107. Get Ready, Love

7.5K 451 39
                                    

Crech airport, South Vranzia, 8 am.

Pesawat pribadi berlogo kerajaan Kanzpia itu mendarat sempurna di bandara internasional Vranzia. Beberapa mobil sudah dipersiapkan untuk menyambut Bryan disana. Bryan sendiri turun dengan pakaian yang sudah sangat lama berdiam di lemarinya. Pakaian yang memang sudah dipersiapkan oleh kakeknya untuknya.

 Pakaian yang memang sudah dipersiapkan oleh kakeknya untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Itu cuma perkiraan doang y kakak. Kira2 klo di bayangan aku bajunya kek gitu. Yg lagi pegang gelas itu pas Bryan dateng ke acara pesta, yg tengah pas baru sampe di Vranzia, yang paling pojok satunya bonusan aja...😂😂)

Kalau saja bukan terpaksa, Bryan tidak akan pernah mau memakainya.

'Well, kau berhasil membuatku memakai pakaian ini, sweety. Lihat bagaimana nanti aku menghukummu," batin Bryan.

"Selamat datang pangeran..." ujar orang itu menggantung seperti bingung bagaimana harus memanggil Bryan.

"Michael. Mike is fine,"

"Pangeran Mike. Yang mulia sudah menunggu anda di istananya,"

Bryan mengikuti pria itu melangkah ke mobil terdekat dan masuk ke dalam mobil itu. Untuk sejenak Bryan tertegun saat indra penciuman mengendus wangi yang sangay familiar untuknya saat pintu mobil itu terbuka. Sesuatu di rongga dada Bryan berdenyut nyeri.

"Ada apa, pangeran? Apa ada sesuatu yang salah?"

Bryan menggeleng kecil. Dia segera masuk ke dalam diikuti oleh seseorang yang duduk di sebelahnya. Saat pintu tertutup dan mobil mulai melaju membelah jalanan kota. Sosok di sebelah Bryan menarik anak itu ke dalam pelukannya.

"Ayahku, selalu memakai mobil ini saat kesini," ujarnya membuat Bryan baru ingat.

Wangi ini wangi kakek buyutnya. Orang yang mendukung Bryan saat dia terpuruk di Celztia dulu. Wangi milik Samuel Arthur Dimitry. Bryan mengeratkan pelukannya pada kakeknya. Rasa rindu pada sang buyut tiba-tiba saja keluar dan bangkit. Ingatan bagaimana dia mendapat kabar tentang kakek buyutnya yang meninggal saat itu membuat Bryan kembali menangis.

"Grandpa,"

"Hm?"

"Kenapa great grandpa pergi dengan cepat?"

Pria itu mengusap dan menepuk punggung Bryan menguatkan cucunya.

"Ayahku sudah menyelesaikan bagiannya. Karena itu, dia beristirahat,"

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang