27. Pamit

10.2K 517 38
                                    

"Daripada kau mati di tangan mereka lebih baik aku yang membunuhmu dengan tanganku sendiri!!!"

Bryan terkisap mendengar ucapan ayahnya. Caroline juga langsung berdiri dan menangkap tangan Dario.

"Minggir Caroline!"

"Tidak! Enak saja kamu mau membunuh anakku. Aku yang mengandungnya dan melahirkan dia dengan susah payah!" Omel Caroline.

Dario tetap pada pendiriannya. Caroline menahan tangan itu dengan segenap kekuatannya. Dia mengusap pipi dan rahang tegas suaminya.

"Ingat-ingat Honey, dia itu anak kita." Ujar Caroline.

Caroline membisikan sesuatu di telinga Dario. Bryan bisa melihat raut wajah ayahnya berubah, tidak seemosi tadi. Walaupun masih ada sedikit sisa emosi di wajah ayahnya.

"Jangan seperti itu lagi!" Ujar Caroline lembut.

"Kamu lihat anakmu itu!"

"Sebenarnya Bryan sudah mengatakannya padaku. Dua bulan yang lalu. Setelah dia berkelahi dia memanggilku ke apartment-nya. Mengenalkanku pada gadis itu dan mengakui semuanya di depanku. Dia berjanji padaku tidak akan melakukannya lagi."

"Dan kamu percaya?"

"Tidak juga. Aku yakin dia akan tetap mengerjakannya. Tapi, bukan untuk uang. Untuk mencari kebenaran."

"Tapi dia-"

"Kalau kamu tidak terlalu sering memeriksa account bank-nya dia tidak akan mengerjakan hal itu demi uang. Karena dia bisa membayarnya dari uang hasil pekerjaannya sebagai model."

Dario diam. Dia tidak bisa lagi menjawab istrinya. Caroline seperti sebuah racun dan seorang pawang yang bisa membuat dia tunduk dan luluh seketika. Bryan menatap kedua orang tuanya. Sampai suara pintu di belakangnya membuat Bryan terlonjak kaget dan berbalik ke arah pintu.

"Dad! Kenapa Dad menyuruh kak Fred, kak Mark dan Will untuk membawa kak Jessie!" Omel Chea.

Mendengar nama Jessica tersebut membuat Bryan menoleh menatap ayahnya penuh pertanyaan.

"Dad?" Panggil Bryan.

"Dia tidak bisa dan tidak boleh berada di dekatmu! Dia hanya membawamu kembali melakukan hal buruk."

Bryan langsung menatap ayahnya dengan kecewa. Bryan keluar dari ruangan itu dan berlari menuju ke parkiran. Dia melihat Fred dan Mark menarik paksa Jessica untuk keluar dari sekolah itu disaksikan oleh seluruh siswa di Sky School. Bryan semakin mempercepat larinya.

Beruntung, The Devils masih berusaha menghalangi anak buah Dario demi bisa menahan agar Jessica tidak dibawa pergi oleh mereka. Jessica menjerit-jerit ketakutan. Mengingat dia masih trauma pada kejadian di hotel sewaktu Bryan menemukannya.

"FRED!" Teriak Bryan.

"Lepaskan dia!" Titahnya.

Fred tetap menarik Jessica yang sudah sangat pucat dan ketakutan. Bryan menggeram saat melihat itu. Dia berlari dan menghajar William yang berdiri di depannya. Tidak berhasil dengan tinjuan, Bryan menendangnya dan melakukan segala upaya agar William menyingkir dari hadapannya.

Bryan tidak peduli lagi pada hal lain. Yang dia pedulikan adalah gadisnya. Bryan menyerang anak buah ayahnya dengan membabi buta.

"Lepaskan dia, Fred!"

"Maafkan saya, saya hanya mematuhi perintah Sir!"

Bryan murka dan menghajar Fred. Dia melihat Mark menarik Jessica dengan kasar. Bryan semakin bringas saja. Dia menghajar Fred secara bar-bar. Setelah yakin Fred tidak bisa bangkit lagi, Bryan mengejar Mark yang sudah sangat dekat dengan mobil ayahnya. Jessica yang berusaha melawan, entah bagaimana terjatuh. Jelas saja Bryan semakin panik.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang