Spin-off New Years

7.5K 269 18
                                    

Central Castle, Vicel City, Central Kanzpia

December 31st, 7pm,

Bryan menggendong balita berusia satu tahun itu di tangannya. Sementara di sebelahnya, sang istri mendorong kereta bayi berisi dua bayi mungil. Bryan mengunjungi pamannya di istana. Sang paman tak lain adalah Aaron. Aaron memang di dapuk sebagai penasihat kerajaan. Bryan malas mengurus kerajaan itu. Dia mewariskannya kepada Samuel, putra pertamanya.

Karena itulah sampai saatnya nanti, untuk sementara kepemimpinan kerajaan itu di pegang oleh sang ayah dan sang paman. Sang paman lah yang harus rela tinggal di istana besar itu. Hari ini, semua kerabat kerajaan diundang untuk merayakan malam pergantian tahun.

"Astaga! Keponakanku lucu sekali!" Pekikkan penuh nada gemas itu membuat Bryan hanya bisa berpasrah dan membiarkan putranya digendong oleh sepupunya.

Bryan menoleh saat bahunya ditepuk pelan. Saudara-saudara sepupunya sudah ada disana.

"Datang dengan tiga anakmu?"

Bryan mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Jacob.

"Mana Francesca?" Bryan balik bertanya.

"Cesca sedang bersama neneknya,"

Bryan mengangguk. Dia berbincang sejenak sampai suara putranya yang menjerit membuat Bryan langsung refleks menoleh dan berlari kearah putranya.

"Vanya!" Bryan memanggil dengan agak keras.

Bryan menggendong putranya dan mengecup pipi tembam itu dengan sayang. Tangan Bryan langsung mengusap punggung putranya.

"Maaf. Aku tidak tahu kalau dia tidak suka keramaian,"

Bryan menghela kecil. Dia masih menenangkan putranya. Tatapan matany melembut dan dia menggeleng kecil.

"Tidak apa. Memang Samuel agak rewel jika dibawa ke tempat yang agak ramai," ujar Bryan.

Bryan mengajak saudara-saudaranya ke ruang makan. Beberapa kerabat mulai berdatangan. Bryan duduk di sebelah Jessica. Dia mencium puncak kepala istrinya sebelum duduk di kursi yang kosong. Si kembar ada di kamar dengan penjagaan dari Davin dan Noah.

"Samuel kenapa, Ryan?" Tanya Dario saat melihat wajah cucunya nampak merah.

"Habis menangis tadi. Tidak apa dad," ujar Bryan santai.

Bryan memangku putranya itu dan membiarkan anak berusia setahun itu bergerak-gerak dalam pangkuannya. Anak itu terus saja mengganggu Bryan membuat Bryan sedikit kesulitan menikmati makan malamnya.

"Sam mau?" Tanya Bryan.

"Au!" Ujar Samuel yang baru bisa bicara beberapa patah kata itu

Bryan langsung memotong spaghetti di piringnya dan memberikannya pada Samuel.

"Enak?" Tanya Bryan lagi.

"Nak!"

Bryan terkekeh begitu pula orang-orang di ruang makan itu. Bryan mencium gemas pipi putranya. Dia membiarkan anak itu mengambil satu helai spaghetti dari piringnya dan memegang spaghetti itu dengan tangan gembulnya.

"Gi! Gi!" Ujarnya pada Bryan.

"Iya, sayang. Kamu boleh memakannya. Tapi, pelan-pelan," ujar Bryan.

Setelah selesai dengan makan malam, Bryan membersihkan tangan Samuel dengan serbet makannya. Dia juga membersihkan mulut Samuel. Mereka berpindah ke ruang keluarga. Saat itu Samuel mengulurkan tangannya ke arah sang kakek meminta kakeknya menggendongnya.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang