85. Wanna Have You To Myself

7.9K 392 21
                                    

Bryan menjemput Jessica di Sky High. Seperti dugaannya, berita itu menjadi trending topik dan ramai dibicarakan oleh semua siswa. Sampai saat ini pihak Sky High masih mencaritahu siapa yang sudah menyebarkan berita itu. Bryan tersenyum miring. Dia cukup puas dengan hasil yang dia dapatkan.

"Bryan!" Suara panggilan itu membuat Bryan mendongakan kepalanya ke atas dan melihat Daverick sudah berdiri di atas sana.

Bukan hanya Daverick yang Bryan lihat, ayahnya, Lean, dan juga Nathan ada disana. Bryan melihat pamannya itu memberi tanda agar dia naik ke atas. Ke ruangan sang paman. Bryan mengangguk kecil. Dia melepaskan kacamatanya dan berjalan santai. Bryan memilih melewati koridor kelas Leon lalu, berjalan ke arah koridor kelas Jessica.

Bryan sengaja. Dia ingin sepupunya menjemput Jessica jika nanti dia belum selesai diintrogasi sang paman. Dia juga sengaja agar semua orang tahu dia ada di Sky High. Bryan melangkahkan kakinya ke dalam ruangan sang paman.

"Lama juga. Berputar-putar dulu?" Tanya Nathan.

"Sedikit. Aku merindukan sekolah ini," Bryan berbasa-basi.

Bryan mendudukan diri di sofa panjang yang ada disana. Dengan cepat Lean dan Nathan mendudukan diri di sebelah kanan dan kiri Bryan. Hal itu membuat Bryan diapit oleh mereka. Sementara Dario dan Daverick duduk di single sofa.

"Ada apa uncle?"

"Apa kamu sudah dengar berita di Sky High?"

"Berita apa?"

Keempat pria dewasa itu menghela kecil. Mereka tahu Bryan mendapatkan bayaran besar juga banyak piala penghargaan bukan hanya karena ketampanannya tetapi, bakat aktingnya yang luar biasa.

"Berita tentang, anak seangkatan Jessica."

"Siapa?"

"Vanesya Araihan Kellar, Zavinca Rebecca Arzan, dan Zenadine Alais Bernardy."

"Oh, mereka. Aku baru lihat beritanya di website Sky High. Kenapa?"

Daverick menghela berat. Dia bingung harus bagaimana menanyai keponakannya yang satu ini.

"Apa kamu yang melakukannya Bryan?" Ketiga pria dewasa disana terkejut saat Dario tanpa basa-basi langsung bertanya pada Bryan.

Mereka takut Bryan dan Dario bertengkar. Ayah dan anak yang mempunyai garis wajah serupa itu benar-benar sama-sama keras kepala, tidak mau mengalah, dan bersumbu pendek.

"Itu pertanyaan atau tuduhan?" Bryan balik bertanya.

"Kalau itu pertanyaan aku akan menjawabnya kalau itu tuduhan, maka silahkan tuduhkan apapun sesuka kalian. Aku menerimanya," ucap Bryan kelewat santai.

Bryan menunggu jawaban dari para orang dewasa itu. Bryan menarik senyumannya.

"Kalian sedang mengajukan tuduhan padaku. Jadi, aku tidak perlu menjawabnya. Kalau menurut kalian itu aku. Ya... aku tidak akan memberikan alasan apapun," ujar Bryan sembari melirik arlojinya.

"Aku mau menjemput Jessica dan pergi ke butik. Kalau dad dan uncle tidak keberatan tentu saja."

Daverick mengangguk. Menahan Bryan lebih lama juga tidak akan mendapatkan jawaban yang mereka mau. Mereka sebenarnya membenarkan apa yang Bryan katakan. Mereka memang menjatuhkan tuduhan pada Bryan. Mereka mengira Bryan yang melakukan itu bukan tanpa alasan, ketiga siswi yang beritanya kini tersebar itu pernah memiliki masalah dengan Jessica. Mereka berempat tahu sifat Dario sang ayah menurun dengan sangat kental pada anaknya, termasuk sifat untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti miliknya dengan hal yang lebih parah.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang