12. Sleep Tight, Son!

12K 516 27
                                    

"Rex akan baik-baik saja. Aku tidak akan mengizinkan keponakanku datang kesini tanpa izinmu!"

Daverick tersentak saat mendengar ucapan itu. Terlebih dia seperti merasakan kakaknya sedang merangkul bahunya. Tanpa Daverick sadari dia menangis disana.

"Daddy..." Vannya memanggil ayahnya dan memeluknya erat. Sangat erat.

Bryan menoleh sedikit dan tersenyum kecil. Siapa sangka, kejadian yang menimpanya belum lama ini membuat dia bertemu dengan kedua kakaknya? Tapi, Bryan bersyukur dia bisa melihat sosok kedua kakaknya yang selalu melindunginya.

"Ryan mau makan dulu. Dad dan Mom mau ikut makan?" Ajak Bryan.

"Tidak usah. Kamu makan duluan saja." Ujar Caroline. Mereka lebih memilih menunggu Rex di dekat kamar anak itu.

Bryan duduk dan memakan makan malamnya. Dia juga membeli beberapa camilan untuk adik-adiknya. Bryan yakin mereka belum makan. Bryan duduk di koridor bersama adik-adiknya.

"Nih. Makan dulu. Biar bagaimanapun kalian harus makan biar bisa kuat jagain Rex." Ujar Bryan.

The Devils memakan kue cokelat yang Bryan beli. Bryan juga ikut memakan kue cokelat itu bersama adik-adiknya. Baru lima gigitan kecil dan dia terdiam. Dia memberikan kue itu pada Chea.

"Kak?" Panggil Chea membuat semua orang di koridor itu menoleh.

Bryan berdiri dan terbatuk kecil. Dia beranjak untuk mengambil air dan meminumnya dengan rakus.

'Masih terasa aneh...' pikir Bryan saat dia selesai meminum air mineral di tangannya.

Bryan kembali terbatuk kecil. Dia memilih menemui Kanato. Mungkin dia akan bertanya pada Kanato apa yang terjadi padanya. Bryan berjalan dan merasakan napasnya memberat. Seperti sesuatu sedang menutup tenggorokannya dan membuatnya tidak bisa menghirup udara. Bryan ingin memanggil ayahnya tapi, pandangan matanya terlebih dulu memburam dan menggelap.

Brukk!

Suara sesuatu terjatuh membuat semua yang menunggu di koridor menoleh ke asal suara. Mata Dario terbelalak saat melihat Bryan terbaring di lantai rumah sakit. Dengan segera Dario berlari ke arah Bryan dan mengangkat anak itu ke pangkuannya. Dia memeriksa deru napas Bryan dengan meletakan jari telunjuknya di depan hidung putranya.

"Ck!" Dario mendecak. Dia langsung menggendong Bryan di bahunya. Sebelah tangannya mengambil ponselnya dan menghubungi Kanato. Dia menyuruh Kanato untuk menyiapkan kamar dan bersiap di kamar itu.

Kamar VIP berjarak dua kamar dari kamar Rex di buka. Bryan dibaringkan di ranjang pasien oleh Dario.

"Kenapa lagi dia?" Tanya Kanato sambil memeriksa Bryan.

Dia terkejut mendapati deru napas Bryan yang lemah. Kanato membuka mulut Bryan dan langsung memasukan selang pernapasan yang sudah dia siapkan.

"Dia itu memiliki alergi akut tapi, memakan benda yang memicu alerginya!" Gerutu Kanato.

Dario mengernyit heran. Dia memikirkan apa yang putranya makan.

"Berapa lama waktu bagi alergen menyebabkan alerginya kambuh?"

"Paling lambat lima menit. Tapi, tergantung pada kondisi tubuh orang itu juga..."

Lima menit. Dario memikirkan apa yang dimakan Bryan dalam kurun waktu lima menit yang lalu? Tidak mungkin berasal dari makan malamnya karena, Bryan sudah selesai makan malam sekitar setengah jam yang lalu.

[KDS #3] Ma Belle CibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang