63. How Old Is Daddy?

9.4K 398 12
                                    

"Baiklah. Sudah tidak ada masalah. Tapi, tetap saja kamu tidak boleh makan makanan keras dan minum minuman bersoda maupun beralkohol selama beberapa bulan ke depan. Luka luarnya memang sudah lumayan mengering tapi, luka dalamnya belum tentu, kan?"

Bryan mengangguk sembari mengancingkan kemejanya. Jessica yang duduk di kursi memilih diam dan mendengarkan ucapan dari dokter yang seumur dengan ayah angkatnya. Atau harus dia sebut kakak iparnya?

Bryan bersyukur, proses penyembuhan lukanya cukup cepat. Memang hanya tiga minggu dan lukanya mulai mengering. Bryan bisa kembali menjalani aktifitasnya walau ayahnya semakin ketat saja menjaga dirinya. Bahkan untuk menjaganya saja, ayahnya lebih memilih menyuruh Michelle bersekolah di Sky School agar Caroline sang ibu menetap di Kanzpia juga. Sementara sang ayah kerap kali bolak-balik Kanzpia Andlesia.

"Sudah itu saja pesanku." Ujar Charles.

Bryan mengucapkan terima kasih dan langsung kekuar dari ruangan Charles. Dia berjalan bersama Jessica keluar menuju ke lapangan parkir.

"Kita mau kemana?" Tanya Jessica saat mobil yang Bryan kendarai mulai keluar dari rumah sakit dan membelah jalanan kota Vicel.

"Rahasia.." ujar Bryan santai.

Berkendara selama satu jam, mereka sampai di sebuah toko dan segera turun. Bryan menggenggam tangan Jessica dan masuk ke dalam toko itu.

"Maaf, prince. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pegawai toko.

"Barang pesanan atas nama JeRyan sudah dikemas?" Tanya Bryan.

"Belum, prince. Tapi, barang itu sedang disiapkan."

"Boleh aku melihatnya?"

Pegawai itu mengangguk ragu. Dia membawa Bryan ke dalam tempat dimana banyak terdapat barang-barang berkelas yang sedang disiapkan.

"Tuan Mike. Apa anda datang untuk melihat barangnya?" Tanya sang manajer toko.

Bryan mengangguk. Dia mengeluarkan barang-barang exclusive ke hadapan Bryan.

"Yang harus dikirim ke pelabuhan Andlesia sudah dikirim?" Tanya Bryan.

"Sudah tuan. Paket atas nama Little Xander sudah dikirim."

Bryan mengangguk. Dia meneliti satu per satu barang itu dan mengangguk kecil.

"Baiklah. Kalian bisa bungkus ini semua dan kirim sesuai dengan permintaan."

Manajer itu tersenyum dan menunduk hormat pada Bryan. Bryan ditinggalkan dengan Jessica di ruangan itu.

"Itu semua untuk siapa?"

"Hadiah natal."

"Aku sudah terbiasa membelikan itu semua untuk paman-paman dan bibi-bibiku."

"Hah?"

"Para pegawai ayahku."

Jessica mengangguk paham. Bryan mengajak Jessica keluar dan kembali memasuki mobil mereka. Bryan membawa mobil itu ke sebuah pusat perbelanjaan dan masuk ke dalam sana. Menyerahkan mobil milik ayahnya itu pada petugas Valet dan dia segera memasuki mall itu dengan Jessica di rangkulannya.

"Kemana lagi?" Tanya Jessica.

"Melihat hadiah natal untuk adik-adikku." Ujar Bryan dan Jessica mengangguk.

Bryan masuk ke sebuah toko berisi perhiasan mahal. Seperti tadi di toko sebelumnya, pegawai di toko ini juga menyambut Bryan dengan tundukan hormat.

"Aku ingin melihat pesanan atas nama JeRyan."

Pegawai itu mengangguk dan segera menutup sementara toko mereka. Para pegawai mulai keluar dengan tujuh kotak perhiasan. Bryan membuka kotak itu dan melihat satu per satu kotak itu sebelum dia mengangguk kecil.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang