mommy, Daddy..." isak anak itu.

Bryan menggendongnya dengan sebelah tangannya dan berdiri. Dia kembali ke jendela besar di ruangannya. Dia mengusap pipi anaknya dan menciumnya dengan lembut.

"Raquel coba lihat itu..." ujar Bryan sambil menunjuk ke titik terjauh yang bisa terlihat dari jendela itu.

"Mommy disana. Nanti Mommy pasti pulang. Tapi, nanti sayang. Tidak sekarang."

"Aqel mau Mommy..."

"Ssshh... jangan menangis, sayang! Nanti Mommy ikut sedih kalau Raquel menangis. Raquel jangan nangis lagi, ya? Please..."

Raquel menyandarkan kepalanya di ceruk leher sang ayah. Sebelah tangannya memegang dan mencengkram kemeja sang ayah agar tidak terjatuh. Sementara Bryan menggendong putrinya dengan sangat hati-hati.

"Tidur lagi ya sayang. Kak Raiden saja belum bangun loh."

"Ta Aiden bobona lama." Ujar Raquel.

Bryan terkekeh kecil. Dia mengusap rambut putrinya dengan sebelah tangannya yang bebas.

"Makanya, tidur ya. Biar nanti bisa main sama kak Raiden."

Raquel mengangguk. Dia memejamkan matanya. Kepalanya masih bersandar nyaman di bahu ayahnya. Bibir Bryan menggumamkan lagu pengantar tidur untuk putrinya. Lima menit berdiam disana Bryan merasakan putrinya sudah kembali pulas. Bryan langsung membawa putrinya kembali ke dalam kamarnya. Dia membaringkan putrinya di sebelah sang kakak.

"Mimpi indah, Raquel, Raiden. Daddy sayang kalian." Bisik Bryan sembari mengecup kening kedua anak itu.

Bryan menutup kembali pintu kamar itu dan melanjutkan pekerjaannya. Dia memeriksa beberapa dokumen dari bawahannya dan juga memeriksa kembali masalah yang baru saja terjadi di perusahaannya. Beberapa menit berlalu dan pintu ruangannya terbuka mendadak. Bryan mengangkat kepalanya dari dokumen-dokumen di depannya dan melihat ayah juga paman-paman dan kakeknya sudah berdiri di dalam ruangannya.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang