68. Sibling Goals

7.9K 400 9
                                    

Bryan melangkahkan kakinya menuju ke sebuah klub malam di Kanzpia. Dia memasukki klub itu dengan pakaian santai miliknya. Seperti biasa pesona seorang Bryan memang tidak pernah bisa ditolak siapapun termasuk para pengunjung dan penghibur yang menyelinap diantara pengunjung.

Bryan bukan kesini untuk melepas penat atau bersenang-senang. Bukan juga melampiaskan kegundahannya seperti dulu. Dia kesini dengan membawa satu tugas. Tugas itu adalah menemukan sepupunya dan menarik sepupunya pulang.

Mata biru Bryan berpendar di dalam suasana gelap. Dia menajamkan matanya demi mencari sosok yang harus dia bawa pulang. Dia sudah mencari ke beberapa klub dan tujuan terakhirnya adalah klub ini. Dugaan Bryan membawa kakinya melangkah masuk ke dalam klub ini. Benar saja! Sosok yang dicari Bryan tengah duduk di kursi bar dengan kepala menunduk.

"Rex..." Bryan memanggil sepupunya saat dia sudah berada di belakang sepupunya itu.

Rex. Bryan ditugaskan oleh keluarga besarnya untuk mencari dan membawa Rex pulang. Mereka tidak bisa menemukan Rex ditambah mereka juga sedang sibuk mencari Jacob yang melarikan diri dari Kanzpia. Jacob berhenti total dari kegiatan sekolahnya. Dia tidak pernah mengumpulkan tugas sekalipun guru sekolahnya mengirimi dia e-mail berisi tugas harian dan ujiannya.

Rex mengangkat kepalanya dan menoleh sejenak ke arah Bryan dia melirik saudaranya itu dan kembali menunduk.

"Ayo balik!" Ajak Bryan.

Rex menggeleng pelan. Dia malah menuangkan whiskey dari botol ke gelasnya. Bryan melihat itu dan menggeleng pelan.

"Rex..."

"Pulang aja kalau kakak mau pulang. Aku tetap disini."

"Jadi, kamu nggak mau pulang?"

Rex mengangguk. Bryan langsung mengangguk kecil.

"Give me a margarita, please!" Ujar Bryan sembari mendudukan dirinya di sebelah Rex.

Rex langsung menatap heran ke arah Bryan yang sedang tersenyum kecil ke arahnya.

"Kau tidak mau pulang, maka aku temani kau disini."

Rex baru saja mau protes jika Bryan tidak menyelanya dengan sedikit tepukan di bahu.

"Uncle Dave khawatir padamu. Keluarga kita tahu seberapa besar keinginan jalang-jalang disini untuk mendapat anak darimu. Mereka mau mendulang uang dengan anak-anak itu..." ucapan Bryan terhenti saat minuman pesanannya datang. Bryan menyesap minuman itu dan melanjutkan ucapannya.

"Jadi, jangan protes! dan biarkan aku disini menemanimu. Aku tidak memaksamu pulang dan aku hanya menemanimu saja. Mudah, kan?"

"Terserah kau saja!" Ujar Rex akhirnya.

Bryan mengangguk kecil. Dia mengirimkan sebuah pesan singkat ke ponsel ayahnya. Hanya sekedar memberitahu kalau dia sudah menemukan dan sedang bersama dengan Rex. Dia juga mengatakan pada ayahnya kalau dia akan tinggal untuk menemani saudaranya itu.

"Rex..." panggil Bryan.

"Hm?"

"Kamu... ek-hem..." Bryan berdeham kecil.

"Apaan?"

"Kamu nggak nemenin Xella?" Tanya Bryan hati-hati.

Rex menggeleng kecil. Dia meminum lagi minumannya. Bryan hanya mengangguk. Dia menyesap minumannya sambil memperhatikan sepupunya itu lekat-lekat. Dia tahu, sepupunya sedang gundah dan sedih seperti dirinya saat Jessica meninggalkan dia.

"Kau tahu, kau bisa sedikit membaginya kalau kau mau..." ujar Bryan.

Rex hanya menghela berat. Dia menenggak lagi minuman berwarna cokelat itu.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang