23. So Troublesome

10.5K 463 2
                                    

Bryan duduk di ruang makan dengan Jessica di depannya. Mereka memakan sarapan dengan tenang dan diam. Bryan memang memaksa Jessica untuk sarapan bersamanya tadi. Jessica hanya mengiyakan asal setelahnya dia diizinkan pulang.

'Something has change.' Pikir Bryan.

Bryan merasakan ruang makannya sepi dan hening. Tidak ada suara dari gadisnya yang selama ini mengisi ruang makannya dan membuatnya tersenyum setiap pagi. Yang ada di hadapannya sekarang hanya Jessica yang berdiam diri dan memakan sarapannya dengan tenang.

"Umm... Baby..." panggil Bryan setelah kekosongan terjadi.

Jessica mengangkat kepalanya dan menatap Bryan.

"Besok aku tidak pulang kesini, tidak apa-apa, kan?"

"Hn. Tidak apa."

Bryan merasa heran dengan Jessica yang terus berdiam diri. Bryan meletakan garpunya dan meminum jus di depannya.

"Did I or I didn't tell you before that you have the right to ask me anything?" Tanya Bryan.

Jessica hanya menatap Bryan sejenak dan dia meminum susu miliknya.

"Tidak ada yang ingin aku tanyakan. Kamu bebas pergi kemana pun. Aku sudah selesai. Aku pulang."

Setelah mengucapkan itu, Jessica langsung berdiri dan beranjak dari ruang makan Bryan. Meninggalkan Bryan duduk diam disana memikirkan apa yang sudah dia lakukan sampai Jessica marah.

Bryan merapikan meja makan dan mencuci piring kotor. Selesai dengan itu dia langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan badannya. Bryan juga membersihkan dan mengobati kembali lukanya. Saat itulah Bryan tersadar akan sesuatu. Bryan mengambil plester luka yang sudah dia buang. Dia melihat noda darah disana. Bryan mengambil pakaian yang sebelumnya dia pakai, dan dia bisa merasakan pakaian itu basah di sekitar pinggang.

Bryan langsung mengetuk pintu sambung di kamarnya. Beberapa kali dia mengetuk pintu itu, dan tidak ada jawaban.

"Baby..." Bryan memanggil sang gadis.

"Baby..." panggilnya lagi saat tidak ada jawaban.

Bryan mengetuk sekali lagi dan tidak ada jawaban apapun. Bryan mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada gadisnya.

"Maafkan aku...😔🙇"

Tidak ada balasan apapun, bahkan pesan itu hanya terkirim tanpa terbaca. Bryan menghela kecil. Dia membiarkan Jessica untuk menenangkan diri sejenak. Bryan memilih ke kamar di lantai bawah dan membaca beberapa buku. Dia mengambil buku-buku bisnis dan mulai membacanya.

Beberapa jam berlalu, Bryan kembali naik dan memasuki kamarnya. Dia berjalan mendekati pintu kamar itu dan berniat mengetuk pintu kamar itu. Sampai dia mendengar isakan kecil dari kamar gadisnya. Saat itu juga Bryan mengetuk pintu secara kasar. Dia berteriak memanggil gadisnya.

"Baby, buka pintunya! Baby!" Panggil Bryan untuk ke sepuluh kalinya.

Tidak ada tanda-tanda pintu itu akan terbuka, Bryan memilih keluar dari kamarnya. Dia mematikan cctv di lorong apartment-nya dan membuka pintu apartment Jessica dengan cepat. Bryan memang mengingat password apartment milik Jessica begitu juga sebaliknya. Berhasil masuk ke dalam, Bryan langsung berlari ke kamar Jessica dan membuka pintu itu dengan tergesa.

"Baby..." panggil Bryan saat menemukan gadisnya terduduk di dekat pintu penghubung dengan kepala yang bersembunyi di balik lututnya.

Bryan menghampiri gadisnya dan membuka kemeja miliknya dia langsung mengusap puncak kepala Jessica dengan perlahan.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang