110. Good Father

8.1K 465 19
                                    

Bryan berdiri dan terkekeh saat melihat ketiga anaknya berlarian kesana kemari. Mereka sangat senang saat diberitahu kalau keluarga mereka akan mendapatkan tamu. Terlebih begitu mengetahui siapa tamu yang akan datang, ketiga anak itu langsung tidak bisa diam.

Bryan mengambil toples berisi kue kering dengan taburan almond dari tangan Samuel.

"Tidak Sam. Jangan yang ini!"

"Kenapa Daddy?"

"Sam tidak bisa memakan yang ini, nanti Sam sakit, sayang,"

"Tapi, baby twins boleh," Samuel memonyongkan bibirnya dan menggembungkan pipi tembamnya.

Bryan mengusap puncak kepala Samuel.

"Samuel, kamu itu seperti Daddy. Baby twins, entahlah Daddy tidak tahu tapi sepertinya, mereka bisa memakan ini. Hanya Samuel dan daddy yang tidak bisa memakan kacang bernama almond. Jadi, Sam, ingat baik-baik. Jangan pernah memakan kacang almond dan semua yang berhubungan dengan almond. Dia tidak baik untukmu,"

Samuel mengangguk. Dia bermain bersama adik-adiknya. Untuk sementara Bryan menjauhkan toples berisi cookies almond itu. Bryan memutuskan untuk membersihkan badannya. Sekitar pukul lima sore satu per satu keluarganya datang. Mereka berkumpul untuk melihat Samuel yang sudah besar.

"Kenapa Samuel tidak pernah diajak ke rumah sih?" Tanya Vannya.

"Samuel masih manja pada daddy-nya, kak Vannya. Makanya, dia tidak mau kemana-mana. Hanya mau menempeli daddy-nya saja," ujar Jessica membuat semua orang terkekeh.

"Kalau dipikir-pikir, Bryan juga dulu begitu," ujar Caroline.

Dario sendiri mengangguk mengiyakan ucapan istrinya. Bryan melihat Samuel bersama baby twins dan juga Francesca menghampirinya.

"Kenapa?" Tanya Bryan pada anak-anak itu.

"Kami main di sebelah boleh, Daddy?"

Bryan menggelengkan kepalanya. Dia takut anaknya terjatuh nanti. Ruangan sebelah belum dia rapikan dengan benar. Masih banyak sudut-sudut permukaan meja yang belum dilapisi karet busa. Tentu saja akan berbahaya jika keempat anak itu main disana dan terbentur nantinya.

"Main disini saja," ujar Bryan.

Keempat anak itu mengangguk. Mereka bermain bersama terkadang mereka berlari mengitari ruangan itu dan jika mereka lelah mereka berhenti untuk duduk sejenak di lantai sebelum berlari kembali.

"Aku keluar sebentar," ujar Bryan membawa ponselnya. Dia memang hanya ingin mengisi daya baterainya.

Bryan turun kembali ke ruangan dimana keluarganya berada. Saat Bryan membuka pintu saat itu Samuel mengampirinya. Bryan berjongkok saat putranya sudah semakin dekat. Tapi, belum juga sampai di depan Bryan, Samuel malah terhuyung ke depan dan Bryan dengan segera berusaha mengangkap badan putranya. Para wanita disana memekik terkejut saat kepala Samuel nyaris membentur lantai jika saja telapak tangan Bryan tidak menahan kepala Samuel.

"Sam... Samuel..." Bryan memanggil putranya sambil menggeser badannya mendekati Samuel.

Bryan langsung menggendong Samuel saat telapak tangannya merasakan deru napas Samuel yang putus-putus. Bryan berdiri dan berjalan menuju laci meja terdekat disana dia mengambil botol obat disana dan mengeluarkan satu butir obat yang sama dengan yang Bryan berikan pada Samuel tempo hari. Bryan menitipkan Samuel pada Jessica. Dia kembali membelah obat itu menjadi dua. Matanya mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk menghancurkan obat itu.

Menemukan tisu dan ponsel milik Chea. Bryan langsung meletakan obat itu di atas tisu dan membungkusnya asal sebelum dia menumbuk obat itu dengan ponsel Chea.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang