67. Jacob and His GF

8.5K 423 5
                                    

Plak!

Suara tamparan yang sangat keras itu membuat semua orang meringis. Saat ini mereka hanya bisa menatap iba ke arah Jacob. Anak itu sendiri hanya bisa menunduk dengan pipi yang merah dan sudut bibirnya yang berdarah akibat tamparan keras yang baru dia terima dari sang ayah.

"Siapa yang mengajarimu berbuat seperti itu?!!"

Suara berat milik Lean menggema di ruangan itu. Saat ini, mereka semua- kedepalan keluarga maksudnya- tengah berkumpul di ruang keluarga di istana Kanzpia. Mereka sudah berkumpul disana sejak acara pergantian tahun selesai.

Jessica menyembunyikan wajahnya di bahu Bryan saat tamparan keras dari Lean mendarat di pipi Jacob. Dia sampai meringis kecil melihatnya.

"JAWAB JACOB ATRADCY KOFLAIN!!!"

Jacob menunduk. Dia benar-benar tidka berani menatap ayahnya. Bryan sendiri sedikit terkejut melihat perubahan pamannya yang satu itu. Dia dan sepupu-sepupunya tidak pernah melihat Lean seperti saat ini. Bagi mereka Lean dan Ren adalah paman mereka yang paling baik. Mereka tidak pernah marah tapi saat ini, mereka cukup takut pada Lean.

"Sudahlah, Lean. Jangan marah-marah begitu!" Ujar Jeanna.

"Sekarang masalahnya sudah terjadi. Mau diapakan lagi? Kita hanya bisa menikahkan mereka, kan?"

"Mereka baru kelas tiga senior high, Sweety."

"Ya, tapi keadaannya sudah seperti ini..."

Lean memijat pangkal hidungnya. Kepalanya terasa pening.

"Like father like son, huh?" Gumam Ren yang langsung dihadiahi pelototan sadis dari Lean secara cuma-cuma.

"Sialan kau!" Umpat Lean pada Ren.

Lean menatap putra sematawayangnya. Dia menghembuskan napasnya dengan berat.

"Baiklah. Kalian menikah minggu depan dan setelah itu Pamela akan tinggal di rumah kita, sekolahnya akan dilakukan dari rumah melalui internet."

Jacob dan Pamela mengangguk saat Lean mengucapkan hal semacam itu. Lean menggelengkan kepalanya sejenak dan memilih keluar dari ruangan itu. Jacob hanya bisa menatap ibunya dan menunduk dalam.

"I'm sorry Mom..." ujar Jacob pelan.

Jeanna tersenyum kecil dan mendekati Jacob. Dia mengusap rambut pirang itu dengan sayang.

"Sudahlah. Tidak apa-apa. Kamu mau bertanggung jawab juga Mom sudah bangga padamu." Ujar Jeanna.

Dia memeluk Jacob dan mengusap punggung anak itu dengan perlahan.

"Ayahmu tidak akan semarah itu, Jacob. Dia hanya terkejut. Dia terlalu kaget dengan kabar yang kalian berikan ini."

Jacob mengangguk. Dia menyembunyikan wajahnya di lekukan leher ibunya.

"Sudah-sudah! Sudah mau jadi ayah tapi, masih manja. Malu sama anakmu, Jacob."

Jacob diam saja. Dia masih bertahan di posisinya. Sejak kecil, Jacob memang dekat dengan kedua orang tuanya. Jeanna sampai hafal semua tingkah putra sematawayangnya ini dan dia sangat tahu kalau putra nakalnya ini sedang merasa sangat teramat bersalah dan menyesal.

"Tidak apa-apa Jacob."

"Maaf Mom. Aku mengecewakan kalian..." bisik Jacob pada Jeanna.

"Hanya sedikit Jacob. Kami hanya sedikit kecewa padamu. Tapi, dengan kamu mau jujur dan bertanggung jawab atas semua ini, kami jadi merasa bangga padamu, nak..."

Jacob menggeleng kecil.

"Dad tidak akan bangga padaku Mom. Aku mengecewakannya."

"Tidak Jacob. Kamu tidak mengecewakannya."

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang