99. Long Night

8K 431 41
                                    

"Sudah mainnya?" Tanya Bryan pada gadisnya yang saat ini benar-benar hanya memakai bikini berwarna putih. Kemeja milik Bryan sudah dia lepaskan.

Bryan sendiri hanya memakai celana pantai miliknya. Kaus yang tadi dia pakai sudah menemani kemeja miliknya di kursi pantai milik sang ayah. Bryan bermain bersama Jessica sesekali mereka saling menyipratkan air satu sama lain.

Bryan menghentikan permainan mereka dengan memeluk istrinya dari belakang dengan erat. Bryan mencium pipi gadisnya berkali-kali.

"Geli, Ryan..." gerutu Jessica yang malah membuat Bryan semakin senang menggodanya.

Mereka menikmati angin yang mulai berhembus lembut. Langit sudah mulai berubah warna. Bryan dan Jessica tetap berdiri di tepi pantai sembari melihat matahari yang perlahan bersembunyi bagai ditelan oleh ujung laut.

"Sangat cantik," puji Bryan dari belakang istrinya.

"Ya, mataharinya sangat cantik,"

Bryan tersenyum mendengar jawaban istrinya. Bagi Bryan istrinya yang cantik. Dengan mata biru yang memantulkan cahaya matahari sore yang hampir tenggelam itu. Bryan sudah berkali-kali jatuh pada keindahan dari sosok Jessica.

"Ayo pulang!" Ajak Bryan.

Meski sempat menolak, akhirnya Jessica setuju dan berjalan pulang bersama Bryan. Mereka memutuskan untuk kembali ke rumah mereka sendiri. Bryan menggenggam tangan Jessica dengan sangat erat dan lembut. Dia mengecupi punggung tangan Jessica dengan kecupan-kecupan ringan.

Bryan tersenyum menatap istrinya. Jessica yang ditatap oleh Bryan jadi salah tingkah dan merona. Bryan semakin melebarkan senyumannya. Untuknya semua yang dia miliki saat ini sudah lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia. Hanya dengan berjalan santai dengan Jessica di sisinya, dia sudah merasa sangat puas dan bahagia.

"Mandilah dulu, nanti kita makan malam,"

Bryan membersihkan badannya di kamar mandi yang ada di kamar sebelah. Dia bersiap, mengenakan kemeja hitam miliknya dan juga celana jeans hitamnya. Bryan selesai lebih dulu dari Jessica. Dia menunggu gadisnya di bawah. Beberapa pelayan yang tinggal di rumah ayahnya datang untuk membantu Bryan dan akan kembali setelah mereka selesai.

"Bryan," suara lembut itu membuat Bryan memutar badannya ke arah belakang.

Bryan tertegun menatap gadis yang kini berdiri di ujung tangga rumah mereka. Gadis itu berbalut gaun selutut dengan warna putih susu. Bryan merasakan jantungnya berdegub cepat. Bahkan napasnya tertahan dengan sendirinya.

"Bryan?"

Bryan tersentak saat tangan kecil itu ada di depan matanya sembari melambai padanya.

"Kamu kenapa?"

"Ng.. nggak kenapa-kenapa. Ayo kita makan!"

Bryan menggandeng tangan Jessica.

"Makan dimana?"

"Nanti kamu akan tahu,"

Bryan berjalan keluar dari rumahnya. Tangannya mengeratkan pegangannya pada Jessica. Dia berjalan santai di atas pasir. Jessica mengikui saja langkah Bryan dari samping. Jessica melihat ombak yang saling berkejaran di laut. Meski sudah malam, keadaan di sekitarnya tidak terlalu gelap karena, malam ini bulan bersinar dengan cukup terang.

"Baby?"

Jessica menoleh dengan cepat ke arah depan. Entah sejak kapan Bryan sudah berdiri di depannya. Bryan tengah tersenyum padanya dan mengeratkan genggaman tangannya.

"Kita sudah sampai?" Tanya Jessica.

Bryan mengangguk. Dia bergeser hingga Jessica bisa melihat jalan di depannya sudah diterangi oleh lampu-lampu kecil seperti yang biasa ada di pohon natal di kedua sisinya. Jessica menatap ke arah Bryan dan pria itu mengangguk. Jessica berjalan dengan perlahan di tengah-tengah.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang